Gazain tertegun sendirian. Setelah Gia memutuskan panggilan dan dirinya sendiri mengiyakan akan mengantar Gia ke rumah sakit, kini ia benar-benar sedang gamang. Tenggelam dalam pikirannya. Gia bilang berdarah lumayan banyak di celananya. Satu sisi Gazain gugup. Ia berharap Gia keguguran jika sungguhan perempuan itu hamil anaknya. Tapi Gazain pun waras dan sadar. Ia ngeri sekali dengan keinginan terdalam hatinya itu. Bagaimana pun juga kesempatan di depan mata, ia bisa mendengar langsung penjelasan dokter jika janin itu sungguhan luruh dari rahim Gia. Dengan begitu kesempurnaan pernikahannya dengan Medina akan diraih mereka sekali lagi. Gazain bisa mendepak Gia dari surga mereka sejauh-jauhnya. Demi Tuhan, Gazain tahu keinginannya salah, tapi ia tak bisa berhenti berharap hal itu terjadi.

