50 - Hypernova

1402 Words
            Melihat makhluk yang ada di depannya, entah kenapa tubuh Jura tidak bisa berhenti bergetar. Perkataan dari Raja Buta itu kembali terngiang di pikirannya. Ia mengerutkan keningnya untuk menghilangkan pemikiran yang tidak mungkin itu.             Hanya sebuah ramalan bodoh yang tidak mungkin terjadi. Bagaimana mungkin sesuatu yang ada di depannya ini … Meski ia berusaha untuk menyangkalnya di dalam pikiran, entah kenapa Jura tidak bisa melakukannya.             Terdengar napas yang sangat mengerikan dari arah makhluk itu. Kemudian, yang lebih membuat Jura terkejut adalah, terdengar suara yang sangat mengerikan yang terdengar berasal dari dunia lain, memanggil, “Ju … Jura …”             Tidak hanya Jura, Zeth dan yang lainnya terkejut mendengar suara itu. Bagaimana ia bisa memanggil nama Jura? Seketika, Zeth teringat reaksi Jura yang panik ketika memeriksa keberadaan Lucius …             “Ju … Jura … aku … kembali …” kata makhluk itu. Setiap kata yang diucapkannya terdengar lebih mengerikan dari sebelumnya.             Zeth tidak bisa menghentikan pandangannya yang mulai melayang pada Jura. Saat ini, wajahnya semakin pucat, dan terlihat jelas keringat dingin membasahi keningnya. Dengan suara yang pelan, Jura berkata, “Lucius?”             Makhluk hitam yang berada di depan mereka ini terlihat seperti mengangkat kepalanya. Matanya yang merah menyala semakin bersinar. “Ju … Jura …”             “Bagaimana mungkin?” tanya Syville pelan di belakang Zeth.             Zeth melihat makhluk hitam yang berada di depannya ini. Lucius? Apa kekuatannya tidak bisa ia kendalikan?             Pertanyaan Zeth dijawab dengan raungan keras yang terdengar tidak mungkin seorang manusia bisa mengeluarkannya. Tiba-tiba saja Lucius(?) menerjang ke arah mereka dengan cakarnya yang diangkat tinggi.             Jura langsung tersadar dari pikirannya, dan kembali memperkuat penghalang magisnya dengan cepat. Lucius yang terus menyerang penghalang magis itu tidak mau kalah, retakkan mulai terlihat dari penghalang magis yang dibuat oleh Jura. Baru kali ini ia melihat penghalang magis milik Jura rusak karena sebuah serangan.             “Lucius! Lucius sadarlah!” sahut Jura.             Tentu saja, perkataan Jura tidak memiliki dampak apa pun. Malah, serangan yang diberikan oleh Lucius semakin kuat. Jura menelan ludahnya dengan susah payah, ia mengalirkan Mananya untuk memperkuat penghalang magis yang melindungi dirinya dan yang lainnya.             “Lucius, sadarlah! Jangan kalah dengan kekuatanmu itu!”             Perkataan Jura seakan terdengar oleh Lucius. Ia mundur beberapa langkah dan terdiam di tempatnya. Tangan Jura masih bergetar, ia terduduk ke tanah, tetapi tetap mempertahankan pelindung magisnya.             Dengan cepat Syville berlari ke arahnya. “Apa yang terjadi, Jura? Kenapa Lucius bisa seperti ini?” Bibir Jura bergetar dengan hebat. Ia tidak bisa menjawab pertanyaan dari Syville.             “Ju … ra …”             Suara itu terdengar lebih rapuh dari pada sebelumnya. Zeth dan yang lainnya kembali memusatkan perhatian mereka pada Lucius yang kesadarannya sudah sepenuhnya dikendalikan oleh iblis yang memakan jiwanya.             “Ju … ra … aku kembali …”             Air mata mulai menetes di pipi Jura. Entah karena melihat air mata itu atau apa, tiba-tiba Lucius kembali meraung marah dan mulai menyerang.             Dengan cepat Jura kembali memperkuat pelindung magisnya. Naga kecil berwarna putih muncul entah dari mana. Ia terbang di sebelah Jura dengan sayap kecilnya.             Suara yang terdengar imut terdengar di kuping Zeth yang berasal dari naga itu. Pandangan kosong milik Jura menatap lurus ke arah naga itu.             “Jura … Jura … apa yang harus kami lakukan?” tanya Syville sedikit panik. “Apa yang bisa kami bantu?”             Jura menatap Syville, kemudian Zeth, kemudian Key yang masih belum sadarkan diri. Kemudian pandangannya kembali pada naga yang terbang di sampingnya, dan akhirnya ia menatap lurus ke arah Lucius yang terus menerus menyerang penghalang magis yang diciptakan Jura.             Lucius tiba-tiba kembali berhenti menyerang. Menatap lurus pada Jura, yang seketika tubuhnya menjadi dua, kemudian empat, kemudian delapan, dan seterusnya sampai bayangan hitam mengelilingi mereka semua.             “Jura!” sahut Syville. Meski kali ini ia berusaha untuk menyembunyikan wajahnya yang panik, suaranya tetap terdengar bergetar.             Zeth menyiapkan belati di tangannya, tetapi mata tajam milik Jura langsung tertuju padanya. “Jangan sakiti Lucius!” sahutnya menghentikan Zeth.             “Lalu apa yang harus kita lakukan!? Lucius kehilangan kendali kekuatannya, dan ia menyerang kita semua dari berbagai arah!”             Mulut Jura hanya bisa terbuka mendengar perkataan Zeth. Apa yang harus mereka lakukan? Bagaimana caranya agar Lucius bisa kembali sadar?             Ia tidak bisa berpikir karena ratusan bayangan hitam terus menyerang penghalang magis yang melindungi dirinya dan juga teman-temannya. Matanya tiba-tiba kembali tertuju pada Xzar yang terbang di sebelahnya.             Suara imut dari naga itu kembali terdengar. Air mata Jura kembali menetes. “Kenapa? Kenapa ramalan itu benar-benar terjadi?” kata Jura pelan.             “Jura?” tanya Syville pelan.             Jura kembali menelan ludahnya susah payah, ia mencoba untuk menenangkan dirinya dengan menarik dan menghembuskan napasnya berkali-kali, kemudian memutar tubuhnya langsung berjalan cepat mendekati Zeth.             Kedua tangan Jura menepuk bahu Zeth dengan keras. “Zeth, lindungi Syville dan Key, ya?”             “Apa maksudmu?” tanya Zeth tidak mengerti.             Jura tidak menjawab pertanyaan itu. Ia menatap Key yang masih terbaring di atas tanah tidak sadarkan diri, kemudian berkata, “Kau bisa membawa Key menggunakan Aero, setidaknya tubuhnya tidak akan tersentak ketika kau membawanya di tanganmu.”             “Jura?” Syville kembali bertanya.             Jura menatap Syville yang ada di sebelahnya, kemudian memeluknya dengan erat. “Aku senang bertemu denganmu, Syville. Aku senang bertemu dengan kalian semua.”             “Apa maksudmu, Jura? Kenapa kau mengatakan hal ini!?” tanya Syville kembali panik. Kenapa ia mengatakan kalimat yang terdengar seperti perpisahan?             Jura hanya tersenyum lembut pada Syville, kemudian memeluk Zeth singkat. Setelah melepas pelukannya, Jura berkata, “Tutup mata kalian jika kalian tidak ingin mati.”             “Apa maksudmu?” tanya Syville dan Zeth bersama. Pertanyaan itu tidak pernah dijawab oleh Jura.             “Tidak ada cara lain. Jika seperti ini, kita semua akan mati,” gumam Jura pelan. “Ingat, tutup mata kalian serapat mungkin, jangan membukanya setelah kalian selesai menghitung sampai dua ratus!”             “Jura!” sahut Zeth kencang sambil menarik tangan Jura. “Jangan gegabah, aku tidak tahu apa yang kau rencanakan, tapi yang pasti itu bukan suatu hal yang baik.”             “Itu benar, ayo kita pikirkan sebuah cara untuk mengembalikan kesadaran Lucius,” tambah Syville.             Jura hanya tersenyum miris. “Tidak, ini sudah ada di dalam ramalan yang kita dengar dari Raja Buta itu. Kita tidak bisa menghindarinya.” Jura terdiam beberapa saat, kemudian kembali menambahkan, “Tapi setidaknya, misi gila ini sepertinya bisa diselesaikan oleh kalian. Tidak akan ada lagi orang lain yang akan terpilih menjadi The Oblivion selanjutnya. Kita memiliki peluang besar untuk menang.”             Syville dan Zeth hanya bisa mendengar perkataan Jura dengan bingung. “Rika masih hidup, Zeth. Kemungkinan saat ini ia berada di Grodilux. Beberapa orang yang sebelumnya terpilih menjadi The Oblivion juga berada di sana,” tambah Jura.             “Rika? Kau tahu dari siapa?” tanya Zeth.             “Wargelux dan Aezolux, mereka berdua adalah rekan kita. Bekerja samalah dengan mereka, tapi jika kalian bertemu dengan Blizelux, lawan dengan sekuat tenaga.”             “Jura …”             Jura mengalihkan pandangannya dari tatapan memohon Syville. “Tidak ada cara lain. Terima kasih, setidaknya aku bisa menikmati perjalanan singkat ini berkat kalian.” Setelah mengatakan itu, dengan cepat Jura berlari keluar penghalang magis. Syville mencoba mengejarnya, tetapi ia terhalang oleh penghalang magis yang dibuat oleh Jura.             Dengan panik, ia memukul penghalang magis itu dengan kedua tangannya. “Jura! Kenapa!?”             “Tutup mata kalian sekarang!” sahut Jura terdengar putus asa.             Zeth menarik Syville ke dalam pelukannya, menghadapkan wajah Syville ke arahnya untuk menutup matanya. Ia juga menutup mata Key, khawatir dengan entah apa yang akan dilakukan oleh Jura akan membahayakan Key juga.             “Ju … Jura … aku kembali …” kata Lucius terdengar lebih lirih.             Jura tersenyum ke arah Lucius, kemudian berkata dengan suara yang pelan, “Ya, kau kembali.”             Mata merah menyala itu seakan bergetar, ratusan bayangan yang masih menyerang penghalang magis yang melindungi Zeth dan yang lainnya berhenti bergerak, tetapi semuanya langsung menerjang ke arah Jura. Namun, mereka tidak bisa mendekat karena lingkaran sihir yang tiba-tiba tergambar di bawah Jura.             Xzar kembali muncul di samping Jura. Dengan tarikan napas panjang, Jura mulai membaca sebuah mantra yang pernah ia baca dahulu sekali ketika ia masih kecil.             Itu benar, sebuah mantra yang membuatnya memiliki kekuatan sihir terkutuk ini. Sebuah mantra yang juga membuat hidupnya menjadi menderita. Tetapi setidaknya, kali ini ia kembali menyelamatkan nyawa orang lain.             Tetapi tidak seperti sebelumnya, kali ini ia harus menyerahkan nyawanya sendiri untuk membayar mantra penyegel itu.             Bayangan yang ada di depan Jura semakin mendekat. Tubuh Lucius yang asli berada di depannya, menatap lurus ke arah Jura. Seketika, ia merasa kesedihan darinya.             Jura akhirnya selesai merapalkan mantra yang butuh waktu lama itu. Ia menggenggam tangan Lucius yang terasa sepanas kobaran api. “Ayo kita kembali bersama, Lucius,” katanya pelan.             Entah kenapa, di depannya ia seperti melihat senyuman cerah di wajah Lucius pertama kali selama berada di tempat ini. Tidak buruk juga. Jura membalas senyuman Lucius itu dengan senang hati.             Dengan suara pelan yang terdengar seperti hembusan napas, Jura berkata, “Hypernova.” []
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD