1. Pesta Pernikahan

1509 Words
Ballroom Astronomic Hotel yang telah didekorasi sangat indah ini, dipenuhi dengan berbagai wajah-wajah bahagia, undangan tidak terlalu banyak tapi isinya semua orang kalangan atas yang sibuk memamerkan pakaian dan juga perhiasannya, tak hanya itu awak media juga ada beberapa yang diundang untuk meliput momen kebahagiaan yang tercipta antara dua insan berbahagia. Semuanya sangat menarik karena kisah cinta gadis penjual permen yang menikah dengan pria kaya raya sedang berlangsung. Argadiatma Erlangga, laki-laki yang bervisual sangat menarik perhatian, pengusaha muda ternama yang sering masuk majalah bisnis dalam dan luar negeri, prestasinya tak perlu diragukan lagi. Dia menikah dengan seorang biasa saja yang latar belakangnya masih sangat dirahasiakan. Banyak yang sudah mengorek informasi tapi hasilnya nihil dan berita yang tersebar juga kebanyakan berita palsu. Arjaneza Kharismasya, hanya itu informasi dasar yang diketahui banyak orang, yang kabarnya dia adalah pekerja paruh waktu di sebuah caffee yang sering dikunjungi oleh Arga, dan tentu saja cerita ini bohong. Banyak cerita diluar sana yang membuat mereka terkekeh sendiri saat membacanya. Percayalah semuanya itu hanya fiktif dari penjual berita saja agar laman mereka mendapatkan klik yang banyak. Mereka menikah, tanpa paksaan dari keduabelah pihak, catatan pernikahan resmi dicatat oleh negara, tapi semuanya adalah palsu, ini yang belum diketahui oleh orang lain termasuk keluarga mereka. Catatan tentang kontrak pernikahan ini hanya diketahui oleh pengacara dan mereka berdua saja. Secepat kilat acara ini diadakan, apa yang diimpikan oleh Jane untuk konsep pernikahan impiannya bisa dengan mudah diwujudkan oleh Arga, tidak sampai satu bulan, semuanya bisa terwujud dengan sendirinya. Ini benar-benar berkah yang luar biasa baginya. Jika ini mimpi maka Jane tidak akan mau bangun dengan cepat, karena menikah dengan Arga adalah salah satu mimpinya! *** Tak hentinya wajah Jane tersenyum bahagia, menyapa para tamu undangan yang memberikan ucapan selamat atas pernikahan mereka. Keluarga Jane dan juga tentunya keluarga besar Hutsin Erlangga berkumpul diruangan megah ini. Jane merasa dia seperti masuk kedalam alur cerita Novel yang sering dibuatnya. Indah ... dan sangat romantis tentunya. "Apa kau bisa tersenyum sedikit dipertunjukan kita ini suamiku?" Bisik Jane ke telinga Arga yang kini telah menjadi suaminya. Arga hanya tersenyum simpul dan menganggukan kepalanya, menyetujui ucapan Jane barusan. Argadiatma Erlangga, laki-laki yang tiba-tiba menghampiri Jane dan mengajaknya menikah saat Jane diputuskan oleh pacarnya sebulan yang lalu adalah seorang yang bukan menjadi tumbal keluarga untuk melakukan pernikahan bisnis. Dia memiliki usahanya sendiri dibidang jaringan perhotelan internasional, Astronomic, karena itulah orang tuanya tidak bisa memaksanya untuk terkurung dalam sebuah perjodohan bisnis seperti kedua saudaranya. Dia berhak memilih pasangannya sendiri, dan saat itu dia memilih Jane, wanita yang dibutuhkannya saat itu. "Selamat ya Ga! Akhirnya lo nikah juga." Ucap Fredo kepada Arga, mereka sangat akrab, Fredo adalah teman Arga dari kecil sampai sekarang ,tetapi untuk beberapa tahun belakangan mereka sama-sama disibukkan dengan kegiatan bisnis mereka masing-masing. "Jane, kuserahkan bocah ingusan ini kepadamu!" Fredo berbicara dengan menggebu-gebu. Jane hanya tersenyum mendengarnya, tentu saja dia sangat bahagia dengan ucapan yang diberikan oleh teman Arga ini. Waktu terasa cepat berlalu, Jane sudah merasakan sedikit demi sedikit wajahnya yang dipakai untuk tersenyum mulai keram, tapi dia berusaha untuk tampil maksimal diacara 'Pernikahan kontrak'-nya ini. "Jika kau selalu tersenyum seperti itu, mungkin saat pulang kerumah wajahmu menjadi sangat kaku." Bisik Arga pada Jane sambil tersenyum ketika menyapa tamu yang datang. "Suamiku, bukankah ada kamu yang nantinya bisa menghilangkan kekakuan wajahku?" Ucapan jane terdengar seperti menggoda Arga, membuat Arga merasa agak sedikit tidak suka. "Ingat, kita dalam perjanjian. Apapun yang akan terjadi setelah ini, semuanya sudah tertulis di kontrak. Jangan sampai kau melampauinya." ucapnya sambil berbisik. "Ya, aku akan selalu mengingat isinya, isi yang paling penting bahwa kita tidak boleh melampaui privasi masing-masing." Jawab Jane sambil mengikuti langkah Arga yang masih sibuk menyapa tamu-tamu pentingnya. "Bagus. Kau harus tau batasanmu." Smirk smile ala Arga membuat Jane sedikit kesal. Dia merasa saat ini benar-benar berada seperti di novel yang dia karang. Suatu saat nanti kontrak ini hanya sebuah kertas dan akhirnya mereka bisa hidup bahagia dengan kata penyatu yaitu 'cinta'. Jika memikirkan ini Jane lebih bersemangat untuk terus tersenyum diacara pernikahannya ini. *** Sebelum memasuki pelaminan Jane memang mendengar bisik-bisik dari beberapa wanita "penikmat" calon suaminya, bahwa mereka mengatakan Jane yang mengejar Arga hingga akhirnya Arga mau menikah dengannya. Arga sebenarnya dikenal dengan laki-laki yang dekat dengan dunia malam dan wanita-wanita yang cantik. Jane sudah mengetahuinya, tapi dia tetap menerima Arga menjadi suaminya, karena Jane selalu bermimpi bahwa cerita yang dikarangnya sangat mirip dengan hidupnya saat ini. 'Biar saja orang mau berkata apa, bukankah mereka iri denganku karena aku yang menjadi istrinya Arga saat ini.' Batin Jane. Bisikan itu semakin nyata saat Jane akan melangkah masuk ke ballroom tempat mereka pesta. Beberapa dari mereka berbisik yang terdengar bukan berbisik, mereka bergosip sesama mereka bahwa Jane saat ini tengah hamil, ucapan ini yang membuat Jane menatap sinis para gossipper itu. 'Mereka perlu diberi pelajaran.' Batin Jane sambil tersenyum menatap mereka. Cerita ini akan segera bermula dan ini baru awalnya. *** Acara berikutnya adalah pemotongan kue, dan ini membuat Jane makin senyum-senyum sendiri. Arga dan dia memotong kue itu diiringi dengan tepuk tangan dari yang hadir. Pesta ini sangat meriah. Benar-benar seperti impian semua gadis-gadis yang ingin mendapatkan pangeran tampan. Jane merasa bahwa kisah candy girl itu benar nyatanya. Saat ini dia merasa menjadi candy girl yang menikahi pangeran tampan. "Jane, selamat ya atas pernikahanmu. Aku senang sekali mendengarnya." Clara, teman Jane memeluknya dengan sangat kuat dan diperhatikan oleh Arga dengan senyum yang sulit diartikan, tapi lebih kepada senyuman mengejek. "Makasih loh ya udah dateng. Kita foto dulu yuk!" Ucap Jane, semakin membuat Arga ingin muntah mendengarnya. 'Apa-apaan dia? Bukankah tahun depan dia akan segera menjadi janda? Kenapa harus sebegitu senangnya dengan pernikahan palsu.' Batin Arga sambil melihat kelakuan kekanakan 'istrinya'. "Ga, ayo sini kita foto dulu." Jane menarik tangan Arga seolah mereka memang menikah dengan kata Cinta. Demi melanjutkan skenarionya agar terlihat lebih alami dan terlihat nyata Arga mendekatinya lalu ikut berswafoto dengan mereka. Foto yang ditangkap sangat bagus, senyum mereka sangat alami, dan satu lagi foto yang diambil diam-diam oleh Clara menangkap gambar mereka berdua yang sedang tertawa sangat bahagia. Jane mungkin kurang sensitif dengan perilaku Arga yang terlihat seperti terpaksa, tapi Clara bisa melihatnya bahwa ada hal lain yang mengganjal antara mereka berdua, namun tidak mungkin Clara mengatakan itu saat momen bahagia sahabatnya sedangkan foto yang diambilnya barusan memperlihatkan dengan jelas momen kebahagiaan mereka, tapi walau begitu Clara mendapatkan hal yang masih mengganjal dihatinya. Semakin malam acara semakin lama juga Jane berdiri dengan sepatu hak tingginya. Dia yang terbiasa hanya mengenakan sneakers ataupun flat shoes, mulai merasa tidak nyaman saat menyapa para tamu undangannya. Arga menyadari hal itu, tapi dia malas untuk sekedar memberikan perhatian kepada Jane yang telah menjadi istri sahnya itu. "Suamiku, bisa kau temani aku dulu kesana?" Jane menunjuk pojok ruangan. "Ayo." Arga membantu Jane kesana untuk duduk sebentar dengan sedikit terpaksa demi aktingnya terlihat baik, tapi tentu saja didalam hati dia malas memperlakukan Jane seperti istri yang sesungguhnya. Lagi-lagi demi kelihatan natural dan alami, dia melakukannya juga. Setelah Jane duduk, Arga meninggalkannya dan saat itu juga ada seorang wanita dengan gaun indah bewarna merah, wajah yang sangat cantik, kaki jenjang yang terlihat karena dress panjang itu terbelah sampai ke pangkal paha, membuat semua mata tertuju padanya. Jane juga sangat mengagumi kesempurnaan wanita itu. Dia datang sendiri dan terlihat mencari seseorang. Kemudian dia tersenyum lalu detik berikutnya dia berjalan dengan pasti menghampiri seseorang yang Jane tahu benar dia adalah suaminya, Arga! "Arga, apa kau sangat kecewa denganku? Aku pergi berharap kau akan datang menjemputku tapi, kau memberikanku kejutan ini?"  Arga mematung ditempatnya, Jane melihatnya dari kejauhan. 'Drama akan dimulai.' Batin Jane. 'Ini persis cerita novel dan drama'. Jane kemudian mengeluarkan senyum miringnya. Seakan dia tau apa yang akan terjadi detik berikutnya, kemudian dengan cepat dia berjalan menuju suaminya. 'Dia tidak boleh merusak pernikahan ini.' Batin Jane lagi sambil berjalan setengah berlari, ‘Tidak kau tidak boleh merusak momen bahagiaku!’ Ucap Jane dengan bersemangat dalam hati. "Aku sangat merindukanmu Honey." Wanita itu kemudian makin mendekatkan jarak antara mereka, Arga menatapnya dengan pandangan yang sulit diartikan, detik berikutnya, sebelum banyak orang yang memerhatikan kejadian ini Jane berusaha secepatnya untuk datang diwaktu yang tepat ditempat mereka. "Suamiku, apa dia yang kau ceritakan padaku sebelum kita menikah?" Jane lebih dulu berdiri disamping Arga dengan berupaya untuk mengatur nafasnya dan kemudian tersenyum kepadanya. Improvisasi! "Ya ... ya ..." Arga menjawab dengan terbata, lidahnya kelu, dia juga sebenarnya merindukan sosok yang ada dihadapannya, Mareta Indira. Wanitanya, wanita yang berhasil memporak-porandakan kehidupan dan juga hatinya hampir sepuluh tahun yang lalu. "Jane, Istri Arga." Jane mengulurkan tangan pada wanita itu. Jane tahu betul ini adalah situasi yang sangat janggal, tapi dia harus membuat acara ini tidak rusak dengan segala cara. "Indira." Jawabnya singkat, tapi matanya penuh sirat menatap Arga. "Senang berkenalan denganmu Nona Indira." Sahut Jane kemudian. "Suamiku, ayo kita menyapa tamu yang lain." Lalu, Jane menggandeng suaminya membalikkan badan meninggalkan Indira. Indira yang mendapatkan perlakuan seperti itu segera berjalan meninggalkan ruangan ini, sesaat walau hanya sesaat, Arga melihatnya hilang dibalik kerumunan tamunya. 'Jane, kau berhasil menanganinya!' Jane girang dalam hati, senyumnya saat ini penuh kemenangan. ***
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD