BAB 10

1408 Words

   Cancri berdiri di depan pintu kaca, ia menatap ke dalam ruangan dan hanya bisa menunduk. Merasa bersalah pada kedua anak, serta istrinya. Pria itu kembali mengingat tubuh adiknya yang hancur, namun anehnya tubuh ular peliharaan sang adik tidak juga terbangun. Ia mengembuskan napasnya berat, bisakan berharap kali ini?    “Cancri,” ujar seorang wanita, rambut wanita itu begitu panjang dan wangi lavender tercium menyengat dari tubuh wanita tadi. Wajah wanita itu terlihat sedikit pucat, mungkin terlalu banyak bekerja bahkan kadang tak tidur.    Cancri menatap, ia langsung memeluknya dan menangis di sana.    “Kau percaya pada, Mommy?” tanya wanita itu. Ia mengelus rambut Cancri.    “Apa yang Mom ketahui?”    “Luzia, masih hidup!”    “Aku melihatnya, Luzia terbunuh Mom!” Cancri melepas

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD