Prolog
Sarah yang masih berstatus mahasiswi jurusan kebidanan ini sudah menjalin hubungan dengan kekasihnya sejak beberapa bulan terakhir. Faris adalah cinta sekaligus pacar pertamanya dan Sarah sangat mencintai pria itu. Hati, hari-hari, dan pikiran Sarah, selalu saja bermuara pada Faris. Faris pun sangat menyayanginya, terbukti dari cara pria itu memberi perhatian hingga mengenalkan Sarah pada kedua orang tuanya dan seluruh tim di Agensi. Iya, kekasih Sarah adalah pemilik Agensi permodelan dan juga perfilman.
Dua sejoli itu baru saja kembali dari kantor Agensi ketika malam telah menyapa dan begitu larutnya. Sarah berinisiatif menemani kekasihnya yang hari ini sangat sibuk, meski harus meninggalkan perkuliahannya.
“Yang, aku pulang dulu. Besok jadi kan, nemenin aku ngurus semuanya lagi?” tanya Faris setelah menghentikan laju mobilnya di depan gerbang rumah Sarah.
Sarah mengangguk ragu dan melepaskan seatbelt-nya. “Tapi, aku ada kuliah pagi. Aku udah jarang masuk sekarang, takut nanti jadi masalah. Gimana dong?” ucap Sarah hati-hati sambil menatap kekasihnya.
Pria itu terlihat begitu lesu, salah satu modelnya terlibat skandal hebat hingga Faris mengalami banyak kerugian karenanya. Tak ingin sang kekasih semakin bertambah pusing, Sarah pun mengoreksi kembali kata-katanya, “Yang, nggak apa-apa deh. Besok pagi aku temenin kamu urus masalah ini lagi. Biar aku izin aja besok.”
Faris pun tersenyum senang, kemudian mengulurkan tangannya untuk mengelus rambut Sarah. “Terima kasih, Yang. Kamu udah banyak bantu aku.”
Sarah ikut tersenyum dengan lembut. “Sama-sama, aku senang kok bantu kamu.”
Tak berapa lama kemudian, gerbang yang awalnya tertutup rapat tiba-tiba saja terbuka. Sosok paruh baya muncul di baliknya dengan wajah tak menyenangkan. “Sarah, masuk!” perintahnya tanpa basa-basi. Dia menatap Faris dengan tatapan tidak suka.
Sarah menelan ludah dan bergegas meninggalkan mobil kekasihnya diiringi tatapan tajam dari sang Papa. Entah apa yang membuat papanya itu tak menyukai Faris, padahal Faris memiliki segalanya dan sangat layak menjadi kekasihnya.
Sementara itu, jauh sebelum Sarah mengenal Faris, ada seorang pria yang terus bermunajat pada Allah agar bisa dipersatukan dengan Sarah. Pria itu adalah pria yang tanpa sengaja bertemu dengan Sarah saat Sarah masih SMP. Pria yang memilih tahu segalanya mengenai Sarah, meski tak pernah menunjukkan siapa dirinya. Dia adalah Azhar, pria keturunan Timur Tengah yang saat ini sedang mengabdi sebagai dosen di salah satu Universitas di Singapura.