5. Mantan Kekasih

485 Words
5.  Mantan kekasih   Suasana koridor tampak sepi karena jam istirahat memang sedang berlangsung. Dengan tergesa-gesa, Risa berjalan cepat untuk menemui Arka di kelasnya. Ada hal penting yang harus ia tanyakan kepada cowok itu. Sampai di depan kelas, Risa langsung masuk begitu saja dan mencari keberadaan Arka di sana. "Ar!" ujarnya ketika melihat Arka yang tengah duduk bersandar di kursi. Arka menoleh cepat seraya mengernyit heran. "Ngapain?" "Mau ngomong." Menghela napas, Arka meminta izin kepada kedua sahabatnya kemudian beranjak dari sana. "Ngomong apa?" Risa tidak menjawab, cewek itu langsung menarik lengan Arka. Ia akan membawanya ke taman belakang sekolah. "Ada hubungan apa sama Laura?" tanya Risa ketika mereka baru saja sampai di taman belakang. Arka yang masih belum mengerti dengan ucapan Risa mengernyit heran. "Kenapa tiba-tiba nanya gitu?" "Gue nanya, yang harus lo lakuin cuma jawab, bukan nanya balik!" "Gue bingung, mangkanya gue nanya!" Risa memutar bola matanya malas. "Ada hubungan apa sama Laura, Ar?" "Maksud lo hubungan yang kayak gimana?" Astaga, kenapa Arka tidak mengerti juga? Risa berdecak kesal. Apa Arka hanya pura-pura tidak tahu? Atau sengaja menyembunyikannya? Sekarang, ia tahu kenapa Laura selalu mengganggunya. Ia tahu kenapa Laura selalu menyuruhnya untuk meninggalkan Arka. Ternyata, cewek sinting yang tidak pernah absen mengganggunya itu adalah mantan kekasih Arka. Ya, Risa baru saja mengetahuinya dari kedua temannya. Yang ia  pikirkan, kenapa Arka tidak bercerita? Apa itu alasan Arka melarangnya untuk menemui Laura kemarin? Kalau iya, ia curiga besar untuk itu. "Kenapa nggak cerita kalo Laura mantan lo?" Arka mengerti sekarang, rupanya ini yang dimaksud Risa sedari tadi. Menghela napas, ia memilih mendudukkan tubuhnya di kursi yang ada di sana. "Jawab, Ar!" ujar Risa kesal. Ia pun ikut mendudukkan tubuhnya. "Cuma mantan, nggak ada apa-apanya." "Kenapa nggak cerita?" "Nggak ada yang penting buat diceritain." Risa menghela napas kesal. Tidak pernah sehari saja cowok itu tidak membuatnya kesal. "Tapi gue pengen tau." Arka menatap Risa dengan kening yang mengerut heran. "Itu lo udah tau kalo Laura mantan gue." "Pengen tau lebih lengkapnya!" "Lengkap gimana?" Berkali-kali Risa menahan emosinya. Ia harus sabar, berbicara dengan makhluk seperti Arka memang harus mempunyai ekstra sabar. "Ya, kenapa kalian bisa jadi mantan." "Nggak penting." Demi apapun, rasanya Risa ingin baku hantam sekarang juga dengan Arka. Kenapa cowok itu tidak peka juga? Sebagai pacar, ia juga ingin tahu masa lalu Arka. Sesuatu yang wajar, bukan? "Jangan-jangan, lo masih suka, ya, sama dia?" "Enggak juga." "Ya, terus kenapa?!" "Nggak kenapa-napa juga." Sial. Tidak ada manusia yang lebih menyebalkan dari Arka. Cowok itu benar-benar membuatnya menggila karena penasaran. "Gue pengen tau, Ar! Kenapa susah banget, sih?!" Arka menghela napas kemudian beranjak dari duduknya. "Dia cuma mantan, Larisa. Kenapa ribet banget, sih?!" Lihat, bukannya menjawab cowok itu malah berekspresi kesal juga kepadanya. Risa ikut beranjak dari duduknya kemudian menatap Arka garang. "Lo masih cinta, ya, sama dia?" Arka menatap Risa aneh. Cewek itu benar-benar rumit dan tidak bisa dikendalikan. Ia kesal dengan sikap Risa yang seperti itu. Tanpa mau memusingkan diri, Arka menghela napas pelan kemudian berjalan meninggalkan Risa. "Kalo gue masih cinta sama dia, mana mungkin gue mengklaim lo sebagai cewek pengganti dia," ucapnya sebelum benar-benar pergi.   To be Continue...  
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD