♡︎ Living Flawless 4

1197 Words
“Pagi Lexia Lionardino! Pada kemana nih sepi amat rumah?” Tanya Axel seraya mendudukkan diri di samping adiknya yang sedang menonton televisi. “Hmm, mama lagi belanja persiapan buat besok, papa lagi ke kantor.” Balas Lexia dengan wajah cemberut. “Besok mereka jadi pergi?” “Kan gue udah bilang kalo mama lagi nyiapin barang buat besok.” Sinis Lexia. “Biasa aja kali, tau kok gue juga.” Ucap Axel sembari menyomot makanan yang di pegang Lexia. “Ish lo maen comot aja sih bang, nyebelin lu.” “Gak tau diri banget ya mereka, udah tua masih aja bertingkah kayak anak kecil. “ Cibir Axel. “Biarin aja lah, gimana maunya mereka juga.” Sahut Lexia, " “Bilangnya Q Time family, tapi yang pergi mereka berdua. Itu sih honeymoon namanya.” “Lebih gak tau diri banget malah pas lo bilang mereka mau honeymoon,” Gidik Lexia. Axel tidak menjawab, matanya fokus memperhatikan tayangan yang ada di hadapannya. “Dek, gimana caranya ya biar gue bisa ketemu dia lagi?” Tanya Axel. “Dia siapa?” “Si Pou lah cewek yang kita temuin seminggu yang lalu, siapa lagi emang.” Ucap Axel dengan kesal. “Bang, emang lo yakin kalo cewek tadi itu si Pou yang selalu lo mimpiin?” Tanya Lexia. “Kalo diliat dari kalungnya sih bener dek, “ Jeda Axel sebentar, “Lo tau kan dek kalung yang gue beli itu di Indonesia cuma nyediain beberapa buah aja.” Lexia mengangguk, “Iya sih bang, tapi kan siapa tau dia juga beli bang.” “Satu seri nya cuma satu warna.” Balas Axel. “Ya udah lah terserah lo aja bang, lo seneng gue ngikut seneng aja.”Ucap Lexia mengakhiri pembicaraan dengan abangnya itu, seraya beranjak pergi meninggalkan Axel. Axel menahan kaos belakang yang dipakai Lexia membuat gadis itu hampir terjungkal jika Axel tak menahannya, “apaan sih bang, lepasin.” “Lo mau kemana, lo harus bantuin gue biar bisa ketemu dia lagi.” Kekeh Axel menarik kaos adiknya. “Usaha sendiri dong, ih.” Geram Lexia. “Gue lagi buntu kali ini, ayolah dek bantu gue, kalo engga gak akan gue lepasin nih.” Ancam Axel. "Lo kan temenan sama Zacky, ya tinggal minta bantu aja sama dia." Gerutu Lexia. “Ishhh iya gue bantuin, lepas dulu gue mau duduk.” Axel melepaskan cekalannya tiba-tiba, membuat Lexia jatuh terjungkal ke belakang. “Lo udah janji mau bantuin gue, cepetan bangun.” Titah Axel. Lexia mendudukkan dirinya di depan Axel, tangannya bertumpu pada meja di hadapannya, wajahnya maju membuat Axel mengikuti gerakannya lalu Lexia membisikkan sesuatu di telinga Axel.   ~   Berbeda dengan Axel dan Lexia, kini Vianka tengah berdiri menghormat di tengah lapang sekolahnya. Banyak siswa berlalu-lalang di koridor seraya memperhatikan Vianka yang sedang mengoceh tak jelas. Hari ini dia bangun sangat pagi sampai dia berleha-leha karena dugaannya tak akan kesiangan lagi, Tapi sayang dia harus kena hukuman karena abangnya yang satu itu tak sengaja menguncinya di dalam kamar mandi dengan alasan tidak tau kalau ada orang di dalam sana. Pasalnya Vianka memakai kamar mandi yang berada di lantai bawah bukan di kamar mandi miliknya yang berada di kamar. “Sialan lo Samuel! Gue cincang lo, tunggu aja.” Gerutu Vianka seraya beberapa kali menyeka keringat yang bercucuran di keningnya. “Aish ini tuh panas banget, mau sampai kapan sih gue di jemur? Udah jalan dua jam anj*r.” Lirih Vianka. Banyak pasang mata menatap Vianka penuh ejekan, tak sedikit juga yang menatapnya jijik. ‘Itu si Cupu liat deh, gak nyadar banget sih. Katanya murid kesayangan tapi kerjaannya tiap hari telat mulu.’ Bisik siswa-siswa yang melihat Vianka. “Mana sih cowok yang katanya bakal selalu ngejagain princess kayak gue ih.” Gerutu Vianka seraya mengibaskan tangannya dekat leher. Tiba-tiba seluruh koridor mendadak heboh, banyak yang teriak tidak jelas sampai Vianka tak bisa mengerti ucapannya. Satu kata yang dia dengar dengan jelas, “prince? Hah?” “Selamat siang Princess nya Prince Zacky, bagaimana hukumannya hari ini, berjalan lancar kah?” Tanya Zacky yang baru datang dari arah belakang Vianka dan langsung menyambut Vianka dengan sebuah pelukan dari samping. “Ish lepas, lo ya Zack, kemana aja sih? Katanya lo mau jagain gue tapi udah dua jam kagak ada, ini lagi ngapain pake bawa payung gitu.” Ucap Vianka sedikit berbisik. Zacky tersenyum sangat lebar pada Vianka membuat seluruh siswa yang melihat kejadian langka tersebut seketika mendadak mimisan, “ini tuh buat di pake  lah Vianka, masa lo gak tau sih.” “Gue tau Zacky, ya udah sini bukain payungnya buat gue.” Titah Vianka pada Zacky. Zacky menggeleng, “Big NOO! Itu bukan buat lo, maaf ya gue bawa ini buat di pake sama gue sendiri.” Ledek Zacky seraya membuka payung pink yang dia bawa tadi lalu tersenyum meledek ke arah Vianka, “Prince Zacky mau pergi dulu ya Princess.”Lanjut Zacky melangkah pergi meninggalkan Vianka, tak lupa dengan lambaian tangannya yang hanya bisa di lihat dari arah Vianka saja. Sementara Vianka masih terdiam melongo menatap kepergian Zacky, kepulan asap muncul dari kedua telinganya. “ZACKYYYYYYYYYYYYY!” Teriak Vianka kesal saat matanya menangkap Zacky yang tengah asyik  tebar pesona berjalan memutari lapangan dengan payung berada di tangannya. ~ Sudah tiga puluh menit setelah bel pulang berbunyi, kini Vianka memutuskan untuk membelokkan stir mobilnya berniat untuk bermain sebentar sebelum pulang ke rumah tak apa kan pikirnya, dia berencana untuk mengunjungi sebuah taman yang sudah sangat lama dia rindukan. Butuh waktu setengah jam dari sekolahnya untuk sampai kesana, itupun jika jalannya tidak macet, belum lagi jika jarak dari rumahnya akan sangat memakan waktu yang lama. Lampu merah menyala menandakan dia harus berhenti, “gini nih, gue paling males kalo pergi ke tempat ini tuh ya karena ada lampu merahnya, ini lampu merah paling lama diantara yang lain, astaga.” Sambil menunggu bargantinya lampu, Vianka menyalakan musik dari HP nya, bibirnya bergerak mengikuti alunan lagu itu. Satu lagu sudah terlewati, akhirnya dia bisa menjalankan kembali mobilnya. Vianka memasuki area perumahan dekat taman, jalanan yang sepi membuat Vianka merasa santai. Tiba di persimpangan jalan, tak lupa dia menengok ke kiri – kanan terlebih dahulu, merasa sudah aman dia melanjutkan perjalanannya. Sampai dia melihat seekor anjing kecil yang hendak menyebrang, karena takut menabraknya akhirnya Vianka memilih memutar stir ke arah kanan, tanpa dia ketahui ada seorang lelaki yang ingin menghampiri anjing tersebut. ‘BRAKK’ Vianka terkejut, dia merutuki kelalayannya dalam berkendara. Dia sangat gugup, hampir saja lelaki itu terserempet olehnya. Dengan segala keberaniannya, Vianka keluar dari mobil menghampiri lelaki yang sedang menggendong anak anjing tadi. Kegugupan Vianka semakin menjadi kala tatapan tajam dari lelaki yang ternyata dia kenali itu. “Kak - kak Axel?” Tanya Vianka sedikit gugup. Lelaki yang dia sebut Axel itu hanya memandang Vianka dengan pandangan aneh, “Lo kenal gue?” Vianka tersenyum kiuk, dia lupa dengan penampilannya sekarang. Rambut kepang dua, kaca mata bulat, serta seragam olahraga yang sangat kebesaran di tubuhnya. “Eh- mm itu. Siapa sih yang enggak kenal sama kakak, semua anak SMP tiap sekolah pasti tau kakak kok.” Jelas Vianka. “Oh gitu yak.” Ucap Axel seraya berjalan mendekati Vianka, membuat Vianka terpojok pada kap mobilnya. Saking dekatnya Axel dengan dirinya, membuat Vianka dapat merasakan hembusan nafas dari mulut Axel. “Eh kak, bisa munduran dikit?” Tanya Vianka pada Axel. Axel menggeleng, langkahnya semakin mendekat pada Vianka, “Lo siapa?” Tanya Axel sekali lagi. “Gue Pika kak, mundur dikit kak.” Pinta Vianka yang masih tak digubris ucapannya. “Lo siapa?” Selidik Axel seraya menyipitkan matanya menelisik seluruh wajah Vianka. Merasa kesal pada Axel, Vianka meletakkan jari telunjuknya pada hidung mancung lelaki di depannya, dengan sekali dorongan Axel langsung menjauh. “Gue tanya sekali lagi, lo siapa?” “Gue Pika ih.” “Di sini, di Indonesia cuma nyediain kalung itu lima buah. Jadi lo dapet dari mana itu kalung?” Selidik Axel. Vianka melupakan kalung yang dia pakai, biasanya Vianka akan memasukkannya ke dalam baju namun dia lupa untuk hal itu. "Gu - gue beli sendiri lah." Gugup Vianka semakin membuat Axel curiga. "Kayaknya gue kenal deh." Ucap Axel mendekatkan dirinya kembali pada Vianka. "Siapa eh?" Tanya Vianka gugup. "Lo Vika kan?"
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD