48 - Anak Bintang

2144 Words
Tatapan bingung Wargelux terus tertuju pada Jura selama ia menggunakan sarung tangannya. Kedua alisnya berkerut, akhirnya ia bertanya, “Apa yang kau lakukan? Menyimpan senjatamu di depan musuh, kau benar-benar sudah bosan dengan hidup?” Jura membalas tatapan bingung Wargelux dengan percaya diri. Sebelah ujung bibirnya terangkat meledek. “Apa maksudmu menyimpan senjataku?” Sekali lagi, kening Wargelux berkerut semakin dalam. “Kau … kau akan menggunakan tanganmu sendiri sebagai senjatamu?” “Memang kenapa?” tanya Jura dengan memiringkan kepalanya ke samping. “Apa seorang penyihir harus selalu menggunakan kekuatan sihirnya untuk bertarung?” “Ha …” Wargelux tertawa sekali. “Kau hanya takut menggunakan kekuatanmu sendiri, ‘kan?” Jura mengangkat kedua alisnya. “Takut? Bukankah lebih tepat jika kau bilang kalau aku sengaja memilih untuk tidak menggunakan kekuatan itu lagi?” “Memilih? Memang pilihan apa yang selama ini kau miliki? Bukankah darahmu sendiri sudah kotor sejak kau lahir?” Mendengar hal itu, wajah Jura langsung berubah seketika. “Kalian memang mengetahui segalanya, ya?” Wargelux mengangkat kedua bahunya. “Hal itulah yang membuat kalian lemah,” kata Wargelux sambil mengusap dagunya. “Seseorang yang lemah seperti kalian tidak akan bisa menyelesaikan misi ini.” “Sepertinya kau tahu banyak tentang hal ini, Wargelux,” kata Jura. “Mungkin lebih banyak dari pada ‘saudaramu’ yang lain.” “Hmm … aku anggap itu sebagai sebuah pujian!” kata Wargelux terlihat bangga. Jura melipat kedua tangannya di d**a. “Apa yang dimaksud oleh ‘Ratu’ itu adalah kau?” Wajah sombong milik Wargelux langsung menghilang setelah mendengar pertanyaan itu. “Apa maksudmu dengan ‘Ratu’?” Jura mencibir pelan. “Ternyata aku terlalu menganggapmu lebih, Wargelux. Kukira kau tahu segalanya.” Wargelux mendecakkan lidahnya. Kemudian ia kembali mengangkat tongkat sihirnya untuk mulai menyerang. Tetapi, Jura lebih cepat dari pada yang Wargelux kira, terlihat jelas kalau sepatu yang berlapis perak yang baru saja Jura gunakan memiliki sihir untuk memberikan efek tertentu. Seharusnya Wargelux tidak membiarkan Jura untuk bersiap-siap sebelumnya! Untungnya, Wargelux berhasil menghindari serangan Jura dengan menggunakan Aero. Sesuatu yang lebih membuatnya terkejut adalah, tanah yang terkena oleh pukulan Jura karena ia berhasil menghindari serangannya langsung sekarang sudah retak dengan dentuman yang keras. Kekuatan ini … kekuatan ini lebih mengerikan dari pada boneka yang dimiliki Blizelux itu! Wargelux menatap Jura dengan takjub. Tidak hanya sihir, ternyata orang ini juga mahir dalam hal beladiri. Ia memiliki nilai yang lebih untuk Jura. Jura melihat mata berwarna seperti emas milik Wargelux menatap lurus ke arahnya. Terlihat jelas kalau ia terkejut dengan apa yang baru saja ia lihat. “Bagaimana? Menarik, bukan?” Wargelux tertawa sekali, kemudian berkata, “Menggunakan kekuatan sihir untuk memperkuat seranganmu … bukankah tadi kau bilang, kau tidak ingin menggunakan sihir lagi?” “Kata siapa aku tidak akan menggunakan sihir lagi? Sihir memiliki banyak elemen di dalamnya. Bukankah terlalu bodoh jika aku tidak akan menggunakan semua elemen sihir begitu saja?” Mendengar jawaban dari Jura, Wargelux semakin tertawa dibuatnya. “Benar. Kau tidak bilang tidak akan menggunakan sihir lagi …” Ia menggelengkan kepalanya pelan. “Sepertinya pertarungan ini bisa menjadi menarik, Jura.” “Sesuai permintaanmu, ‘kan?” Wargelux menjentikkan jarinya, kemudian buku Grimoire yang masih berada di tangannya menghilang. “Baiklah, aku tidak akan memainkan permainan untuk anak-anak lagi denganmu,” kata Wargelux. Tongkat sihirnya juga menghilang setelah ia menjentikkan jarinya. Tetapi, sebuah buku berwarna hitam yang sedikit tebal menggantikan tongkat sihir yang sebelumnya berada di tangan kanannya. Jura menyipitkan matanya untuk melihat buku itu lebih jelas. Entah kenapa, perasaan yang membuatnya tidak nyaman mulai terasa. Jura merasa ia pernah melihat buku itu sebelumnya … tetapi tidak bisa mengingat dengan jelas di mana. “Sepertinya kau tertarik dengan buku ini, Jura?” tanya Wargelux sambil tersenyum. Jura kembali menatap kedua mata Wargelux. “Kalian yang mengetahui segalanya tentang kami membuatku merasa tidak nyaman.” Senyum Wargelux semakin merekah. “Oh! Kau tidak mengingat buku ini? Bukankah sebagiannya sudah pernah kau pelajari dulu?” “Sudah kupelajari dulu?” gumam Jura. “Apa? Bukankah Manamu sudah mengembalikan semua ingatanmu saat kau belum terpilih sebagai anggota The Oblivion?”  Jika Wargelux mengatakan hal itu, entah kenapa Jura percaya kalau ia tidak berbohong. Tetapi … kenapa ia tidak bisa mengingatnya? Apa benar ingatannya belum kembali seutuhnya? Wargelux mengetuk pelan pipinya dengan telunjuknya. “Hmm … apa aku harus menggunakan salah satu mantra yang ada di buku ini untuk mengingatkanmu?” Tanpa mendengar jawaban dari Jura, Wargelux membuka buku yang ada di tangannya kemudian berkata dengan suara yang lantang, “Tempore rugam!” Jantung Jura serasa terhenti ketika mendengar mantra itu. Entah kenapa tubuhnya bergerak sendiri untuk menjauh, tetapi ia sedikit terlambat. Wargelux sudah tepat berada di depannya. Matanya tidak bisa mengikuti pergerakan Wargelux yang tiba-tiba menjadi sangat cepat! Bahkan, matanya belum sempat berkedip ketika ia menyebutkan mantra itu. Wargelux tersenyum tipis, kemudian berkata dengan suara yang pelan, “Cordis confractio.” Mendengarnya, mata Jura langsung terbelalak. Sensasi aneh yang berada di dadanya seketika muncul, seperti sebuah tangan yang tidak terlihat pelan-pelan memasuki dadanya dan meremas jantungnya seketika. Darah segar keluar dari mulutnya begitu saja. Kaki Jura langsung lemas, ia jatuh berlutut di atas tanah. Wargelux tertawa senang. “Bagaimana? Akhirnya kau bisa merasakan sihir yang pernah kau gunakan dulu pada orang lain, ‘kan? Apa sekarang kau mengingatnya?” Jura menggertakkan giginya, ia mendongkakkan kepalanya untuk melihat Wargelux yang sedang menatapnya rendah. “Dari … dari mana kau mendapatkannya!?” Wargelux memiringkan kepalanya pura-pura tidak bersalah. “Apa maksudmu? Buku ini seperti milikmu saja.” “Kau akan menyesal setelah menggunakannya …” “Menyesal?” tanya Wargelux setelah tertawa singkat. “Untuk apa aku menyesal? Apa karena kutukan yang akan aku dapatkan setelah menggunakan sihir yang ada di buku ini? Bukankah ada sebuah cara untuk menghilangkan kutukan itu?” kata Wargelux, ia juga berlutut di depan Jura, sehingga pandangannya sejajar dengannya. “Bukankah kau tahu bagaimana cara melakukannya?” “Jangan …” “Kenapa? Bukankah dengan memiliki kekuatan ini, kau akan menjadi seorang penyihir yang sangat hebat? Lagi pula, setelah melakukan ‘ritual’ itu, kau masih dapat menggunakan kekuatan ini tanpa takut dengan kutukan yang akan datang lagi,” kata Wargelux dengan nada menyenangkan. “Semua orang akan bangga padamu! Semua orang akan tunduk padamu karena memiliki kekuatan yang sangat luar biasa!” “Aku tidak pernah merasa seperti itu …” “Oh, Jura … Jura yang malang,” kata Wargelux sambil mengusap pipi Jura dengan sebelah tangannya. “Kau rela melakukan apa pun agar semua orang melihat kerja kerasmu … tetapi sayang sekali, orang yang ingin sekali merasa bangga karena pencapaianmu sudah tidak ada …” Pandangan Jura langsung buram ketika mendengarnya. Ia hanya bisa menundukkan kepalanya menghindari tatapan dari Wargelux. Wargelux mendecakkan lidahnya. “Sepertinya tahun ini juga akan gagal …” katanya pelan. “Sebaiknya aku akhiri saja …” “…” “Hmm … mana tatapan rasa percaya diri sebelumnya itu? Apa semangatmu dalam menyelesaikan misi ini hanya sebatas itu?” “…” “Apa kata-katamu sebelumnya juga hanya omong kosong belaka? Bukankah ada seseorang yang menunggumu untuk kembali?” “…” “Bukankah lebih baik kau tidak memilih untuk menjadi anggota The Oblivion dengan harapan untuk kembali memulai hidupmu itu lagi?” “…” “Bukankah lebih baik kau tetap tinggal di rumahmu yang sudah dengan susah payah kau buat sesuai dengan keinginanmu?” “…” Wargelux mendecakkan lidahnya kesal. “Setidaknya katakan sesuatu! Apakah keinginan untuk mengakhiri hidupmu sendiri sebesar itu!?” Wargelux sedikit terkejut karena Jura tiba-tiba membalas tatapannya. Kemudian ia berkata, “Kau sebenarnya ada di pihak kami, ‘kan?” “Hah?” hanya kata itu yang berhasil keluar dari mulut Wargelux setelah mendengar perkataan Jura. “Jika kau benar-benar musuh para The Oblivion … tidak, jika kau benar-benar musuhku, kenapa kau harus melakukan ini semua?” “Apa maksudmu …?” “Bahkan kata-katamu itu. Jika kau hanya berusaha untuk membuatku terpancing dan melakukan pertarungan untuk membuatmu  merasa tidak bosan, kenapa kau berkata ‘sepertinya tahun ini juga akan gagal’?” Kali ini, mulut Wargelux yang tertutup rapat. “Apa benar yang dikatakan oleh ‘Ratu’ itu adalah kau? Atau … seseorang yang menciptakanmu dan saudara-saudaramu itu?” “…” “Jadi begitu … kemungkinan besar, seseorang yang sebelumnya terpilih menjadi The Oblivion berhasil mengambil alih ‘senjata’ milik musuh utama para The Oblivion ini. Bukan begitu?” “…” Jura mengusap jejak darah yang ada di pipinya dengan bahu tangannya. “Tapi, kenapa hanya dirimu saja? Kenapa tidak dengan saudara-saudaramu yang lain?” “Omong kosong apa—” “Jika bukan seperti yang aku pikirkan, kenapa kau tidak membunuhku langsung ketika aku sedang lengah seperti sebelumnya?” “Itu karena kau tidak berusaha semampumu—” “Kenapa kau memberiku buku panduan untuk menggunakan Grimoire?” “Karena dengan ilmu setengah matangmu itu, aku akan cepat bosan untuk melawanmu!” “Kenapa kau mengambil Xzar dan memberi Manamu sendiri untuknya?” “Apa …” Jura kembali mengusap dagunya. “Aku bisa tahu kalau Xzar sudah menetas, tetapi Manaku tidak pernah diambil olehnya, berarti kau sendiri yang memberikan Manamu untuk dimakan olehnya, tapi kenapa?” Jura memiringkan kepalanya. “Sesuatu yang dipanggil dari dalam buku Grimoire tidak akan melepas kontraknya begitu saja dengan seseorang yang memanggilnya, dan pengetahuanmu cukup bagus untuk mengetahui hal itu. Berarti, meski Manamu yang membuat Xzar menetas dan menjadi naga, ia tetap akan kembali padaku.” “Hah … Haha … Hahaha!” Bukannya jawaban yang Jura dapat, Wargelux malah tertawa terbahak-bahak. “Apa ini!? Aku khawatir karena jika tahun ini gagal, maka kita tidak akan bisa balas dendam!” Mendengar kata itu, akhirnya Jura mengerti semuanya. Apa yang dikatakan oleh ‘Ratu’ yang ada di dalam portal sihir di Jorxas adalah para Demolux bersaudara. Atau lebih tepatnya, seseorang yang menciptakan Demolux bersaudara. “Kenapa tidak semua saudara-saudaramu berpihak pada kami?” pertanyaan itulah yang belum Jura mengerti. Kenapa Baron harus pergi meninggalkan mereka? Wargelux akhirnya selesai menenangkan dirinya. Akhirnya ia duduk bersila di depan Jura. “Karena, anggota The Oblivion sebelumnya tidak cukup. Hanya ada tiga orang yang selamat.” “Maksudmu?” “Aku, Aezolux, dan juga ‘Ibu’ para Demolux bersaudara, adalah seseorang yang menjadi The Oblivion sebelumnya.” Jura mengangkat kedua alisnya tinggi. “Apa ‘Ibu’ para Demolux bersaudara saat ini adalah seorang yang menjadi Path Finder sebelumnya?” “Wow, aku terkesan karena kau juga mengetahui hal itu. Kau benar-benar pintar, ya?” “Jawab,” tuntut Jura. Wargelux kembali tertawa. “Itu benar, Path Finder kami sangat hebat. Kekuatan sihirnya sangat luar biasa. Bahkan ia bisa membuat persetujuan dengan makhluk itu. Meski kami tidak bisa menyelesaikan misi ini karena kami telat menyadarinya, tetapi hal itu tidak menjadi masalah. Karena kami tahu, seseorang akan terpilih menjadi The Oblivion yang selanjutnya.” “Jadi … kau rekan kami?” “Bisa dibilang begitu. Sayangnya, aku tidak bisa membantu kalian dengan kekuatanku sendiri,” kata Wargelux sambil mengangkat kedua bahunya. Meski ia mengatakan hal itu dengan tingkah yang tidak peduli, tetapi terlihat jelas kalau ia merasa sedih. Jura tersenyum lega. Akhirnya semua pertanyaan yang ada di kepalanya terjawab dengan menjadikan pertarungan ini sebagai kesempatannya. Ia percaya dengan pemikirannya selama ini, dan untung saja benar. Jika tidak … sama saja ia bunuh diri. “Aku ingin lihat Xzar.” Wargelux memutar kedua bola matanya. “Apa itu hal yang kau inginkan ketika tahu semuanya?” “Kau bisa menjelaskannya ketika teman-temanku sudah berkumpul semua.” “Kau percaya pada teman-temanmu, ya?” “Karena hanya mereka yang aku miliki saat ini,” kata Jura singkat. Wargelux tertawa sekali, kemudian menjentikkan jarinya dan sebuah portal kecil muncul tidak jauh di dekat mereka. Seekor naga yang masih sangat kecil seukuran boneka yang bisa dipeluk saat tidur keluar dari dalamnya. Jura sedikit terkejut karena melihat naga itu memiliki elemen cahaya. “Kau terkejut, ‘kan? Kau pikir Xzar itu naga dengan tipe elemen api, bukan? Karena terlihat dari cangkang telurnya yang memiliki warna merah!” Jura hanya bisa menganggukkan kepalanya setelah melihat naga kecil yang imut itu di depannya. Tidak sabar ia ingin memeluknya. Tetapi, pemikirannya tidak bisa berhenti kepada perkataan raja buta itu. Kenapa Xzar memiliki elemen tipe cahaya? Kenapa kata-kata ‘Anak Bintang’ terus menggema di pikirannya? “Ah, ada satu hal yang ingin kutanyakan,” kata Jura tiba-tiba. “Apa?” “Nama Path Findermu itu … siapa namanya?” “Rika. Memangnya kenapa?” Rika? Berarti benar, itu seseorang yang selalu Zeth panggil ketika tidurnya, bukan? Jura semakin tidak sabar untuk mengatakan semua ini pada Zeth dan yang lainnya! “Tapi tunggu … jika para Demolux bersaudara yang lain mengetahui kalau kau sudah mengkhianati mereka bagaimana?” Wargelux menaikkan sebelah alisnya. “Apa maksudmu? Aku punya Aezolux, dan ‘Ibu’ kami tentu saja berada di pihak kalian, yang berarti sama sepertiku. Hanya ada Dravelux dan Blizelux yang tersisa. Sedangkan kalian masih berlima. Kenapa harus takut?” “Oh … kita bisa menghajar mereka bersama-sama, ya?” “Tepat sekali!” kata Wargelux senang. Tetapi wajahnya tiba-tiba berubah seketika. Melihat perubahan Wargelux yang tiba-tiba, Jura jadi sedikit bingung. “Apa yang terjadi?” “Aku mendapat kabar dari Aezolux kalau hawa keberadaan Dravelux tiba-tiba menghilang.” Mendengarnya, Jura merasa senang. “Apa maksudmu dia berhasil dikalahkan!?” Wargelux menganggukkan kepalanya sedikit kaku. Terlihat jelas dia tidak senang. “Tapi … kata Aezolux entah kenapa ia merasa senang.” Wajah Jura yang senang berubah seketika. “Apa sesuatu terjadi dengan Lucius?” “Aku tidak tahu. Tetapi yang jelas, aku mendapat pesan dari Aezolux kalau aku harus pura-pura kalah darimu dan melanjutkan rencanaku selanjutnya.” “Apa? Apa maksudmu? Jelaskan terlebih dahulu!” Wargelux mengerutkan keningnya. “Maafkan aku, Jura. Aku tidak punya banyak waktu. Aku harus mati sekali secepatnya, dan sembunyi sebentar.” “Mati sekali? Bagaimana caramu untuk melakukannya?” “Duh, aku terlahir kembali sebagai Demolux menjadi penyihir yang sangat hebat di alam semesta! Pura-pura mati itu seperti menahan bersin dengan mata yang terbuka!” Meski tidak mengerti, Jura hanya menganggukkan kepalanya singkat. “Aku juga mendapat kabar dari Aezolux kalau temanmu yang bernama Key … dia terluka parah.” “Key? Apa Blizelux berhasil mengalahkannya?” “Hanya itu yang aku ketahui dari Aezolux, dia sudah memberi Key sesuatu untuk menghentikan pendarahannya. Kau juga sebaiknya memeriksa keadaan temanmu yang bernama Lucius itu secepat mungkin. Aku memiliki firasat buruk …” Jura hanya bisa menelan ludahnya susah payah. Xzar yang berada di pelukannya menatap Jura dengan mata bulat yang besar. “Terima kasih, Wargelux. Aku juga ingin berterima kasih pada teman-temanmu yang lain. Karena tanpa kalian, ‘misi’ gila ini pasti tidak akan pernah bisa diselesaikan.” Wargelux hanya tersenyum tipis. “Aku akan menemuimu secepatnya.” Jura baru saja menganggukkan kepalanya, dan Wargelux menjentikkan jarinya kemudian menghilang bersama cahaya. Jura menurunkan pandangannya, menatap mata Xzar yang bulat. “Kenapa kau memiliki elemen cahaya?” Mata Xzar hanya mengedip beberapa kali, kemudian dari mulutnya keluar bunyi yang sangat imut. Jura hanya bisa tertawa miris mendengarnya. “Setidaknya, aku harus memeriksa Key yang terluka parah terlebih dahulu … kemudian …” Lucius. []
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD