Gairah Yang Tersimpan

1246 Words
Leo keluar dari minimarket itu dan masuk ke dalam mobilnya. Di dalam mobil ia duduk dengan tenang sambil menatap Shafira yang masih sibuk mengerjakan pekerjaannya di minimarket itu. Reno kebingungan melihat Leo yang tampak duduk tenang di bangku belakang. Penasaran, akhirnya Reno pun bertanya pada majikannya itu. "Tuan, apa rencanamu selanjutnya pada gadis belia itu?" Tanya Reno pada Leo. "Ada tugas baru untukmu, Reno!" Kata Leo. "Apa itu, tuan?" Tanya Reno. "Aku ingin menunggu gadis itu tiba dirumahku tepat setelah ia kembali dari bekerja!" Ucap Leo. Reno lantas mengerti apa yang dimaksudkan oleh tuannya itu. "Baik, tuan! Sesuai dengan keinginanmu aku akan membawa gadis itu padamu." Kata Reno. "Bagus!" Ucap Leo. "Aku tunggu dirumah!" Ucap Leo lagi. "Baik tuan. Leo pun kembali kerumahnya yang megah. Sedangkan Reno masih menunggu Shafira pulang bekerja dari minimarket itu. Reno beserta pengawal lainnya terus menunggu di salah satu gang sempit dimana Shafira sering melintas disana untuk kembali kerumahnya setelah bekerja. Sekitar pukul 11 malam, Shafira pun keluar dari minimarket tematnya bekerja. Ia melangkah dengan cepat untuk segera tiba dirumahnya. Namun ketika ia melewati gang sempit itu, tiba-tiba ia dihadang oleh beberapa pria yang berpakaian jas hitam dan bertubuh tegap. Shafira begitu ketakutan melihat Reno dan juga pengawal pribadi Leo. "Siapa kalian?" Tanya Shafira ketakutan. "Maaf nona, kau harus ikut dengan kami!" Kata Reno pada Shafira. "Aku tidak mau! Aku tidak mengenal kalian." Ujar Shafira mundur secara perlahan. Reno mengetahui bahwa saat itu Shafira ingin melarikan diri dari mereka, namun dengan sigapnya Reno menangkap tubuh mungil Shafira. Shafira berontak sekuat tenaganya. Tapi tak lama tiba-tiba pandangannya menjadi kabur dan lama kelamaan semuanya menggelap. Ternyata Reno memberikan obat bius pada sebuah tissu yang disematkan pada indra penciuman Shafira yang membuatnya tak sadarkan diri. Reno langsung membawa Shafira yang tak sadarkan diri ke kediaman Leo. Tiba disana, Reno langsung membaringkan tubuh Shafira di atas ranjang berukuran king size yang ada di dalam kamar Leo. Tampak di sofa empuk yang tak jauh dari ranjang itu, Leo sedang duduk sambil meminum segelas wine yang ada di tangannya. "Tuan, nona Shafira....... "Keluar!" Perintah Leo pada Reno. "Baik, tuan!" Sahut Reno. Saat Reno dan yang lainnya akan keluar dari kamar yang luas itu, tiba-tiba Leo menghentikannya. "Reno, panggilkan beberapa pelayan wanita kesini!" Perintah Leo lagi. "Baik, tuan!" Sahut Reno. Reno pun keluar dari kamar itu dan menghampiri Arhan untuk membawa beberapa pelayan wanita masuk ke dalam kamar Leo. Tak menunggu lama, beberapa pelayan wanita pun masuk ke dalam kamarnya. "Tuan!" Seru salah satu pelayan wanita dari mereka. "Bersihkan dia! Ganti pakaiannya dengan pakaian yang bersih." Perintah Leo pada pelayan wanita itu untuk membersihkan Shafira yang masih dalam kondisi tak sadarkan diri. "Baik, tuan!" Sahut pelayan wanita itu. Dengan segera beberapa pelayan itu melakukan apa yang diperintahkan oleh majikannya. Selagi Shafira sedang dibersihkan dan di ganti pakaiannya dengan pakaian yang bagus  serta bersih, Leo masih duduk santai sambil meminum wine yang ada di mejanya. Tak lama berselang, beberapa pelayan ini pun telah membersihkan Shafira serta mengganti pakaiannya dengan pakaian yang bersih. "Tuan, kami telah selesai membersihkannya." Ucap salah seorang pelayan pada Leo. "Keluar!" Ucap Leo. "Baik!" Sahutnya. Mereka pun keluar dari kamar Leo setelah menyelesaikan pekerjaan dari majikannya itu. Setelah mendengar pintu tertutup kembali, Leo bangkit dari tempat duduknya dan melangkah mendekati Shafira yang tergeletak pingsan di atas ranjang yang empuk itu. Leo naik ke atas ranjang itu dan berbaring mendekati Shafira. "Kau cantik!" Ucap Leo sembari mengelus wajah Shafira yang begitu muda belia. "Bagaimana bisa seorang gadis belia sepertimu mampu membangkitkan gairahku yang selama ini terkubur begitu lama? Hanya dengan sentuhanmu saja aku bisa merasakan gejolak gairahku yang begitu besar. Aku ingin menyentuhmu, aku ingin merasakan semuanya lagi denganmu." Ucap Leo lagi sembari terus mengelus wajah Shafira dan juga membelai rambutnya yang terurai panjang dengan lembut. Saat Leo sedang menikmati wajah cantik belia dan juga kulit yang terasa begitu halus dan juga lembut, tiba-tiba alis mata Shafira tampak bergerak. Leo menghentikan elusannya dan tau bahwa Shafira mulai tersadar dari pengaruh obat bius yang diberikan oleh Reno tadi. "Akhirnya kau terbangun!" Bisik Leo pada telinga Shafira. Shafira dapat mendengar suara bisikan pada telinganya. "Suara pria! Siapa?" Gumam Shafira dalam hatinya. Shafira membuka kedua matanya lebar-lebar dan kaget ketika ia melihat seorang pria yang begitu dekat dengannya. "Si...siapa kau? Dan dimana aku?" Tanya Shafira ketakutan. "Jangan takut, sayang! Aku tidak akan berlaku kasar padamu." Sahut Leo. "Tapi kau... "Kau adalah pria yang di minimarket tadi, kan?" Tanya Shafira mengingat Leo. "Iya! Aku senang kau masih mengingat wajahku dengan jelas." Ucap Leo sembari mencengkram kedua tangan Shafira dengan kuat. "Apa yang ingin kau lakukan?" Tanya Shafira ketakutan. "Aku ingin memilikimu sepenuhnya!" Sahut Leo. Leo yang sudah tak tahan lagi menahan gejolak gairah yang ada pada dirinya itu langsung mendaratkan ciumannya pada Shafira. Leo melumat habis bibir Shafira yang belum pernah terjamah oleh pria manapun. Shafira kembali membelalakkan kedua matanya lebar-lebar karena terkejut dengan apa yang Leo lakukan terhadapnya. "Lepaskan aku!" Pekik Shafira menolak sekuat tenaganya, namun hal itu sia-sia karena Leo terus saja melakukan apa yang sejak lama ingin ia lakukan terhadap wanita. "Tuan, kumohon lepaskan aku! Aku...." pekik Shafira terus berupaya mendorong Leo menjauh darinya. "Aku mengingankanmu!" Bisik Leo. Lalu tiba-tiba ponsel Shafira yang diletakkan di samping ranjang itu berdering. Sontak saja membuat Shafira dan Leo menghentikan apa yang sedang mereka lakukan. "Sial!" Umpat Leo kesal. Shafira tersadar dan mendorong tubuh Leo sekuat tenaganya. Ia turun dari ranjang itu dan meraih ponselnya. "Ha..halo?" Ucap Shafira terbata. "Apa ini Shafira?" Tanya orang yang menghubunginya. "Iya, benar!" Sahut Shafira. "Ibumu yang sedang dirawat dirumah sakit mengalami serangan jatung mendadak!" Kata orang itu yang ternyata dari pihak rumah sakit dimana ibu Shafira sedang dirawat karena penyakit gagal jantung yang dideritanya. "Apa?" Ucap Shafira kaget. "Cepatlah datang kesini dan selesaikan administrasi untuk melakukan operasi ibumu." Kata orang itu lagi. "Baiklah, aku akan segera kesana." Sahut Shafira. Shafira meraih pakaiannya dan mengenakannya dengan segera. Leo mendekap tubuh Shafira dari belakang. "Mau kemana kau?" Tanya Leo dengan nada dinginnya. "Lepaskan aku!" Pekik Shafira. "Aku tanya padamu, kau mau kemana? Aku tidak mengizinkanmu pergi dari kediamanku!" Teriak Leo. "Aku tidak mengenalmu! Kau bukan siapa-siapa dihidupku, jadi aku tidak perlu izinmu kemanapun aku pergi!" Teriak Shafira pada Leo. Leo begitu kesal karena Shafira berani berteriak padanya. Seketika saja Leo menampar wajah Shafira dengan kasar sehingga Shafira tersungkur di lantai. "Aku katakan padamu, kau adalah milikku! Aku tidak boleh pergi tanpa seizinku." Kata Leo. "Dasar psikopat! Aku tidak mengenalmu! Kau menculikku dan ingin memperkosaku!" Teriak Shafira. "Diam!" Bentak Leo. Leo begitu geram sembari menatap Shafira yang terduduk menangis di lantai kamar. Lalu tak lama Shafira pun mendekat pada Leo dan memohon padanya. "Tuan, tolong biarkan aku pergi! Aku ingin menemui ibuku. Dia sedang membutuhkan aku." Ucap Shafira memohon di kaki Leo. "Kau pikir aku perduli, hah?" ucap Leo. "Tuan, aku mohon! Ibuku akan melakukan operasi dan aku harus pergi kerumah sakit untuk mengurusnya, kalau tidak ibuku akan mati. Didunia ini aku hanya memilikinya saja. Aku mohon padamu, tuan." Ucap Shafira memohon dengan beruraian air mata. Leo menatap wajah Shafira yang begitu basah karena air mata. Entah kenapa pria yang terkenal kejam itu merasa terenyuh melihat kondisi Shafira yang seperti itu. "Pergi!" Ucap Leo pada Shafira. Mendengar ucapan Leo, Shafira langsung bangun dan berlari keluar dari kamar itu. Shafira menuruni anak tangga dengan langkah cepat dan berlari mencari pintu utama rumah yang megah itu. Ia pun berhasil keluar dari kediaman Leo dan pergi menuju rumah sakit untuk mengurusi segala administrasi yang dibutuhkan pihak rumah sakit untuk mejalankan operasi ibunya.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD