pengobatan.
"Raa, bangun udah jam berapa ini!?" Bentak mama zahra di depan kamar.
zahra yang masih pulas tidur kaget dengan bentakan mamanya. tanpa menjawab mamanya dia pun pergi ke kamar mandi untuk mandi.
hal yang paling tidak disukai zahra tapi ia hanya bisa diam di perlakukan mamanya seperti itu.
mama zahra seorang ibu rumah tangga tapi ia juga bekerja jadi dia jarang sekali meperhatikan anak-anaknya dan kadang jika sedang ada masalah dalam pekerjaanya dia malah melampiaskannya ke zahra.
"Mama, pergi ke pasar dulu kamu cuci piring sama masak nasi" Bilangnya lekas meninggalkan rumah.
Dengan segera zahra langsung melakukan apa yang tadi di suruh mamanya tadi. Setelahnya zahra berpakian untuk siap-iap pergi ke sekolah. dirumah zahra hanya ada papanya yang masih tidur, dia juga punya kakak tapi, kakanya menginap di rumah temanya. Sekitar 10 menit berjalan zahra pun menaiki bus umum untu ke sekolahnya.
"Pagi neng" senyum ramahnya setiap harinya ketika menyapa zahra.
"Pagi pak" Balasnya dengan senyum tak kalah ramah. Dia pun duduk di kursi dan bis segera pergi.
Turun dari bis zahra sudah melihat anak-anak lalu lang di sekolahan. anak gadis yang menginjak umur tujuh belas tahun ini duduk di bangku dua man 4. ia suka dengan membaca buku. Merasa sedih karena merasa dunia tidak berpihak padanya. Dimulai dari keluarnya hingga pertemananya di sekolah. Membuat setiap harinya dia merasa tercekik di buatnya.
"Zahra!" Teriak dia dari belakang. Dia adalah teman zahra dari smp. Teman dekat yang setiap curhat dia ke situ. Banyak kelebihan yang dia miliki berbanding balik dia apa yang zahra miliki. Tapi di senang memiliki teman seperti dian yang pengertian dengan dirinya.
Ica gadis yang pendeknya segaris mata zahra ini merupakan gadis yang imut, memiliki kulit yang putih bersih, mata yang agak sipit dan bibir mungil ini tentu menjadi primadona sekolah. Dengan wajah yang imut itu dian selalu membuat gemas cowok-cowok di sekolahnya itu. Selain itu dia juga periang dan tentunya ceriwis.
"Haduh....jangan teriak-teriak, malu itu loh sama anak-anak lain" Pinta zahra yang tak di hiraukan oleh ica.
"Bodo amat, ayo masuk"
Mereka pun menujukelas bersama-sama.
Sebelum masuk ke kelas yang berada di ke dua setelah tangga. Zahra menyempatkan untuk melirik kelas yang berada di samping tangga. Mencari-cari apakah ada orang yang duduk di pojok kelas.
"Hayoloh lihat siapa di kelas sebelah?" Tanya ica curiga.
"Gk ada kok cuma lihat-lihat aja". Balas zahra agar ica tidak curiga padanya.
Sambil meyinggung sedikit senyum zahra dan nisa ke kelas mereka.
Zahra senang karena setiap sekolah bisa melihat orang yang dia sukai sejak masuk man ini.
Orang yang memiliki mata yang besar, hidung macung. Kulit yang kecoklatan. Membuat dia semangat sekolah setiap harinya.
Pelajaran pertama hari ini dibuka dengan matematika. Hal yang tidak disukai zahra dan ica. Zahra lebih suka menulis dan kegiatan yang berbau seni sedangkan ica lebih suka mengedit.
"Kenapa harus ada matematika gitu loh, aku gk suka banget sama matkul ini" Keluh ica
"Sama" Sahut zahra. Mereka pun tekekeh bersama.
Krrinng....
Bel istirahat berdering, semua anak-anak pergi meninggalkan kelasnya masing-masing. Begitupun zahra dan ica. Mereka pergi ke kantin untuk makan.
Ditengah perjalan zahra melihat julian sedang bersiap-siap bermain bola bersama teman-temanya, zahra senang setiap kali dia betemu dengan julian. Itu bisa jadi penghilang kesedihannya dari keluarganya. Zahra bahkan tidak keberatan jika harus terus menerus pergi ke kantin hanya untuk melihat dia.
"Mau makan apa ya entar di kantin" Gumam ica bingung memilih makanan di kantin
"Gimana kalau bakso aja"jawab zahra.
" Oh iya...nanti habis makan aku mau pergi ke aula ada rapat osis"
"Aku juga mau ke uks buat ketemu sama ketua pmi katanya ada yang mau di omongi sama anggota nya." Timpal zahra.
Mereka pun makan di kantin dan setelahnya pergi untuk urusan masing-masing.
Setelah sampai di ruang uks zahra bertemu dengan ketua dan anak-anak lain.
"Oke. Karna semua udah kumpul aku mau ngejelasin kalau nanti habis sekolah kita ada pelatihan karena tanggal 30 nanti bakal ada acara di sekolah ini"
Dan mereka pun mulai berdiskusi bersama.
Setelah 15 menitan mereka selesai. Semua anak-anak keluar tinggal zahra seorang karena hari ini zahra menjadi sukarela untuk menjaga uks sampai jam pelajaran masuk.
Baru saja duduk, zahra kaget meilhat julian dibawah temannya dengan berdarah di bagian lutut. Dengan segera temannya membaringkannya di tempat tidur.
"Tolong ya dia jatuh tadi pas main bola"
"Iya..aku ambil kotak p3knya dulu"zahra langsung tanggap mengambil p3k dan segera mengobati luka julian.
"Ini celananya gk bisa kalau gk di potong. Aku potong ggp kan?" Izin zahra kepada julian.
Segera zahra memotong celana julian dan membersihkan darah yang terus mengalir di lutut julian. Setelah bersih zahra membasuh luka dengan kasa basah membuat julian sedikit meringkis ketika di obati oleh zahra.
Setelahnya zahra memberikan beradin dan membukus luka dengan perban.
"Udah selesai, sekarang kamu istirahat aja. Gk oerlu masuk kelas biar temen mu yang ngijini" Meskipun zahra biasa saja ketika ngobrol dengan julian tapi sejujurnya jangtungnya berdegup kencang sekaligus gugup. Semua itu disembunyikan zahra.
"Nanti kamu izinin dia ya" Omong zahra ada teman julian.
"Iya, kamu istirahat dulu biat nanti gue izinin sama guru" Omong temanya semngiyakan zahra sekaligus berbicara sama julian.
"Yaudah ya gue balik ke kelas dulu udah bel soalnya" Pamit temenya langsung pergi entah kemana.
"Makasih ya" Bilang julian pada zahra.
"Iya sama-sama"
"Nama lo siapa?" Tanya julian ke zahra.
"Panggil aja zahra"
" Oke zahra..namanya bagus"
Zahra tersenyum sebelum keluar meninggalkan julian. Baru kali ini ada yang bilang namanya bagus.
Pulang sekolah zahra tidak langsung pulang ke rumah tapi mampir dulu ke perpustakaan. Dia ingin membeli buku yang dari dulu ingin dia beli. Dia tau kalau dia pulang ke rumah pasti dia langsung disuruh ini itu sama kakak dan ibunya.
Zahra hanya butuh ketenangan sebentar sebelum mulai lagi pekerjaanya sesudahnya sampai rumah. Setelah ke perpustakaan dia mampir dulu ke taman kota dan membaca buku di sana. Sesampainya di sana zahra duduk melihat-lihat sekitar dan ternyta dia melihat ica dan julian jalan-jalan di taman..
Zahra hanya bisa tepaku melihat mereka berdua. Terlihat cocok dengan ica yang memakai gaun putih dengan motif bunga-bungan dan jaket denim yang kayanya milik julian dan julian dengan kaos dan celana jeans hitamnya.
Pupus sudah harapan zahra untuk julian. Zahra memutuskan untuk langsung pulang agar tidak terlihat mereka.
Sesampainya dirumah zahra langsung pergi ke kamar. Di rumah tidak ada orang karna semua sedang bekerja. Dia langsung membaringkan dirinya tanpa melepas atribut sekolahnya.
Zahra sekarang sedang bingung, ingin melanjutkan rasa sukanya pada julian atau berhenti sampai disini saja. Awalnya zahra sudah berencana ingin memberitahu temanya ica kalau dia suka sama julian, tapi melihat mereka di taman tadi zahra tidak mungkin membertiahunya.
"Kalau semisal ini di lanjutkan apa gk menyakitkan buat ku untuk di jalani" Gumam zahra pada hati.
Tapi rasa ini juga gk bisa zahra hilangin begitu aja.