Melihat ekspresi masam Gazain yang begitu cepat kembali perempuan itu cepat-cepat membujuknya. Medina lekas mengurai rajuk Gazain sebelum sungguhan berantakan lagi usaha berbaikan mereka. Medina mengambil tangan Gazain, lalu bersandar pada lengan kokohnya. âBagaimana kabarmu, Suamiku?â Gazain yang awalnya membusungkan d**a dengan angkuh kini mengembuskan napasnya. Ada sihir milik Medina di sekitar mereka. Satu sentuhan, satu tanya lembutnya, maka akan hilang sekejap semua kesal yang Gazain rasa. Selalu begini Medina menundukkannya, tapi Gazain pasrah, senang sekali dimanja olehnya. Selalu, inginnya hubungan mereka baik-baik saja. Selalu, Gazain menyerah jika dirayu oleh istrinya. Gazain mengecup kepala Medina penuh perasaan, âKabarku tergantung kabarmu, Nona.â Seulas senyum Medina me

