bc

My Sugarboo

book_age18+
237
FOLLOW
1.3K
READ
teacherxstudent
independent
self-improved
sweet
campus
intersex
love at the first sight
teacher
like
intro-logo
Blurb

Ketemu di Tinder dan akhirnya pacaran. Ya, pacaran tanpa bertemu secara langsung bisa disebut sebagai pacar online.

Karla kaget saat melihat Nat ada di tempat itu. Dan tak cuma sekedar ketemu, cowok yang ia kira seorang programmer itu ternyata dosen salah satu mata kuliahnya. Dengan sigap, Karla meminta putus.

Apa yang dilakukan Nat? Apakah hubungan mereka selama ini memang sekedar penghibur dari rasa kesepian?

Stay to read #MySugarboo

chap-preview
Free preview
~ketemu~
Universitas Indonesia adalah kampus yang memiliki program ekstensi yang ditujukan untuk mahasiswa diploma yang ingin melanjutkan pendidikan ke jenjang sarjana. Biasanya, mahasiswa ekstensi menghabiskan waktu siang dengan bekerja dan waktu malam dengan kuliah. Makanya mereka memplesetkan perkuliahan itu sebagai bimbingan belajar. Karla sampai di gedung Fasilkom dengan wajah berkeringat. Perjuangan di gerbong wanita KRL sangat menguras jiwa dan raga. Dia bergegas ke toilet untuk mencuci wajahnya dan gosok gigi. Toilet itu berada di gedung A yang dekat dengan parkiran. Setelah libur panjang sekian bulan, akhirnya dia memasuki semester 2. Argh, semoga kali ini keberuntungan berpihak padanya. Jangan sampai ada air mata penderitaan di semester ini. Setelah memastikan diri rapih, dia bergegas keluar dan berpapasan dengan Rere. Rere tampak lebih acak adul. Dan dia kelihatan lelah setelah seharian bekerja. “Tungguin ya, Kar. Gue mau pipis bentar!” “Iya. Lo jadi ngambil mata kuliah Struktur Data?”tanya Karla sembari menunggu di kursi tunggu depan toilet. Kebetulan lagi sepi, jadi dia bisa teriak-teriak. “Gak jadilah anjir. Otak gue gak mampu kesitu. Dasar Pemrograman aja gue cuma dapat nilai C.” “Beda tipis kok Re. Gue dapat B minus. Argh, tapi semester ini malah dikasih Dasar Pemrograman 2. Rasanya kepala mau pecah.” Rere mengambil alih tas dan bindernya. “Namanya mata kuliah wajib, kalau gak diambil, kita bisa gak lulus-lulus.”balas Rere sambil berjalan. Mereka menuju ke gedung B lantai 3. Hari ini akan jadi hari pertama semester dua. Dan mata kuliah yang harus diterima adalah salah satu yang menyusahkan kaum perempuan. Bukan apa-apa, programmer di dunia ini didominasi laki-laki. Soalnya ya, perempuan itu agak susah masalah logika. Dan untuk orang-orang seperti Karla dan Rere, ini adalah satu dari sekian neraka dunia. Mereka sampai dan langsung duduk di bagian tengah. Bagian paling aman menurut Karla. Dia menarik nafas sambil meletakkan kepalanya di atas meja. Sama seperti pada umumnya, kampus UI memakai kursi lipat kuliah. Tak lama setelah mereka duduk, Gly dan Winny datang. Gly adalah perempuan langka karena dia ahli banget bahasa pemrograman. Bahkan cowok-cowok sering minta insight dari cewek itu. Beda lagi dengan Winny, dia paling rajin dan khatam semua mata kuliah. Mereka berempat bersahabat sejak masuk UI. Entahlah, kadang pertemanan itu terjadi secara kebetulan kan? Tak lama setelahnya, dosen pun datang. Dosen muda yang bernama lengkap Natio Benihar Harefa. Rambutnya kriwil-kriwil dan gayanya modern sekali. Bedalah sama dosen tua di kampus ini. Dia cuma membawa laptop dan lembaran kertas hvs. Dia langsung duduk sembari menyiapkan materi. Untuk membuka slide dan menghubungkannya dengan proyektor butuh waktu. Dia mengecek jam di tangannya, masih ada sekitar 2 menit lagi sebelum waktunya. “Re, ganteng ya?”ucap Winny senyum sendiri. Rere memantau dari jauh. Penilaian kayak gini emang udah jadi hal lumrah bagi para mahasiswi. Dosen muda punya aura sendiri dan bisa membuat mahasiswanya kepincut.  “Lumayan sih.”balas Rere mengomentari. “Eh, Kar, ganteng gak dosennya?”bisik Rere. Karla yang dari tadi melihat handphonenya tiba-tiba memandang ke depan. Mencoba mencari tahu maksud Rere. Dan dia membatu. Diam seribu bahasa sambil memastikan wajah orang di depannya itu. Astaga. Kebetulan apa ini? Dia bergidik ngeri. Pacar online yang dia temukan di Tinder kini ada di depan mata. Dan yang paling sadis, dia adalah dosen mata kuliah Dasar Pemrograman 2. Ini beneran? Apa ini cuma halusinasi? “Gimana Kar?”tanya Rere membuat cewek itu sadar.  “Gak tahu.”balas Karla singkat. Dia menelan ludah sambil mencoba menormalkan pikirannya. Sayangnya, sepasang mata melihat ke arahnya penuh selidik. Ya, dosen yang duduk di depan itu.  Bahkan, dia tampak meragukan Karla. Dia mengecek sesuatu di handphonenya. Tentu saja melihat foto Karla di aplikasi Tinder. Dilihat dari ekspresinya, dia juga kaget. Tapi dia kembali profesional mengingat ini jam perkuliahannya. “Selamat malam semuanya!”ucapnya memulai.  “Pagi,,,,” “Ini kalian ekstensi angkatan berapa?” “Dua ribu sembilan belas, mas.”jawab salah satu siswa yang paling aktif. Dia berasal dari jawa dan sudah biasa memanggil dosen muda dengan sebutan mas.  “Oh, berarti masih semester dua ya. Tapi ada juga sih yang saya lihat angkatan lama. Anyways, perkenalan, nama saya Natio Benihar Harefa. Untuk lebih akrabnya bisa panggil saya Nat. Ya, terserah saja sih. Saya akan mengajar mata kuliah DDP 2. Argh, otomatis kalian semua sudah lulus DDP 1 kan ya?”tanyanya lagi. Ada yang ngangguk-ngangguk, tapi banyak yang diam saja. DDP adalah singkatan untuk Dasar Dasar Pemrograman. “Di DDP 2 kalian tak lagi belajar Python. Tapi sekarang, kita masuk ke level yang lebih atas. Kita akan belajar menggunakan Java.” Perkenalan yang cukup memukau. Dan pelajaran pun dimulai. Karla tak bisa menyembunyikan rasa paniknya. Dia gak bisa konsentrasi. Oh my God, pacar onlinenya itu sudah banyak tahu tentang dirinya. Bahkan Karla pernah curhat tentang tiga sahabatnya yang kadang menyebalkan. Gak cuma itu, dia juga sering curhat tentang kampus yang memuakkan. Walau dia merahasiakan nama kampus ini. Ya, dia cuma menjadikan Nat sebagai pelabuhan hati yang sepi. Gak ada niat mau ke yang lebih serius. Dan Karla juga yakin kalau Nat berpikiran sama dengannya. Kenapa? Soalnya, mereka gak pernah video call sekalipun. Bayangin! Pacarannya cuma sekedar chattingan.  “Dia mengajarnya bagus ya. Gue bisa paham loh.”ucap Rere memberikan pujian. “Soalnya dia ngasih contohnya jelas banget, Re. Bahkan kalau pada gak ngerti, dia mau ngulang lagi.”balas Gly mengakui. Seorang Gly Sandra bahkan mengakui kalau Nat sebagus itu dalam mengajar.  “Dia masih single guys!”ucap Winny seraya memamerkan penemuannya di f******k. Mereka jalan bareng dari Fasilkom ke stasiun kereta. Karla tinggal di apartemen daerah Margonda. Gly dan Winny tinggal di daerah Sudirman, soalnya dia kerja  di salah satu e-commerce di sana. Kalau Rere tinggal bareng orang tua. Dia cuma nunggu jemputan di halte depan stasiun.  “Kalau di sosmed mah single Win. Tapi gak tahu dikenyataan.”ucap Gly seraya tertawa. “Jangan gitu dong Gly. Gue berharap loh ini.”ucap Rere. “Kebanyakan nonton drakor lo ya. Sadar Re, sadar!”balas Gly. Mereka bertiga tampak antusias, kecuali Karla. Tumben banget kan? “Lo kenapa Kar? Kesambet apa sampai jadi pendiam gini?” “Hah? Gak apa-apa kok.” “Terus kenapa gak excited sama Mas Nat?”tanya Gly. “Soalnya, gue mau ngasih Mas Nat sama Rere.”ucap Karla bercanda. Hey, gak mungkin banget. Itu cuma khayalan mahasiswi genit yang demen liat cowok tampan. Mereka gak tau aja, kalau dosen yang mereka puji-puji itu pacar onlinenya Karla. Karla masih gak nyangka, walaupun begitu, dia tetap melanjutkan hidupnya. Dia sampai ke rumah dengan badan lemas. Rupanya, teman serumahnya udah tidur. Argh, akhir-akhir ini mereka diem-dieman cuma karena masalah sepele.

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

Tentang Cinta Kita

read
190.6K
bc

Dinikahi Karena Dendam

read
206.2K
bc

My Secret Little Wife

read
98.7K
bc

Siap, Mas Bos!

read
13.6K
bc

Single Man vs Single Mom

read
102.4K
bc

Iblis penjajah Wanita

read
3.7K
bc

Suami Cacatku Ternyata Sultan

read
15.5K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook