CHAPTER 2

1029 Words
Sebuah mobil sport berhenti tepat di depan cafe, seorang pria tampan turun dan langsung menjadi pusat perhatian orang-orang yang berada di sekitarnya. Pria tampan itu berjalan mengitari mobilnya dan membukakan pintu untuk seseorang. Sebuah kaki jenjang, terlihat menuruni mobil. Sosok wanita keluar dari mobil dengan anggun nya. Semua orang terpana, betapa cantik, menawan dan berkelas sosok wanita tersebut. Adapun tatapan sirik dan benci ketika melihat sosok wanita itu. Tak ingin melewatkan moment yang langkah, semuanya memotret dan memvideokan sosok pasangan kekasih tersebut. Siapa lagi kalau bukan Jordan dan Ariana.  Jordan memeluk pinggang Ariana dengan posesif berjalan memasuki cafe itu. Mereka duduk dan memesan makanan untuk mereka. "Maaf, bolehkah aku meminta tanda tangan dan foto anda Nona Ariana." ucap pelayan tersebut menyodorkan sebuah buku dengan kepala tertunduk.  Ariana tersenyum dan mengambil buku tersebut sambil berkata, "Tentu." Wajah pelayan itu langsung membinar, segera ia keluarkan ponselnya juga dan berpose. "Terima kasih Nona." setelah itu pelayan tersebut pergi untuk melanjutkan pekerjaannya.  "Lihatlah, padahal ada aku disini. Tapi pelayan wanita itu malah terpesona denganmu bukan denganku." Ariana tertawa kecil melihat Jordan yang tengah cemburu dengannya. "Tentu saja, siapa yang tidak terpesona denganku? bahkan dirimu sendiri tidak bisa menolak dan jatuh pada pesonaku." tandas Ariana.  "Benar, aku sudah jatuh terlalu dalam pada pesonamu." meraih kedua tangan Ariana, mencium jemari mungil itu dengan penuh cinta. Ariana tersenyum mendengar pernyataan itu. "Dan aku mencintaimu."  Hati Ariana bergetar mendengar ungkapan cinta dari Jordan. Ah, betapa beruntung dan indahnya kehidupannya saat ini. Memiliki paras cantik dan body yang perfect, terlahir dari keluarga yang terpandang dan kaya serta memiliki kekasih yang tampan juga kaya serta mencintainya. Mungkin ini adalah hasil dari karma baik dari kehidupan sebelumnya, sebelum dirinya menjadi sosok Ariana Groce. "Bagiamana semalam, apakah kamu berhasil bermalam dengannya?" "Tentu saja, kamu harus merasakannya. Permainannya di atas ranjang begitu panas dan liar. Kamu akan merasakan klimaks yang bertubi-tubi hingga dirimu tidak bisa sanggup lagi untuk bertahan." "Segitu hebatnya dia? Aku jadi ingin merasakannya. Hanya mendengar ceritamu saja, milikku sudah basah. Tapi untuk merasakannya itu sangatlah susah. Hanya orang terpilih dan beruntung saja bisa menjadi penghangat tidurnya." "Tenang, malam ini ada party yang di selenggarakan oleh desainer terkenal di salah satu klub mewah. Aku akan membawamu bersamaku dan tentunya pria itu akan hadir disana. Itu kesempatan bagimu untuk merasakannya. Tidak hanya kenikmatan yang kamu dapatkan akan tetapi imbalan yang begitu besar. Oh... tidak ada yang memuaskan gairahku seperti dirinya. Walaupun hanya satu malam aku akan selalu mengingatnya bahkan sepertinya dia akan menjadi fantasiku saat berhubungan dengan pria lain."    Ariana yang tidak sengaja mendengar percakapan kedua wanita itu, dirinya bergidik ngeri serta merasa jijik. Di dalam pikirannya, apakah wanita itu tidak ada rasa malu menceritakan hubungan seksualnya? Dan juga melakukan hubungan satu malam dengan pria yang tidak dikenal, tidakkah takut terjangkit penyakit mematikan itu.  Tidak ingin memikirkannya lagi, wanita itu menyodorkan ponselnya kepada Jordan. Pria itu yang sudah mengerti langsung mengambil ponsel dari Ariana dan memfotonya. Beberapa gambar di ambil dengan pose yang berbeda setelah itu Ariana memilihnya dan dengan sentuhan sedikit efek dari fitur. Foto tersebut sudah terupload di ** milik selebgram itu.  Senyum merekah di wajah wanita cantik itu, tidak sampai satu menit foto hasil uploadnya sudah mau mencapai satu juta like. Puas dengan hasilnya, Ariana beranjak dari tempat duduknya, mengambil tas mahalnya. "Ayo balik, waktu jam makan siang kamu sudah habis." "It's okay honey, aku bisa menunda..." "No Jordan, kamu itu adalah Ceo. Dan sebagai pemimpin, kamu harus memberikan contoh yang baik kepada karyawanmu yaitu mengikuti peraturan yang sudah kamu buat sendiri. Salah satunya harus kembali bekerja tepat waktu setelah jam makan siang usai." Dengan lunglai Jordan berdiri. Jika sudah berkaitan dengan pekerjaan, jangan harap ia bisa membantah perkataan Ariana karena pria itu sangat tahu watak kekasihnya ini. Ariana sangat tidak suka dia menunda pekerjaannya mungkin karena itu ia bisa menjadi sesukses ini.  "Baiklah honey." Memeluk pinggang kekasihnya berjalan keluar dari cafe itu. Sesampai di depan gedung apartemen Ariana. Sebelum kekasihnya turun, tangan pria itu sudah menahannya. "Malam ini aku lembur, jangan menungguku pulang. Aku akan menginap di kantor."  Ariana diam, menatap wajah Jordan sebentar sebelum dia menganggukkan kepalanya. "Jangan terlalu memaksa, aku tidak ingin kamu jatuh sakit karena terlalu kelelahan mengurus perusahaan." Mengusap wajah Jordan dengan lembut lalu mencium bibir pria itu, setelah itu segera turun dari mobil sang kekasih.  Jordan menatap sang kekasih memasuki gedung hingga sosok itu menghilang dari pandangannya. "Maafkan aku." gumam Jordan dengan wajah sendu kemudian menjalankan mobilnya meninggalkan gedung tersebut.  Ariana memasuki lobby mewah dan sesekali melemparkan senyum kepada beberapa pegawai yang bekerja. Memasuki lift khusus dan menekan angka paling besar dari semua deretan angka yang tertera pada lift tersebut. Ya, lift ini khusus hanya untuk penghuni yang menetap di lantai teratas. Para penghuni penthouse pastinya.  Sampai di penthousenya, Arian langsung melempar tasnya sembarangan lalu melepas semua aksesoris di badannya. Setelah itu memasuki kamar mandi mewahnya dan melepas gaunnya. Membiarkan gaunnya tergelatak di lantai, berjalan menuju bathup yang sudah disediakan oleh maidnya. Air yang sudah di atur sesuai dengan suhu tubuhnya dengan campuran aroma lavender, aroma kesukaannya menyatu menjadi satu, sangat nyaman dan menenangkan tubuh dan pikirannya. Hingga, suara ketukan pintu menganggunya. "Ada apa?" "Maaf Nona, ada panggilan untuk anda?" "Masuklah."  Maid tersebut masuk dan menempelkan ponselnya pada telinganya. "Halo." "Ariana, kenapa lama kali menjawab panggilanku?" Ariana sedikit menjauhkan telinganya dari ponsel tersebut.   "Maafkan aku Keisha, diriku sedang berendam. Ada apa menelponku?" "Kamu tidak lupa dengan pesta malam ini kan, jangan bilang kamu lupa?"  "Hmm... aku tidak lupa."  "Baguslah, dandan yang cantik dan sexy. Ku dengar pesta ini di adakan begitu megah dan banyak orang-orang penting yang akan hadir."  "Hmm... kapan aku tampil buruk?" Terdengar suara tawa Keisha.  "Baiklah Ana, sampai jumpa di sana. Bye.." setelah itu panggilan terputus.  "Hubungi Sally." perintah Ariana kepada maidnya. Tidak sampai nada dering kedua, panggilan tersebut sudah terangkat. "Ada apa Ana?"  "Kenapa kamu tidak mengatakan padaku bahwa malam ini ada pesta yang harus ku hadiri?"  "Pesta? Tunggu sebentar." Dengan tenang Ariana menunggu dan tak sampai dua menit terdengar pekikkan suara dari Sally. "OH MY GOD! Maafkan aku Ana, malam ini kamu memang memiliki undangan ke sebuah pesta."  "Siapa dan di mana acara tersebut?" "...." "Hmm... baiklah. Jangan ulangi kesalahanmu lagi, kali ini aku maafkan." 
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD