Tigo

831 Words
Riuh tepuk tangan seketika menggema ketika Linggarjati baru saja selesai membawakan sebuah lagu. Seolah tak puas hanya dengan satu lagu, para pengunjung berteriak meminta dirinya kembali unjuk suara. "Lagi ... Lagi ... Lagi ..." sorak para pengunjung Saung KKL. "Ok ok, satu lagu aja tapi yaa?" Nego Linggarjati. "Iya !!!" jawab para pengunjung. "Lagu ini merupakan lagu yang booming pada jamannya. Meskipun bukan dangdut tapi bagiku lagu ini cukup ambyar." Linggarjati mengawali nyanyiannya dengan sedikit penjelasan. Setelah berdehem sekali, intro atau dimulai. "Tuhan tolong aku, kutak dapat menahan rasa di dadaku, ingin aku memiliki namun dia ada yang punya." Sekalipun Kinanti bukan orang yang banyak bicara bukan berarti dia tak peduli lingkungannya. Sekeras apapun benaknya mengelak, namun paham paham ada makna tersirat dari lagu yang kini tengah Linggarjati dendangkan. Bagi orang awam mungkin tingkah Linggarjati yang begitu ekspresi adalah hiburan sendiri-sendiri, tapi Kinanti tahu bahwa itu benar-benar sepenuh hati. "Bukan maksud diriku melukai hatimu, namun aku juga manusia, yang ingin merasakan cinta." Tepat pada umpan ini mata Linggarjati kembali mencari manik Kinanti. Kinanti yang merasakan tatapan Linggarjati yang mencari dirinya segera meninggalkan area pengunjung yang entah kenapa malam begitu ramai. Kenapa semua orang selalu berpikir keras? Tidak bisakah batin ini tenang? Atau aku yang terlalu berpikir tentang sesuatu yang sebenarnya tidak perlu dipikirkan? Aku yang salah lagi? Batin Kinanti begitu bergejolak. Entah sudah berapa kali Linggarjati mengungkapkan sesuatu yang berkaitan dengan perasaan. Sekalipun tak terlintas dalam benaknya untuk menerima maksud baik Lingga meski hanya sekedar mencoba. Baginya, masalah hati bukan permainan yang bisa dicoba sesuka hati dan ditanggapi ketika kemenangan sudah diraih atau bahkan ketika kebosanan datang setelah kekalahan yang selalu diterima. Berjalan ke luar Saung menyusuri jalan lenggang dengan langit bertabur bintang sedikit menetralkan pikirannya. Disertai air gemericik yang mengalir menyusuri berpetak-betak sawah. Sedikit angin yang menerbangkan pakaiannya seolah ikut membawa terbang kecamuk dalam benak. "Kin ..." Linggarjati memanggil lirih ketika dilihatnya Kinanti berhenti berjalan dan kini duduk di pembatas jalan menghadap hamparan sawah. Linggarjati segera mencari Kinanti begitu selesai dengan lagunya. Ketika melihat sosok perempuan yang berjalan gontai dengan pakaian sesekali berkibar dirinya tak ragu untuk menyusul menyusul. Melangkah cepat menghampiri sosok yang diyakininya sebagai Kinanti. Merasa dipanggil Kinanti hanya menoleh ke arah datangnya suara. Tanpa sepatah katapun keluar dari mulutnya. Sebatas tatapan tepat pada manik Linggarjati menjadi jawaban. "Kenapa ke sini? Di sini kan dingin?" kata Linggarjati basa-basi, mengelak mengerti maksud tatapan Kinanti padanya. Begitu dilihatnya, Kinanti hanya diam dengan tatapan tak lepas membuat Linggarjati menghela napas panjang. "Huhh ... maaf," ucapnya lirih tak berani tatap Kinanti. Mengikuti Kinanti mengambil tempat duduk di sisi lain pembatas jalan, juga mengikuti arah tatapan Kinanti sebelum kehadiran dirinya. "Kamu pasti tahu, lagu yang aku nyanyikan tadi bukan semata-mata menghibur pengunjung atau menggodamu biasa." Linggarjati memulai. "Sedari awal bertemu, aku sudah merasa kamu adalah perempuan yang berbeda dari yang pernah aku temui. Denganmu aku merasa sempurna. Semakin mengenal kamupun aku merasa yakin bahwa kamu adalah orang yang tepat." Kembali, Linggarjati hanya mampu menghela napas yang menenangkan kegugupannya. Tak pernah dirinya seserius ini diluar urusan pekerjaan bersama perempuan di sampinya ini. Dengan menatap perempuan di sampingnya tersebut Linggarjati lanjut mengutarakan isi hati. "Namun, semakin mengenal kamu pula, semakin aku mengerti bahwa selamanya rasaku ini hanya akan berjalan satu arah. Sekeras apapun aku berlari menghampiri sosokmu tak pernah terkejar, meski kamu tak pernah benar-benar menghindar." "Maaf," kata Kinanti, Setelah aku sekarang itupun kamu tetap pergi. Why hatimu tak pernah menerima atau mungkin hanya mencoba? Jangan-jangan hatimu sudah terisi sebuah nama? Namun siapa? Selama aku mengenalnya tak pernah sekalipun ada gelagat yang menunjukan dirinya mencintai seseorang. Lalu siapa? Kenapa kamu begitu diwujudkan hatimu rapat-rapat. Benak Linggarjati bertanya-tanya seraya maniknya mengawal ke mana perginya sosok Kinanti. Dilihatnya sosok Archie berdiri di depan jembatan kecil yang mengarah ke halaman rumah, Kinanti yang menghampiri. "Archie? Ngapain diem di jalan? Mau ke rumahku?" Tanya Kinanti. "Ah, iya, itu, tadi, anu? Duh itu, aku mau minjam flashdisk kamu. Boleh kan?" Jawab Archie terbata-bata. "Oh gitu. Kebetulan kebetulan aku bawa di kantong." Merogoh kantung rok yang dikenakannya, Kinanti kemudian menyerahkan apa yang diinginkan Archie. “Ok deh, aku pinjam dulu yaa. Secepatnya aku balikin,” ujar Archie. Setelah berpamitan Archie segera meninggalkan rumah Kinanti untuk pulang ke rumah sendiri. Meminjam flashdisk hanya alibinya saja. Sebenarnya hal itu spontan saja keluar dari pikirannya. Dirinya tidak mau diketahui Kinanti bahwa sejak Linggarjati keluar dari Saung untuk menghampirinya sudah diperhatikan olehnya. Namun begitu dilihatnya benda itu ditabgan, seketika terlintas sebuah ide. Kinanti kan seneng banget nulis tuh. Apalagi ini flashdisk kesayangannya pasti banyak novel yang menarik didalamnya. Kalau salah satunya aku ambil buat dikirim ke penerbit pasti Kinanti seneng tuh. Gak bakalan galau lagi dia. Terus nama Saung ini juga pasti semakin terkenal. Begitu kira-kira isi batin Archie. Dirinya menganggap apa yang didasarkan adalah benar mengingat Kinanti yang sepertinya galau karena Linggarjati. Begitu naif batin seorang Archie. Dia hanya tidak tahu bahwa apa yang akan terjadi ini justru membawa penyesalan terbesar dalam hidupnya. Bukan manisnya yang percaya yang akan dicecap, justru pahitnya Kehilangan yang dia dapat.

Great novels start here

Download by scanning the QR code to get countless free stories and daily updated books

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD