Chapter 1

802 Words
Mentari mulai terbangun dari peraduannya, memancarkan sinar yang menghapus jejak - jejak embun di dedaunan, menghangatkan tubuh dari udara dingin, dan membangkitkan semangat baru di hari yang baru. Seperti yang terjadi di dapur apartemen, terlihat seorang gadis cantik yang sedang berkutat dengan perabotan dapur seperti kompor dan kawan-kawannya. Yup, berkutat dengan dapur adalah hobi yang dimiliki Acha. Setelah selesai memasak,  Acha menyiapkannya diatas meja makan. "Pagi kakakku yang cantik." Ucap Echa sambil mencium pipi Acha "Pagi dek, yuk sarapan." Ucap Acha sambil tersenyum "Wah ayam rica-rica. Resep baru kak? Bakalan bikin konten youtube baru nih" ucap Echa sambil tertawa "Iya resep baru. Bikin konten youtubenya ntaran aja deh, tadi kakak keburu. Udah sekarang kamu makan habis ini berangkat bareng kakak. Hari ini kegiatannya seperti biasa yaitu mendidik. Ia mengajar di SD yasayan Mayasari Parviz  di kota Jogja. Ia menjadi wali kelas 2. "Bu Ara besok akan ada kunjungan ketua yayasan, saya harap anda bisa bantu dengan menyiapkan kue-kuenya. Karena sudah tidak diragukan lagi rasa dari kue buatan anda. Bagaimana Bu Ara setuju?". tanya kepala sekolah  "siap pak. Saya bisa" balas Acha Dia memilih menggunakan panggilan Ara ketika berada  di Lingkungan sekolah. Katanya biar lebih mudah aja diingat untuk anak usia SD.  Hari ini para dewan guru sibuk melatih siswa - siswi untuk acara penyambutan ketua yayasan besok. Bisa dipastikan acara besok akan rame dan meriah, karena yayasan milik keluarga Parviz ini terdiri dari TK, SD, SMP, dan SMA. RAFA POV Hari ini gue mendadak harus terbang ke Jogja untuk menghadiri rapat yayasan. Biasanya ini tugas nyokap gue. Karena berhubung dia sedang menemani bokap perjalanan bisnis ke Jerman jadi gue yang harus menggantikannya.  Sebenarnya gue males banget sama acara beginian, pasti ada nanti banyak para ibu-ibu guru yang genit, belom lagi siswi-siswinya juga ikutan genit. Bisa dipastikan bahwa hari besok adalah hari yang melelahkan. AUTOR POV Hari ini Acha sedang sibuk didapur untuk membuat beberapa macam kue yang akan disuguhkan diacara besok. Dia tidak sendiri, melainkan dibantu Echa sang adik dan Isell sahabat dari sang adik. Tidak lupa juga Acha menyiapkan kamera untuk konten di youtubenya. Sebagian besar kontennya terdiri dari berbagai resep makanan, minuman dan berbagai jenis kue basah serta kering. Tak jarang juga ia membuat tutorial make up ala dirinya atau bahkan terkadang dia juga mengcover lagu. Jika sang kakak adalah youtuber, maka lain halnya dengan sang adik yang lebih terkenal didunia ** atau biasa disebut dengan Selebgram, namun terkadang juga sang adik membuat konten traveling dan jelajah kulinernya. ************ ACHA POV Semua perlengkapan sudah siap termasuk beberapa jenis kue yang akan dibawa ke salah satu ballroom hotel milik keluarga Parviz. "Semua sudah siap dek?" tanyaku pada Echa dan Isell yang menginap di apartemen milikku "Sudah kak, tinggal berangkat aja" ucap Echa "Kak Isell ikut ya, sekalian nebeng gitu kak" ucap Isell kepadaku sambil nyengir. Lalu aku jawab dengan anggukan kepala bertanda iya. Isell adalah anak bungsu dari keluarga Parviz Denger- denger dari Isell, katanya yang hadir diacara yayasan ini kakaknya, anak sulung dari keluarga Parviz. Dia mewakili Nyonya Gelvina Parviz yang hari ini tidak dapat hadir karena melakukan perjalanan bisnis ke Jerman bersama Tuan Gustaf Parviz. RAFA POV Seperti yang sudah diumumkan kemarin, hari ini gue akan menghadiri acara yayasan di Ballroom Hotel GR Parviz Ketika sedang melewati lobi hotel, semua pegawai membungkuk untuk memberi hormat "Selamat datang tuan Galvin Parviz. Bagaimana perjalanan anda ?" ucap Dito yang tidak lain adalah di tangan kananku sekaligus Manager hotel ini "Tidak ada yang spesial". Ucapku pada Dito "Kak Rafa" seketiaka gue dikagetkan dengan suara cempreng seorang gadis. Yups siapa lagi kalau bukan Isell adik gue yang paling cantik. "Isell kangen sama kakak" ucapnya manja sambil memeluk tubuh gue "Kakak juga kangen sama adik kakak yang paling cantik ini." Ucapku sambil mencium keningnya "yaudah yuk masuk kak, nanti aku kenalin sama sahabatku. Oh iya sahabatku punya kakak yang cantik, kali aja kakak minat" Gue sama sekali gak minat sama yang namanya perempuan, bukan berarti gue gak nolmal. Gue masih normal, hanya saja masih belum ada yang pas mengisi hati setelah dia pergi ninggalin gue. Bisa dibilang masih ada rasa trauma. Sudah gue duga, belum juga acara dimulai sudah banyak mata yang memandang seolah-olah gue adalah mata air ditengah gurun pasir. Dipertengahan acara tiba - tiba gue kebelet, akhirnya gue ijin sama kepala sekolah buat kekamar mandi. Setelah dari kamar mandi, gue dengarkan percakapan perempuan dengan anak kecil. Disitu sang perempuan yang gue tau tengah menggunakan batik guru sedang berusaha menenangkan muridnya karena takut tampil untuk acara ini. Cara bicaranya sangat lembut, dan gak butuh waktu lama tangis anak kecil itu reda dan berubah menjadi tawa riang. Entah cara apa yang digunakan bu guru cantik itu hingga dengan cepat bisa menenangkan anak kecil itu yang sekarang berada dipelukannya. Tanpa sadar gue ikut tersenyum melihat kejadian itu, kemudian gue segera kembali ke Ballroom hotel lagi.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD