7. You Wake me Up #1

1096 Words
18++ PART INI AGAK "GITUU" MOHON DIKONDISIKAN UNTUK UMUR, KESIAPAN MENTAL DAN FISIK. hayooo... Yang udah nungguin Lexa sama Lucas..nih nih aku lagi kepengen munculin mereka, mumpung sepii #apasih **** Lexa masih menggelandang tangan Lucas. Namun tidak jadi menuju taman belakang SMA Diamante. Melainkan belok menuju toilet pria di ujung koridor lantai 1.  Langkah Lexa terhenti sejenak. Kepalanya celingukan melihat situasi sekitar. Setelah memastikan bahwa situasi benar-benar sepi. Lexa segera menarik tangan Lucas memasuki toilet. Tak lupa mengunci pintu toilet dari dalam. Lucas benar-benar dibuat heran oleh tindakan Lexa. Mau apa ni cewek. "Lexa, kamu mau ngapain sih ?" tanya Lucas masih dalam mode heran. Lexa kemudian mendorong badan atletis Lucas hingga terpepet pada dinding. Lexa mendekat. Memperpendek jaraknya dengan badan Lucas. Lexa tersenyum menyeringai melihat kepanikan Lucas. "Bermain lebih." Jawab Lexa pelan. Nyaris berbisik. Kaki Lexa berjinjit. Kemudian kembali. Bibir Lexa mendarat sempurna pada bibir Lucas. Melumat bibir Lucas dengan intens. Memagutnya dengan penuh nafsu. Lucas tercekat sejenak. Namun detik berikutnya ikut hanyut dalam ciuman panas Lexa. Bahkan tangan Lucas kini mendekap erat pinggang ramping Lexa. Sementara tangan Lexa membuka satu persatu kancing kemeja seragam Lucas. Setelah kancing seragam Lucas terbuka sepenuhnya. Tangan Lexa menyelinap masuk di balik kaos basic putih yang dipakai Lucas. Meraba dengan lembut kulit perut Lucas. Melukiskan pola abstrak di bagian kotak-kotak perut Lucas. Lucas melenguh pelan disela ciuman panasnya. Jantungnya berdesir kencang. Merasakan gerakan tangan Lexa yang dinilai sangat pandai dalam menyentuh titik sensitif tubuh Lucas. Lucas melepas ciuman Lexa sebentar. Hanya untuk mengambil napas dalam. Begitupun Lexa. "Kamu ngapain aku sih, sayang." Bisik Lucas tepat di telinga kanan Lexa. Lucas memeluk Lexa sejenak sebelum Lexa kembali menjauhkan tubuh Lucas dan melanjutkan aksi ciuman panas mereka. Dapat Lexa lihat dengan jelas kabut gairah di mata Lucas. Lexa kembali mengurai senyum. Senyum menyeringai lagi. Satu tangan Lexa masih menari indah di balik kaos basic putih Lucas. Membuat Lucas sesekali melenguh karena nikmat. "I admit. You wake me up." Suara Lexa kembali terdengar seksi dan menggoda di telinga Lucas. "Kamu membangunkan sisi jalangku yang tak seharusnya bangun, Lucas." Dan setelahnya, Lexa kembali meraup bibir Lucas dengan bibirnya. Tak mempedulikan Lucas yang melongo. Tidak mengerti ucapan Lexa. Lexa masih melumat bibir Lucas. Lucas sebenarnya ingin menghentikan adegan panas ini karena telinganya mendengar bunyi bel berbunyi. Namun urung ia lakukan karena tangan Lexa yang menarik satu tangan Lucas untuk memegang p******a Lexa. Lucas semakin dibuat kaget oleh tingkah Lexa yang kini membimbing Lucas untuk meremas payudaranya. Dan saat Lucas mengikuti kemauannya. Lenguhan Lexa terdengar seksi di telinga Lucas. Membuat Lucas tersenyum penuh kemenangan di sela ciuman panas mereka. OKE CUKUP LUCAS. Jangan sampe lo kebablasan. Seakan ada seseorang yang meneriakkan kalimat itu di telinga Lucas. Lucas melepas ciuman panas Lexa. Berganti merengkuh gadis cantik yang sedang mengatur napas di depannya. "Jangan bikin aku kehilangan kendali, sayang. Ini masih lingkungan sekolah." Bisik Lucas sembari mengelus rambut panjang Lexa.  Lain Lucas yang menenangkan Lexa. Lexa malah mendengus kesal. Sisi jalangnya sudah begitu siap untuk menerima Lucas. Tapi pria ganteng dihadapannya malah menolaknya. "Ada nama baik yang harus kita jaga. Juga ada harapan orang lain yang harus kita perjuangkan." Kata Lucas pelan. Melepas rengkuhannya. Dapat Lucas lihat, Lexa memutar kedua mata birunya malas. Iya malas menerima ceramahan. Lucas tersenyum melihat Lexa yang kini mencebikkan bibir tipisnya. "Bukannya aku gak mau, sungguh aku bukanlah cowok alim, Lexa. Aku sungguh menginginkan kamu saat ini juga." Lucas mengarahkan matanya ke bawah. Di balik celana seragamnya. Lexa tersenyum malu melihat apa yang dimaksud Lucas. Pipi Lexa merona. Membuat Lucas gemas dan mendaratkan kecupan singkat di kedua pipi Lexa. "Kita baru aja kenal, aku gak mau kita melakukan sesuatu yang kelak akan membuat kita menyesal. Kita jalanin dulu pelan-pelan, Okay ?" Suara merdu Lucas berhasil -menidurkan- kembali sisi jalang Lexa. Lexa mengangguk pelan.  "Okay." 4 huruf itu keluar dari mulut Lexa disertai senyum tipis. "Yaudah, kamu balik ke kelas dulu gih. Kayaknya aku mau mandi dulu sebelum balik ke kelas." Lucas kembali melirik sesuatu yang menyembul di balik celana seragamnya. "Mau aku temenin ?" Suara Lexa kembali terdengar menggoda. Disertai senyum menyeringai khas Lexa. Lucas menggeleng dengan cepat. "Plis, Lexa sayang. Jangan menyiksa aku lebih lama." Lucas berjalan membuka kunci pintu toilet. Tanpa aba-aba Lexa berlalu meninggalkan Lucas. Ah tak lupa Lexa mendaratkan kecupan singkat pada pipi Lucas. Lucas kembali menutup pintu toilet. Menyandarkan kepalanya yang berdenyut heboh pada dinding toilet. Lucas meraup wajah gantengnya dengan kasar. "Lo kenapa Lucas ?" tanya Lucas pada dirinya sendiri. Lucas berjalan menuju wastafel. Mencuci mukanya dengan air dingin. Ya. Dia harus menyadarkan dirinya sebelum kembali ke kelas. Lucas menatap pantulan wajahnya di cermin. Memastikan dirinya cukup ganteng untuk bersanding dengan Lexa. Ya. Gue ganteng. Senyumnya mengembang begitu saja saat teringat adegan ciuman panasnya dengan Lexa beberapa menit lalu. Lucas mendekatkan wajahnya pada cermin. Mengusap pelan bibirnya yang tadi dilumat habis oleh Lexa. Senyumnya kembali terurai. "Bibir merah lo itu, punya gue sekarang. Pastiin gak ada cewek lain yang nyentuh bibir itu selain gue. Entah itu pake tangan, kaki, atau pake bibir." Seru seorang cewek di belakang Lucas. Membuat Lucas kaget bukan main. Lucas tak perlu menoleh untuk melihat siapa pemilik suara merdu itu. Karena wajah cantik Lexa terlihat jelas di cermin besar depan Lucas. Lucas tersenyum sejenak. Cewek berparas cantik itu juga tersenyum. "Kok kamu kesini lagi ?" Tanya Lucas masih belum menoleh ke belakang. "Ponsel gue mati. Nanti pulang sekolah, anter gue pulang ya." Kata Lexa jujur. Memang ponselnya mati dan akibatnya dia tidak bisa menghubungi orang rumah untuk menjemputnya. "Oke, nanti pulang gue ke kel--" Lucas baru menoleh ke belakang. Menghadap Lexa. "gak usah, nanti tunggu disini lagi aja. Kan parkiran deket dari sini." Potong Lexa cepat. "Oke. See you nanti pulang sekolah." Lucas mengusap pipi Lexa pelan. "Lo gak jadi mandi ? Apa mau gue temenin mandi ?" tawar Lexa. "Lexa, please." Lexa terkekeh geli. Kemudian melangkah mundur. Meninggalkan Lucas di toilet untuk kedua kalinya. Lucas masih tersenyum memandang punggung Lexa yang menghilang di balik pintu toilet.  Dia masih tidak menyangka sikap nekatnya kemaren sore akan membuahkan hasil yang seperti ini. Lexa jelaslah bukan kutu buku atau gadis polos seperti yang dibilang beberapa temannya. Lexa terlihat berpengalaman sekali dalam hal -panas- seperti tadi.  Untung saja Lucas -seperti yang dia bilang tadi- bukan cowok alim. Jadi dia tau bagaimana harus bersikap. Hobil Lucas selain basket, menonton film-film box office holiwood yang pasti banyak mengandung adegan dewasa. Jadi ya..secara teori dia sudah berpengalaman. Dan untuk seorang pemula dalam urusan cewek.  Prakteknya tadi, gak mengecewakan lah ya. **** Gimana-gimana ? Ini cuma fiktif ya, buat yang masih underage. tolong jangan ditiru okay. Bijaklah dalam membaca.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD