Penyelamatku!

1073 Words
Berlari dalam kegelapan bukan bagian dari rencana, tapi tak ada yang bisa kulakukan selain itu. Apalagi tenagaku sudah semakin melemah setelah melakukan sihir besar dan beberapa sihir kecil. Sinar putih yang sebenarnya sama panasnya dengan api pun tak bisa kubuat. Hawa dingin yang biasa kuembuskan dari mulutku kini tak lebih dari bau mulut sebau napas seekor naga, tanpa bisa membekukan. Sebuah lompatan besar bagai bayangan baru saja lewat di depanku. Aku tak tahu apa itu dan tak penasaran sama sekali. Tak peduli apakah ia wolf, Gloudes atau monster sebesar yeti andai saja monster itu juga nyata. Aku hanya perlu menyelamatkan diriku dari ancaman Red Moon Pack. Sambil berlari, aku berusaha membentuk gelembung lapisan pelindung, tapi gelembung yang kubuat terlalu tipis bahkan ia meletus seperti gelembung yang kubuat dari sabun cuci piring. Aku berlari sekencang yang kubisa, sementara suara gaduh ada di belakangku. Aku ingin tahu bagaimana suara itu terbentuk. Apakah para werewolf Red Moon Pack seperti serigala liar yang menabrak apapun saat mengejar manusia ehm maksudku penyihir sepertiku, yang larinya tak lebih kencang dari saat mereka berjalan? “Mate.” Ethan memanggilku melalui mindlink. Ini kali pertama aku mendengar suaranya setelah ia meninggalkanku beberapa jam yang lalu. Atau aku justru keliru? Tak berani berhenti karena sembrono, aku tak acuh dengan suaranya dan terus berlari hingga tiba-tiba sebuah bayangan besar jatuh di depanku dengan dua titik berdekatan yang menyala dalam kegelapan. Tak salah lagi, itu pasti mata wolf yang akan memangsaku. Kengerian tak bisa kuhindari. Aku bahkan jatuh dengan p****t yang panas karena ia mendekatiku dengan moncong yang bahkan tak bisa kulihat. “Mate,” ujarnya dengan suara yang sangat jelas di telingaku. “Ethan?” Aku menebak pemilik mata menyala dalam kegelapan itu adalah mate-ku. “Maafkan aku, membuatku takut. Ella, kau seharusnya tak ada disini!” ujarnya sambil mewujud menjadi Ethan. Ia meraih tanganku dan membantuku berdiri. Sentuhan tangannya yang hangat dan terasa nyata membuatku bisa bernapas lega. Bau Ethan yang sangat kurindukan akhirnya bisa kucium kembali. “Kenapa kau tidak mengabariku. Kau bahkan tidak mengabariku dengan mindlink,” ujarku, terkesan menyalahkannya tapi memang seperti itulah perasaanku. Beberapa warrior mendekati kami dan aku bersyukur mereka dalam keadaan baik-baik saja meskipun jumlahnya tak sebanyak saat mereka meninggalkanku di hutan. “Dimana yang lainnya?” tanyaku pada seorang warrior dengan luka yang sangat parah di lengan kanannya. Werewolf memiliki kemampuan penyembuhan luka yang cepat, tapi melihat lukanya yang tak langsung sembuh pasti karena lukanya terlalu parah hingga butuh waktu yang agak lama untuk bisa sembuh. “Mate, dengarkan aku!” Ethan tak ingin menjelaskan soal berkurangnya jumlah warrior dan tentu saja aku tahu alasannya. Pertempuran yang tak seimbang pasti yang membuat kami harus kembali kehilangan pasukan. “Aku sudah mengirim seseorang untuk mengabarkan kondisiku. Mate, aku tak bisa mindlink karena….” “Ethan!” Aku tak peduli semarah apa Ethan padaku, tapi melihatnya baik-baik saja sudah membuatku meneteskan air mata karena lega. Aku segera melompat ke pelukannya, mencium aroma feromon yang menguar dari tubuhnya. Mate-ku. Aku merangkum wajahnya lalu melihat ke seluruh tubuhnya meskipun sebenarnya tak ada yang bisa kulihat selain kegelapan. Setidaknya aku bisa membedakan bau darah dan kulit, jadi aku mencari apakah ada luka yang ia dapatkan setelah berjam-jam meninggalkanku. “Mate, apa yang kau lakukan?” Ethan menahan kedua bahuku dan memelukku erat sekali, juga menciumi wajahku hingga tak bersisa. “Syurkurlah. Kau baik-baik saja,” ucapnya tanpa menunggu jawabanku. “Kau mengirim seseorang yang terluka kembali. Kupikir sesuatu yang buruk terjadi padamu.” “Apa maksudmu dia terluka?” Ethan terkejut dengan apa yang kukatakan. “Kakinya terluka parah. Apa kau tak mengetahuinya?” tanyaku sambil menahan napas. Aku merasakan hal buruk sedang terjadi. “Ini kesalahan. Kita harus cepat kembali!” Ethan tak membuang waktu dan ia segera mewujud menjadi wolfy. Aku melompat ke punggungnya yang halus sebelum akhirnya menggenggam erat surai bulunya. Ia berlari sangat kencang seperti yang pernah ia lakukan berkali-kali sebelumnya. Malam sepertinya adalah hari yang justru selalu dipilih para werewolf ini untuk melakukan serangan demi serangan. Puluhan werewolf dari Red Moon Pack sudah mengepung warrior Blue Moon Pack yang untungnya sudah kuberi gelembung lapisan pelindung untuk menjaga mereka, karena kalau tidak pasti sudah terjadi pertumpahan darah dan aku tak ingin ada korban dari pack-ku lagi. Aku turun dari punggung wolfy yang sedang mewujud menjadi Ethan. Wolf dari seluruh Red Moon Pack mewujud menjadi werewolf dan kini mendekati kami terutama werewolf dengan rambut blonde berpotongan buzz cut seperti seorang anggota militer. Dengan tubuh yang gagah dengan otot yang kencang, selain itu dia juga yang paling menonjol dari yang lain karena wajahnya sangat tampan dan rahangnya tegas. “George, alpha Red Moon Pack.” Lelaki itu mengulurkan tangan kepadaku sambil tersenyum nakal. Aku tidak tahu mengapa ia dengan santainya ingin berkenalan denganku setelah membunuh beberapa werewolf dari Blue Moon Pack. Pack yang dipimpin mate-ku. “Apa yang kau inginkan?” tanya Ethan sambil menarikku ke belakang punggungnya. Lelaki itu tertawa sambil menyugar rambut pendeknya. Tawa mengejek yang membuat Ethan menggeram karena kesal. “Aku yakin kau sudah mengetahuinya, Ethan. Alpha Blue Moon Pack yang baru … aku ucapkan selamat,” ejeknya. George memandang gelembung yang jaraknya tak lebih dari lima jari, mengetuknya pelan dan mendapat reaksi berupa pantulan yang membuatnya seketika menarik tangan. “Sangat menarik.” Suara George sangat tenang tapi mengandung bahaya tingkat tinggi yang bisa kurasakan. George mengenakan pakaian lelaki yang hidup di jaman Victoria. Kemeja putih dengan kerah tinggi, scraf dan coat panjang, hanya saja aku tak bisa melihat kakinya apakah mengenakan sepatu pantovel atau sneaker. Ia terlihat seperti seorang turunan bangsawan. Kilat nakal tampak dari mata dan seringai jahatnya membuatku semakin merapat pada Ethan. Andai saja sihirku masih bekerja, aku pasti akan menggunakannya untuk menghabisi George. Tapi sekarang aku tak berdaya, jadi yang kulakukan hanyalah meminta perlindungan dari Ethan. Sial! Aku kesal karena menjadi tak berguna. “Kau tak bisa membuatku dan semua rakyatku menjadi Rouge. Aku takkan membiarkannya terjadi,” kata Ethan dengan penegasan di setiap kata-katanya. “Tentu saja,” ledek George masih dengan seringai yang mulai membuatku jengah. “Kau sudah kehilangan banyak warrior. Aku yakin hanya butuh sedikit tenagaku untuk menghabisi semuanya … jadi, aku akan membuat penawaran untukmu. Aku akan melepaskan pack-mu dan aku berjanji takkan mengganggumu, asalkan serahkan dia padaku.” Ia menunjukku dengan gerakan dagu. Ethan menggeram dengan geraman yang sangat keras. Ia mencekal tanganku dengan kencang dan siap menyerang siapa saja yang ingin merebutku darinya. “Moon Goddes yang menjadikannya mate-ku. Kau atau siapapun tak bisa mengambilnya dariku.” Ethan mundur selangkah hanya untuk memastikan bahwa aku ada dalam jangkauannya jika terjadi sesuatu yang buruk. George tertawa terbahak-bahak, tawanya yang sangat keras membuat Ethan semakin menggeram karena kesal.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD