Bab 8 Bukan Tipe Pria Idamannya

1172 Words
Damian syok mendapati dirinya baru saja ditampar, tapi detik berikutnya tetap santai, mendengus geli kembali. Entah apa yang merasukinya sekarang. Dia tahu wanita di depannya ini adalah wanita yang menjadi lawan Nirmala di dalam ruangan barusan. Karena tidak melihat jelas wajahnya, dan tidak tertarik dengan pertengkaran wanita, maka dia pun hanya melewatinya untuk segera menyapa beberapa tamu penting, lalu keluar ruangan melakukan panggilan telepon. Dia pun hanya meliriknya sekilas acuh tak acuh sebelumnya, tapi siapa sangka malah bertemu dengannya di sini? Anehnya, malah terjerat dengan pesonanya. Saat melihat wajah Claris yang sudah cukup bersih dari lemparan makanan, seketika saja Damian terpana dengan wajah sang wanita, seolah ada yang menangkap hatinya hingga dunia di sekitarnya berhenti bergerak. Paling menariknya adalah kepribadian sang wanita jauh membuatnya terpana. Tidak heran dia bisa menjadi lawan kuat Nirmala. Astaga! Benar-benar! Wanita ini sungguh sesuatu! Dirinya terkenal sebagai pria idaman wanita selama ini, tapi pelayan berpenampilan kacau di depannya malah menolak ciumannya dan memberinya hadiah cap 5 jari? Damian tersenyum mengejek, menatapnya dingin dan sinis seolah perempuan murahan yang sok jual mahal. Ini membuat hati Claris sakit, dia segera mengencangkan wajahnya supaya terlihat garang. Sialan! Apa benar harga satu set jas yang dipakainya itu 900 juta? Claris sudah pusing dengan biaya operasi sang ayah yang mencapai ratusan juta, ini malah harus membayar hutang sebanyak itu gara-gara kecelakaan tak disengaja? Apa dunia tidak bisa tidak terlalu kejam kepadanya? Rasanya mau gila! Lagipula, bukan salah dirinya sepenuhnya, kan, yang tiba-tiba menabraknya karena pria itu sendiri berdiri di tengah jalan?! Siapa suruh dia berdiri di sana! Pria tampan dan kaya, tapi ternyata bodoh! Dia memaki dalam hati sambil melotot kepada sang pria. Damian menepuk pelan puncak kepala sang pelayan, memiringkan kepalanya dengan nada menyindir yang santai, “kenapa melihatku seperti itu? Apakah ini trik lain untuk menggoda pria?” Claris sangat kesal! Apa-apaan dia ini sejak tadi?! Apa dia berpikir tengah menggodanya dengan sengaja?! Dasar! Tidak seharusnya dia mengambil tawaran pekerjaan di hotel semacam ini! “Maaf, Tuan! Sejak tadi Anda bicara yang tidak jelas! Saya hanya ingin membersihkan jas Anda yang kotor, Tidak ada maksud yang lain. Saya sungguh minta maaf karena tidak sengaja menabrak Anda, tapi bukankah Anda juga yang salah kenapa malah berdiri di tengah jalan begini?” Claris membusungkan dadanya, mencoba berdiri tampak kuat dan percaya diri, tapi ini malah terlihat lain di mata Damian. Dia seperti menggodanya dengan sikap yang terlihat seksi dan dewasa, membuat Damian tanpa sadar menelan saliva gugup. Sang pelayan berwajah cantik yang terlihat kuat dan lemah di saat yang sama ini, membuat jantung Damian terasa aneh, ada perasaan bersemangat mengalir kuat di aliran darahnya bolak-balik melihat pesonanya yang galak, tapi sangat manis. “Heh! Kalaupun dicuci, apa kau tahu berapa biayanya? Jas ini menggunakan kain terbaik dan dijahit oleh perancang terkenal. Tidak bisa sembarangan dicuci begitu saja seperti pakaian rakyat biasa.” Claris tertegun kaget. Benar juga! Berengsek! Apa yang harus dilakukannya sekarang? Dalam hati, sambil menggigit bibir, Claris mencoba memikirkan ide lain. Dia sadar sedang melawan siapa, tapi tidak punya pilihan lain. Dia menolak untuk diperlakukan rendah untuk kedua kalinya di hari yang sama oleh orang kaya semena-mena! Tiba masa tiba akal, Claris tampak terlihat santai, lalu tertawa meremehkan. Ini membuat Damian mengerutkan keningnya heran. Apanya yang lucu? “Tuan, kalau benar pakaian ini mahal, apa buktinya? 900 juta? Ya. Mungkin saja ada pakaian semahal itu, tapi pakaian ini?” Claris berhenti berbicara sejenak, dan dengan pembawaan arogan dan gaya sedikit preman pasar yang elegan, menepuk-nepuk sebelah pundak sang pria menggunakan punggung tangan kanan seolah tengah membersihkan debu, tatapannya sangat santai dan agak malas-malasan. Raut wajah Damian tidak enak dipandang, mengamati sang wanita dalam diam. Ekspresi dingin beku bagai es abadi itu membuat hati Claris mulai gentar. Tapi, dia tidak mau mundur! Ralat, tidak bisa mundur! Sebenarnya, wanita ini tengah bertaruh untuk membuat lawan bicaranya mati kutu, dan menekannya dengan cara lain. Dia tahu dan paham kalau pria itu mungkin benar-benar orang kaya, tapi ayahnya saat ini bisa jadi dalam keadaan gawat, dan dirinya tidak punya waktu untuk meladeni para orang kaya sialan di hotel ini. “Anda menuduh saya tengah menggoda Anda?” tanya Claris dengan sebelah kening naik, tersenyum meremehkan sambil bersedekap, lanjut berkata, “jangan bercanda, Tuan. Anda ini bukan selera saya. Pria dingin dan tampan? Itu sama sekali tidak ada dalam daftar kesukaan dalam hidup saya. Pria seperti itu mana ada bagus-bagusnya? Sekalipun saya seorang murahan sekalipun, Anda tidak akan menjadi incaran saya. Banyak ikan di lautan, bukan? Jangan-jangan... soal 900 juta itu, Anda berbohong, ya? Apa mungkin Anda yang tengah menggoda saya? Trik murahan seperti itu. Tidak akan mempan kepada saya!” Dengan gaya sengaja, Claris memajukan wajahnya untuk mengejeknya. Menyeringai sangat lebar dan sangat menyebalkan. Damian cukup kaget wajah sang wanita tiba-tiba maju di depannya, tapi dia tetap tenang. Claris terus mengomporinya, “aduh, Tuan, ada banyak wanita di luar sana, kenapa harus saya yang Anda goda? Apa jangan-jangan Anda ini tipe kesepian? Atau malah tipe pemakan semua wanita? Atau tipe yang terlihat keren, tapi aslinya suka tidak tahan?” Kalimat terakhir dikatakan dengan nada mengejek, dan raut wajah menghina, membuat hati Damian langsung memanas luar biasa! Kesepian? Pemakan semua wanita? Tidak tahan? Istilah macam apa itu? Damin tersinggung hebat mendengar ocehan menyebalkan Claris, keningnya mengencang. Apalagi cara mengatakannya dengan gaya yang begitu angkuh dan sombong. Benar-benar meremehkannya sebagai seorang pria! Wanita ini! Kepribadiannya benar-benar luar biasa melebihi kecantikannya! Sudut bibir Damian berkedut kesal, tapi dia masih menahan diri. Dia belum pernah bertemu orang yang membalik kata-katanya seperti itu, apalagi dari seorang wanita. Entah kenapa dia merasa sangat kesal, tapi merasa bersemangat di saat yang sama. Segera, Damian mendorong dan menekan tubuh sang wanita sekali lagi ke dinding, menahan kedua tangannya di sisi kepalanya. “A-APA YANG KAU LAKUKAN?! LEPASKAN AKU!” teriak Claris panik, karena sekarang jelas dirinya tentu tidak bisa menghentikan aksinya jika mau macam-macam kepadanya. Wajah pelayan cantik dengan krim dan saus di wajahnya ini tampak menggelap suram dan ketakutan, tubuhnya gemetar dengan jelas, dan kedua tangannya yang ditekan ke dinding mencoba di tarik lepas, tapi semuanya sia-sia. Damian tersenyum mengejek mengerikan, memiringkan kepalanya sambil menatap dingin wanita pemberontak di depannya. Dia memajukan tubuhnya untuk mencoba menekannya, tapi Claris menghentak-hentakkan tubuhnya agar pria itu menjauh. “AWAS KALAU KAU MACAM-MACAM, PRIA GILA!” makinya kesal, sudah seperti kucing galak yang ingin menggigit pengganggunya. “Berteriaklah sepuasnya, apa kau yakin akan ada yang akan menolongmu? Tidak belajar di dalam ruangan itu sebelumnya?” Claris tertohok hebat. Wajahnya lalu meringis gelap, menggertakkan gigi marah, mata wanita ini penuh kebencian yang menyentakkan jantung Damian. “Ternyata, semua orang kaya memang tidak ada yang bagus! Moral mereka semua jeblok! Tidak punya hati nurani dan sangat busuk! Aku benci orang seperti kalian! Aku benci!” Sudut-sudut mata Claris berkilau oleh air mata, menggeram seperti hewan buas dengan tatapan berkilat berbahaya. “...” Ini membuat sang pria dingin terdiam, bulu matanya merendah lembut. Ada perasaan aneh menghampiri hatinya ketika melihat sang pelayan wanita berkaca-kaca dengan teriakan penuh dendamnya itu. Kenapa hatinya terasa sakit seperti ditusuk jarum begini?
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD