bc

Bukan Sugar Daddy

book_age16+
968
FOLLOW
8.0K
READ
HE
age gap
arrogant
heir/heiress
drama
bxg
secrets
widow/widower
like
intro-logo
Blurb

"Dek Kakak lapar nih, bagi rotinya dong." Celine menatap bocah laki-laki itu melas.

"Kakak gelandangan ya?" ceplos bocah itu dengan tampang watados.

***

Celine kabur dari rumah karena dipaksa perjodohan oleh keluarganya, berasal dari keluarga kaya nyatanya tidak membawa keberuntungan bagi gadis pecicilan seperti dirinya. Naasnya setelah kabur semua kartu ATM nya diblokir Papah nya membuat Celine seperti gelandangan yang lontang-lantung di jalanan.

Namun pertemuannya secara tidak sengaja dengan bocah laki-laki berumur 5 tahun merubah segalanya.

Awalnya hanya minta roti, tapi malah dikira penculik oleh Bapak bocah itu. Sudah jatuh tertimpa tangga pula, itulah ungkapan yang cocok bagi Celine. Untungnya bocah itu menjelaskan kalau Celine bukan penculik melainkan gelandangan kelaparan. Celine cuma bisa sabar lahir batin mendengar hinaan bocah tengil itu.

Dan entah gimana ceritanya Celine malah dipekerjakan sebagai pengasuh bocah tadi. Celine mah seneng banget karena memang gak punya tempat tinggal dan duit. Tapi begitu tau kalau Bapak bocah tadi duda Celine tiba-tiba punya ide gila .... untuk merayunya.

Akankah Celine bisa menaklukkan duda tampan itu?

chap-preview
Free preview
01: Kabur
"Aku lulusan universitas luar negeri." Celine mendelik seolah berkata 'trus gue harus bilang wow gitu?' "Kamu juga lulusan luar negeri ya?" Tanya lelaki yang terlibat perjodohan dengan dirinya itu berniat basa-basi. "Kamu kok diem aja?" Tanya lelaki itu tampak kesal karena sejak tadi dikacangin. Celine tersenyum paksa. "Sariawan." Ujarnya ngasal karena beneran bosan setengah modar. Hellow ... bagaimana bisa gadis bebas seperti dirinya dijodohkan dengan laki-laki lurus membosankan seperti ini?! Jordi menatap Celine kalem. "Om Cakra pengen kita menikah." Ujar Jordi jadi blak-blakan karena sepertinya gadis model Celine tidak bisa diajak smooth. "Tapi gue ogah nikah sama lo!" Tunjuk Celine kearah Jordi. "Kenapa?" Lelaki berjas rapi itu mengernyit tak suka. Celine tersenyum miring. "Soalnya lo bukan tipe gue." Ujar Celine dengan penekanan penuh. Jordi menatap Celine lurus. "Kamu juga bukan tipe aku, tapi aku mau tuh nikah sama kamu." Balas Jordi seperti tembakan telak untuk Celine. Celine mendelik tajam. "Heh gue yang sesempurna ini bukan tipe lo?!" Tanyanya jadi ngegas karena tersinggung. Jordi membenarkan kacamatanya tenang. "Kamu gak sesempurna itu deh." Balas Jordi membuat Celine makin tersulut. "Gue cantik, kaya, body goal! Kurang apa?!" Rentetnya bertubi-tubi. Jordi berkedip tenang menatap Celine. "Masih kurang banyak." "Coba sebutin!" Jordi menekuk sikunya diatas meja. "Kamu nggak kalem, matanya kurang lebar, bibir kurang mungil, dan d**a kurang montok." Jawab Jordi jujur. Celine melompong cengo. "Heh coba sebutin cewek yang ciri-cirinya mirip kayak begitu kalo ada!" Tantang Celine. "Ada kok." "Siapa?!" "Hinata." "Hina-- WHAT?!" Celine memekik kencang, menatap horor Jordi. "Jangan bilang--" "Iya Hinata, sayangnya udah nikah sama Naruto." Jordi mengatakannya dengan ekspresi serius membuat Celine jadi pengen cekek lelaki ini. "Hinata itu cantik tapi mau ngejar Naruto, lah kamu udah wajah pas-pasan sok nolak aku lagi." Ejek Jordi kearah Celine. Celine hampir mengumpat, lelaki ini sepertinya sudah edan! "Yaudah sana nikah aja sama Hinata!" Sembur Celine geram. Masa dirinya dibandingkan dengan manusia 3D itu sih, ya jelas kalah dong, Celine juga sadar diri kok. "Udah lah nikah sama aku aja lah, lagian kamu juga jomblo kan." Ujar Jordi santai. Celine merengut masam, mengamati penampilan Jordi sejenak. Lelaki ini memiliki garis rahang tegas, tubuh tegap, mata tajam yang di bingkai kacamata menimbulkan kesan berwibawa yang kental, sebenarnya Jordi sangat sempurna untuk dijadikan suami, sayangnya Celine tak berminat menikah diumur semuda ini. "Kamu mau atau nggak pun pernikahan ini akan tetap terlaksana." Ujar Jordi sambil menyesap kopinya. Celine melotot tak terima. "Karena ini sudah takdir kita." Lanjut Jordi dengan senyuman yang sangat creepy ala Om-om p*****l. *** "Aku gak mau nikah Pah! Harus sampai kapan sih aku ngomong ini!!" Teriak Celine mencak-mencak. Cakra menatap malas Putri semata wayangnya ini. "Sudahlah Cel, kamu nikah saja. Jordi anak yang baik." "Tapi aku gak mauuuuu!!" Celine salto nih saking gregetnya. "Kali ini mau gak mau kamu harus tetep nikah. Udah Papah mau kerja kamu keluar sana!" Usir Cakra sambil menunduk melanjutkan pekerjaannya. Celine menggeram tertahan, kesal dan jengkel beradu menjadi satu, dan juga kenapa sih Papah nya ngebet banget dirinya harus nikah. Celine masih umur 22 tahun, baru juga wisuda, harusnya Celine bisa seneng-seneng sama teman-temannya bukan malah ribet masalah perjodohan. "Papah jahat! Celine marah!!" Koar Celine sambil melangkah besar-besar keluar. "Jangan lupa tutup pintunya kalau keluar!" Peringat Cakra. BRAK!! Pintu dibanting tak santai, Celine kalau ngambek memang ngalahin bocah. Celine melangkah besar-besar ke kamarnya, raut wajahnya sudah merah padam menahan emosi. "Gue udah capek-capek belajar masa habis lulus langsung disuruh kawin, trus gue kapan bebasnya!!" Teriak Celine di kamarnya, gak peduli kalaupun orang tuanya mendengar. Celine mah statusnya doang yang kaya, nyatanya ia tak lebih seperti tahanan yang setiap hari harus diawasi. "Gue udah beneran kehabisan kesabaran!" Desis Celine lalu mengambil tas selempang kecil untuk membawa kartu-kartu ATM nya. Selanjutnya ... Celine kabur dari mansion mewahnya. *** Kelaperan, Celine duduk termengu di pinggi jalan kayak gelandangan. "Oon banget sih, harusnya gue kabur bawa duit segepok bukan malah bawa kartu ATM!" Gerutunya tak henti-henti, karena semua kartu ATM nya di blokir Papahnya. Kalau sudah begini maka pilihannya cuma dua. Kembali ke rumahnya dan jelas di amuk orang tuanya. Atau mati jadi gelandangan. Sialnya Celine juga gak bisa cari kerja karena ia sama sekali tidak membawa ijasah, untungnya sih ia masih bawa ktp yang nyelip di dompet. Krauk! Celine menoleh cepat, melihat seorang bocah laki-laki berbadan gempal dan berkulit putih sedang makan dengan lahapnya. Celine meneguk ludah, pelan-pelan merangkak mendekati bocah itu. "Adek~" Panggil nya sengaja di buat mendayu-dayu. Bocah lelaki bertopi merah dan berjaket hitam swag itu menoleh kearah Celine. Celine merenges bodoh. "Dek Kakak lapar nih, bagi rotinya dong." Celine menatap bocah laki-laki itu melas. "Kakak gelandangan ya?" Ceplos bocah itu dengan tampang watados. Celine mendelik, hampir mengumpat. "Yaudah nih!" Dan wajah sengak Celine tadi seketika berubah jadi binar bahagia saat bocah gemuk itu beneran memberikan rotinya, baru pertama kali dalam hidup Celine sebahagia ini diberi roti. Sepertinya lain kali ia harus lebih banyak bersyukur. Celine memakan roti itu dengan lahap menjurus ke rakus, "Dek susunya sekalian dong." Pinta Celine malah ngelunjak. Bocah itu sangat baik hati, beneran memberikan s**u di dot yang terkalung di lehernya pada Celine. Celine tanpa gengsi minum s**u lewat dot itu. "Kakak hidupnya pasti berat ya?" Celine mengangguk karena masih sibuk ngunyah. "Badan Kakak krempeng banget, pasti jarang makan ya." Ceplos bocah laki-laki itu dengan tatapan nelangsa. Celine mendelik kecil, enak aja badan selangsing dirinya dikatain kerempeng. Iya juga sih bocah ini menganggap dirinya kerempeng, lhawong badan bocah ini aja bulet kayak bola bekel. "Zee!" Celine dan bocah itu menoleh, terlihat seorang lelaki tampan berbadan tegap berlari kearah mereka dengan panik. "Kamu penculik ya!" Bentak laki-laki tersebut kepada Celine yang cuma bisa plonga-plongo. "Haaa??" Celine membeo. Lelaki berpotongan rambut undercut itu melotot kearah Celine. "Ayo! Aku akan bawa kamu ke kantor polisi!" Lelaki itu menarik tangan Celine kasar. Roti di genggaman Celine sampai jatuh. "Heh jangan asal tuduh! Aku gak nyulik!" "Lebih baik kamu jelaskan nanti di kantor polisi!" Tegas lelaki itu malah ngamuk. Celine cuma bisa pasrah saat dirinya ditarik kasar, yakin deh pasti pergelangan tangannya memar. Gini amat sih nasibnya, minta roti malah dituduh penculik. Amsyong sekali. "Pah-pah!" Lelaki itu langsung menghentikan langkahnya saat ujung jasnya ditarik anaknya. Ekspresi marahnya tadi seketika berubah manis dan lembut, Celine yang melihatnya pun mendengus. "Kakak ini nggak mau culik Zee kok, Kakak ini cuma minta rotinya Zee. Kasian Pah, dia gelandangan kelaparan." Celine tersedak tak karuan, etdah buset dirinya yang secantik ini malah dikatain gelandangan. Tapi agaknya alasan itu cukup mujarab, karena lelaki tadi tidak lagi menatap nyalang Celine. "Bener?" "Iya Pah, tuh liat s**u aku masih dibawa Kakak ini." Tunjuk bocah bernama Zee itu kearah Celine. "Huft ... maaf ya Mbak, saya udah nuduh sembarangan." Celine tersenyum masam. "Makanya Pak lain kali jangan ngamuk dulu, nih lihat tangan saya sampe memar karena Bapak!" Omel Celine membuat lelaki itu nampak bersalah. "Bagaimana kalau kita ke rumah sakit?" Tawarnya. "Gak usah!" Celine membenarkan kaosnya. "Saya permisi!" Pamit Celine dengan wajah ngambek. "Tunggu sebentar!" Celine tak jadi pergi, menatap lelaki itu malas. "Ada apa lagi?" "Kamu butuh pekerjaan?" Tanya lelaki itu membuat Celine membola, dengan cepat Celine mengangguk. "Saya punya penawaran buat kamu." Ujar lelaki tadi menatap mata Celine. "Apa?" Tanya Celine tak sabaran. "Kamu mau bekerja jadi pengasuh anak saya?" Celine mengerjap, WHAT? BABY SITTER MAKSUDNYA?!

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

Siap, Mas Bos!

read
13.3K
bc

Single Man vs Single Mom

read
97.1K
bc

Dinikahi Karena Dendam

read
205.8K
bc

Tentang Cinta Kita

read
190.3K
bc

My Secret Little Wife

read
98.1K
bc

Iblis penjajah Wanita

read
3.6K
bc

Suami Cacatku Ternyata Sultan

read
15.4K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook