CHAPTER 1

982 Words
Seorang wanita tertidur pulasnya di kasur empuknya dengan posisi anggun. Alarm beker berbunyi, membangunkan wanita tersebut dari alam mimpinya. Wanita itu terbangun dengan elegannya, wajah cantiknya terpancar secara alami tanpa polesan make up. Turun dari kasur berjalan menuju kamar mandi, melihat pantulan dirinya di depan cermin membuat wanita itu tersenyum. Memulai membasuh wajah cantiknya dengan air lalu mengambil facial foam dan dituangkan secukupnya pada telapak tangan kemudian digosokan secara perlahan pada wajahnya dengan gerakan memutar dan pijat dari bagian tengah wajah dengan arah ke atas lalu ke pipi dan dagu. Setelah itu membilas dengan air dingin secara perlahan hingga wajah bersih lalu mengeringkannya menggunakan handuk bersih dengan cara menepuk-nepuknya dengan lembut. Kini wajah cantik wanita itu terlihat segar dan bersih sempurna. "Oke, done!" jerit wanita yang sedari tadi sibuk dengan kameranya memvideokan dirinya. "Well done, Ariana. Sekarang tinggal aku edit videonya, habis itu kamu upload di instagrammu." ujar wanita yang bernama Calia Mugler, seorang editor terkenal sekaligus sahabat dari wanita cantik berprofesi selebgram yang tengah berbaring sambil memainkan ponselnya. Yah, selebrgam cantik itu adalah Ariana Gorce. Ariana merupaka selebgram terkenal, hampir seluruh dunia mengenal wanita cantik ini. Bukan hanya karena dia seorang selebgram saja, membuatnya menjadi sorotan dunia tetapi wanita cantik ini merupakan putri tunggal dari pasangan pembisnis terkenal. Tak hanya itu, kehidupan asmaranya juga merupakan sorotan utama. Seluruh pria yang ada di dunia harus merelakan wanita cantik ini bersama pria yang sudah meyandang status sebagai kekasihnya. Pria tampan, kaya merupakan ceo muda dari sebuah perusahaan yang sedang berkembang menuju perusahan besar untuk memasuki deretan pembisnis dunia bernama Jordan Stork. "Send." suara keyboard terdengar keras  ketika Calia menekan tombol keyboard tersebut. Ariana mengupload video tersebut di akun instagramnya, tak lupa memberikan caption. "Jangan lupa, gunakan facial foam dari Secret Care agar kulitmu tampak bersih dari bersinar di pagi hari." itulah kalimat yang ditulis Ariana sambil memberi hastag dan tag kepada brand yang mengendorsenya. Baru saja di upload, bunyi notifikasi dari akun instanya terus berbunyi tanpa henti. "Gila! Dalam hitungan menit, produk yang kamu promosikan sudah sold out!" "Itu sudah biasa." ujar Ariana sambil menampilkan senyum cantiknya. "Tentu saja, dipromosikan oleh selebgram dunia. Apa sih yang tidak laku, coba sebutkan?" "Kamu yang tidak laku, jika aku promosikan dirimu." canda Ariana yang langsung di elak oleh Calia dengan berteriak "Tidak perlu kamu promosikan diriku, aku sudah sold out!" "Yah... yah... Aku pergi dulu. Dah Calia macchiatoku, jangan rindu aku baby." Balas Ariana mengambil kunci mobil yang berada di atas meja lalu berjalan menuju pintu kamar. "Kamu mau kemana?" "Biasa, ketemu my future hubby!" Jawab Ariana yang mendapat muntahan dari Calia mendengar wanita itu menyebut sang kekasih dengan sebutan itu. Ariana tertawa melihat wajah jijik dari sahabatnya. "Kudoakan semoga kalian cepat putus!" Teriak Calia yang masih di dengar oleh Ariana sebelum pintu kamarnya tertutup rapat. Ariana tidak menggubris perkataan Calia, ia tahu Calia tidak menyukai Jordan. Calia mengatakan bahwa Jordan bukanlah pria yang baik dan hanya ingin memanfaatkannya. Ariana  hanya mendengar saja pendapat Calia terhadap Jordan karena yang menjalin hubungan dan mengenal baik Jordan dirinya. Ada satu perkataan Calia yang membuat Ariana marah dan tidak percaya dengan apa yang di katakan oleh sahabatnya itu. Calia mengatakan bahwa Jordan berselingkuh dengan Tiffany yang merupakan sahabat mereka juga. Saking tidak sukanya dengan Jordan, ia menuduh pria itu bermain api di belakangnya dengan sahabat sendiri.  Kedekatan Jordan dan Tiffany memang begitu dekat dikarenakan Tiffany merupakan sekretarisnya. Jadi Ariana tidak akan cemburu kepada mereka dan memilih percaya dengan kekasihnya yang mengatakan bahwa mereka hanya sebatas rekan kerja dan sahabat.  Ariana memasuki perusahaan kekasihnya, semua memandang takjub dan iri padanya. Ada juga yang diam-diam memfotonya untuk mengikuti stylish, trendy dan fashionable dari seorang Ariana Gorce. Memasuki lift dan menekan nomor lantai paling atas, setelah sampai Ariana keluar dan melihat meja sekretaris kosong. Tak banyak pikir Ariana langsung berjalan menuju ruangan Jordan. Tanpa mengetu pintu, Ariana langsung membuka pintu ruangan itu.  "Hei Honey, kamu datang. Kenapa tidak mengabariku?" tanya Jordan yang tampak sedikit gugup. Ariana mengernyit melihat penampilan sang kekasih dari atas sampai bawah, Jordan terlihat berantakkan. "Hai Ariana, aku melihat postingan terbarumu tadi. Selamat ya, apapun yang dipakai olehmu selalu habis terjual." ucap Tiffany mengalihkan pandangan Ariana dari Jordan terhadapnya. "Terima kasih." Balas Ariana berjalan menghampiri Jordan. Jordan merasa cemas, takut dan gelisah ketika Ariana mendekatinya. "Kenapa pakaianmu sangat tidak rapi? Ingat dirimu itu CEO dan sebagai pemimpin harus berpenampilan rapi, menarik." "Hmmm... makasih honey." Ucap Jordan mendekatkan wajahnya memberikan ciuman di bibir Ariana. Ketika Jordan ingin melepas pangutan bibir mereka, Ariana menahan tengkuk Jordan dan memperdalam ciuman mereka hingga pria itu terhanyut dalam buaian, melupakan bahwa ada manusia lain di dalam ruangan ini. Tiffany mengepalkan tangannya kuat-kuat, menahan amarah kian memuncak melihat jelas betapa Ariana sengaja memperlihatkan kemesraan dirinya dan Jordan di hadapannya. Merasa tangan Jordan bergerak perlahan menyusuri dalam blouse Ariana. Dengan cepat Ariana menghentikan kegiatan sang kekasih sebelum dirinya ikut terhanyut dalam kenikmatan yang diberikan Jordan. "Stop Jordan, disini masih ada Tiffany. Lihatlah wajahnya sudah memerah melihat kegiatan kita." Wajah Jordan seketika berubah, tubuhnya menegang. Lupa bahwa di ruangan ini bukan hanya mereka berdua saja. "Maaf ya Tiff, Jordan selalu begitu ketika sudah bersamaku. Ia selalu melupakan situasi dan kondisi ketika ingin bermesraan denganku. Ia kan baby?" "I... iya honey." Jawab Jordan gugup sambil melirik sekilas ke arah Tiffany. "Dia seperti ini karena mencintaiku, ya kan baby?" "Iya honey, aku mencintaimu." "Dan hanya akan menjadi milik seorang Ariana Gorce, benar tidak?" Jordan tertawa geli, mengetahui Ariana sedang dilanda rasa cemburu dan ingin menekankan secara tegas bahwa dirinya milik wanita ini. "Benar honey." Jawab Jordan sambil mencubit pipi tembem kekasihnya karena merasa gemas. Tiffany berusaha menetralkan wajahnya dengan memasang senyum turut bahagia mendengar pengakuan dari Jordan. "Kalian memang pasangan yang sempurna, membuatku menginginkan pria seperti Jordan." Ariana menatap berang Tiffany ketika wanita itu mengatakan ingin pria seperti Jordan. "Bercanda doang Ana, kalau begitu aku pamit dulu." Sambil memberi senyuman palsu ketika dirinya sudah membelangkangi mereka, wajah Tiffany langsung berubah menjadi datar dan dingin sambil berjalan keluar dari ruangan itu.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD