Dua hari kemudian
tampak seorang perempuan keluar dari penjara.
"hahh... syukurlah aku masih bisa bebas walaupun di masih ditetapkan sebagai orang dalam penyelidikan" ucap ara senang.
" aku harus segera pulang ke rumah." lanjutnya.
__________
Setelah sampai dirumah, ara melihat keluarganya di sana sedang menunggunya.
"berani sekali penjahat ini menginjakkan kakinya dirumahku."ucap heru --papa ara.
ara hanya diam dan tidak menjawab, hena pun ikut mengompori papanya dengan wajah polosnya.
" papa..jangan seperti itu ara habis pulang dari penjara, pasti dia lelah pa biarkan dia istirahat." kata hena dengan wajah sedihnya memandang ara.
"jangan kamu bela dia hena, dia perempuan yang tidak tau diri! seorang pembunuh!!." ucapan tajam dari rianti--- mama ara.
"pergi kamu dari rumah ini anak pembawa sial!!" usir papa ara padanya
mendengar papanya mengusirnya membuat ara bersujud dengan memegang kaki papanya.
" pa...ara mohon, tolong jangan usir ara pa....ara..ara gak bersalah." ara memohon dengan menahan isak tangisnya.
duakk
"PERGI KAMU PEREMPUAN SIALAN." teriak heru dengan menendang kepala putrinya yang bersujud mohon padanya.
"pa..pa.. ara..ara mohon pa..biarkan ara disini walaupun cuman sebentar."
ara kembali bersujud pada heru, tidak perduli dengan keningnya yang mengeluarkan darah karna di tendang heru dengan kuat.
Plakk
plakk
" kamu gak denger apa yang dibilang suamiku hah!! Pergi kamu dari sini anak pembawa sial."
"CEPAT PERGIIIII." ujar rianti setelah menarik ara berdiri dan menampar dengan kuat pipi ara.
" ma.. ara mohon ma, biarkan ara disini setidaknya hanya untuk malam ini ma." mohon ara pada rianti.
" ma..pa.. hiks.. biarkan ara hiks disini..hena..hiks kasian melihat ara hiks.."kata hena dengan pura-pura menangis.
" hena sayang, kenapa kamu membela dia nak biarkan saja dia.kamu sudah terlalu baik pada anak sialan ini." rianti berkata sambil memeluk hena. Hena menyeringai pada ara dan menampilkan wajah sedihnya.
" ma.. pa.. biarkan ara disini..hena mohon hiks hiks.."
" baiklah sayang, mama dan papa akan biarkan perempuan itu disini.berhentilah menangis hm sayang mama." ucap rianti menenangkan hena.
" iya sayang, papa akan biarkan anak sialan ini dirumah ini jadi berhentilah menangis ." heru memeluk hena dan rianti.
kyara pov;
mereka berpelukan dan melupakanku disini, hatiku merasa sakit melihat itu.akupun segera pergi ke kamar atau aku akan menangis disini.
"hiks..hikss.. kenapa? kenapa mama dan papa selalu berlaku tidak adil padaku hiks.. aku tidak tahan hikss..." ucapku menangis tersedu-sedu dan tertidur .
kyara pov end
__________
malam hari
nampak banyak polisi mendatangi kediaman heru dan mengepungnya.Mendengar keributan itu, heru, rianti dan hena segera keluar melihat apa yang terjadi.
" selamat malam tuan, maaf telah mengganggu kediaman anda."ucap ketua polisi.
"hm tidak masalah, ada apa ini pak kenapa memenuhi rumah saya." tanya heru ingin tahu.
" kami ingin menangkap putri bungsu anda yang telah terbukti benar mencoba melakukan pembunuhan berencana pada atasannya."jelas ketua polisi dengan memberikan surat perintah.
heru hanya diam dan tidak peduli mendengarnya, melihat keterdiaman heru pun polisi tersebut keheranan.
" tuan? kami akan mulai memeriksa rumah ini dan mengamankan putri anda."
hoamm
" hm bawa saja dia, aku tidak peduli dengannya." heru berkata dengan tenangnya.
" em pak polisi? kamar arra ada di lantai 2 paling pojok berwarna biru." beritahu hena pada polisi dengan wajah sedihnya.
"cih..bawa saja dia pak, anak sial seperti dirinya memang tidak pernah berguna setelah dilahirkan." rianti berdecih sembari membuang mukanya ke arah samping.
para polisi terkejut mendengar ucapan keluarga ini, bagaimana bisa seorang keluarga bukannya memberikan sebuah pembelaan walau sekecil pun.Tapi para polisi tidak ambil pusing dan mulai menjemput arra ke kamarnya.
maap kalok masih banyak kata-kata yang salah hehe.
jangan lupa vote dan follow aku wahai penyuka doi fiksi♡♡♡