Hai tuan Leon dan tuan Hendra perkenalkan nama saya adalah Kasim kalian perna mendengar nama Mr.T,dia yang memerintahkanku untuk mengambil kunci dengan paksa darimu" perkenalan yang sangat elegan dari Kasim untuk mereka berdua,"aku perna mendengar nama itu tetapi pemimpinmu tidak perna melihatkan wajahnya apakah pemimpinmu hanya seorang kutu buku?"Hendra yang memancing kemarahan Kasim,tetapi itu semua percuma karna Kasim sudah menduga hal sepele ini yang akan diucapkan mereka,Kasim hanya tersenyum dan berkata "apakah kalian sadar dalam posisi seperti ini,kalian sudah terjebak dan masih mementingkan sebuah lolucon itu sangat bodoh"jawab Kasim sambil menyeringai."hahahaha kau sangat bodoh bocah kau pikir kami mati semudah itu"Hendra tertawa dan sambil mengambil benda yang ada di saku jas baju nya itu adalah remot kontrol yang memicu bom tempel untuk meledak,dengan melirik Leon Hendra berbicara kepada Kasim "hei bocah apakah kau menyadari anak buahmu berkurang satu,dia memberi tahu kanku soal penyerbuan malam ini aku juga sudah menantikan penyambutan pesta untukmu Kasim" Hendra berkata sambil menyeringai."sial kau tua bangka yang menyebalkan beri aku jalan b*****t minggir!!"Kasim yang khawatir akan dirinya sendiri,"hmm Hendra terima kasih"Leon yang menatap lega dan tersenyum kepada Hendra dan Hendra langsung menekan tombol"duarrrr!!"ledakan yang sangat keras langsung terdengar oleh Amalia dan Rio mereka melihat arah gedung milik ayahnya Amalia"tidaaaaakk!!ayaaahh!!"teriak Amalia di mobil taksi,Rio pun tidak merasa keenakan karna ke egoisannya dia telah menjauhkan Ayah dan putrinya.
Setelah semua nya berlalu meraka sudah sampai tempat tujuan mereka,terlihat sangat jelas ada sesosok orang yang menunggu kedatangan mereka,tidak perlu basa basi Rio bergegas menghampiri pria misterius itu dengan benda tumpul tongkat besbol yang selalu dia bawanya,"apakah kau mengincar kami juga ha! Jawab woi!?"Rio yang langsung marah sepontan kesal karna Dari mobil sampai sekarang Amalia seakan menganggap Rio tidak ada.pria misterius itupun mendekat dan mengeluarkan kartu namanya dia adalah polisi intel yang bernama Bram Nugroho,"tenang Rio kau tidak perlu cemas lagi sekarang kau sudah aman apakah dia yang dimaksud Hendra?"Bram yang melirik dan menunjuk Amalia, "benar dia adalah orangnya aku mohon rawat dia dengan sebaik baiknya paman dia adalah satu satunya yang kupunya saat ini"Rio yang merasa lega karna sudah merasa aman, "Rio,Amalia saya turut berduka atas kejadian menimpah ayah kalian,aku sebagai temannya Hendra akan melindungi kalian berdua dari semua kejahatan,aku juga akan mengadopsi kalian berdua untuk menjadi anakku bagaimana?" Bram yang menawarkan bantuan kepada Rio dan Amalia, "itu hanya untuk Amalia saja paman aku tidak membutuhkannya aku akan pulang,benar pulang kerumah dan beristirahat disana,karna rumah itu masih hangat hawa keberadan ibu dan ayahku..Amalia teruslah membenciku dan jadikan kebencian itu membuka jalanmu amalia,jadilah wanita yang kuat saat tiba waktunya,paman sekali lagi aku berterima kasih"Rio yang berjalan menjauh di kediaman Bram dan segera pulang kerumahnya.