Yasmin Hari ini merupakan hari terakhir Haikal bekerja di Kantor Cabang Surabaya. Mulai besok sudah harus memulai pekerjaannya sebagai Direktur Operasional Bank Swiss yang berlokasi di Jakarta Pusat. Di sore hari menjelang jam pulang kerja, Haikal pun melayangkan pandangan pada ruang kerjanya yang sudah beberapa bulan ini menjadi tempatnya bekerja selama ke Surabaya. Ia mengamati setiap sudut ruangan yang memiliki banyak kenangan di dalamnya.
Saat memejamkan mata, muncul bayangan masa lalu saat pria itu baru saja melihat sosok sebagai wanita cantik, anggun, dan memiliki daya tarik tersendiri bagi seorang wanita. Dengan tubuh langsing dan tinggi semampai, membuat wanita itu bagaikan salah satu pegawai bank yang jadi primadona atau kesukaan nasabah. Apalagi gayanya yang luwes dan ramah senyum membuat Yasmin jadi staff customer service idola kaum adam.
Terlintas bayangan pertama kalinya Haikal berkenalan dengan Yasmin selaku Branch Manager baru yang menyapa bawahannya di kantor.
“Baiklah saya selaku Branch Manager Bank Swiss Kantor Cabang Surabaya yang baru hendak memperkenalkan diri pada kalian semua. Perkenalkan nama saya Haikal Ali Syarif yang mulai hari ini akan memimpin kantor cabang ini. Sebelumnya saya bekerja di Kantor Cabang Sudirman, Jakarta Selatan. Per tanggal 1 Maret ini dipindahkan ke Kantor Cabang Surabaya,” celetuk Haikal yang ditimpali oleh Supervisor Operasional kantor.
“Iya, Pak Haikal akan menjadi Pimpinan Cabang yang baru. Kalian semua harus bisa bekerja sama dengan beliau. Terutama yang akan berhubungan langsung dengan beliau adalah bagian Account Officer terkait kegiatan pemasaran produk dan pinjaman serta customer service staff terkait pembukaan deposito, rekening tabungan, maupun pinjaman juga. Begitu pula dengan teller staff terkait dana yang hendak dimasukkan rekening maupun dicairkan,” cerocos supervisor.
“Baik, Pak dan Bu,” sahut para pegawai bank atau bankir bersamaan.
“Ya sudah, kalau begitu izinkan Pak Haikal untuk berkenalan dengan kalian semua mulai dari bagian frontliner yaitu customer service staff terlebih dahulu,” ujar sang supervisor lagi dan diangguki oleh Haikal yang bergerak mendekati ketiga customer service yang tengah berdiri.
Haikal menghampiri mereka bertiga mulai dari sisi kiri yaitu Elvira yang diajak bersalaman dan berbincang sejenak, disusul dengan Nadine. Baru kemudian tiba waktunya berkenalan dengan Yasmin yang santak menarik perhatian Haikal pada pandangan yang pertama. Entah mengapa pria itu merasa nyaman berkenalan dengan wanita secantik itu.
“Perkenalkan Pak, nama saya Ayana Yasmin Hanafi, atau lebih sering dipanggil dengan Yasmin. Saya selaku staf customer service di sini sudah sejak dua tahun yang lalu,” ucap Yasmin memperkenalkan diri pada sang pimpinan baru seraya mengulurkan tangan.
Wajah Haikal mendadak sumringah ketika melayangkan pandangan pada wajah cantik Yasmin. Ia pun lekas menjabat tangan bawahannya itu sambil mengembangkan senyum.
“Senang berkenalan denganmu, Yasmin. Semoga kita bisa bekerja sama dengan baik,” sahut Haikal yang antusias bisa mengenal sosok Yasmin.
Merasa wanita bernama Yasmin itu berbeda dengan yang lain. Semacam lebih istimewa, hangat, dan disukai banyak orang. Termasuk Haikal yang semakin hari semakin penasaran dengan Yasmin hingga merasakan adanya cinta secara tiba-tiba untuk wanita lajang seperti Yasmin. Bahkan akibat ingin menjalin hubungan kasih secara diam-diam dengan wanita yang mampu membuatnya tergila-gila itu. Bahkan demi bisa menjalin kasih dengan bawahannya itu, ia rela menyembunyikan status sebagai pria yang sudah beristri. Hal itu dilakukan agar bisa merasakan indahnya mencintai Yasmin dan bahagia bersamanya.
Bayangan masa lalu itu membuat Haikal sungguh merasa kehilangan. Apalagi kenangan indah bersama Yasmin selalu membekas di hati dan pikiran pria itu melebihi istrinya sendiri. Sungguh wanita simpanan yang sangat didambakan oleh pria tersebut. Bahkan masa-masa indah saat bersama-sama dengan Yasmin yang sampai sekarang belum kembali itu terngiang-ngiang di benaknya sehingga membuatnya tak rela untuk meninggalkan kota yang sempat menjadi tempat persinggahan sementara untuk mengencani wanita lain tanpa sepengetahuan istrinya sendiri.
Aku nggak rela harus pergi dari kota ini. Ini artinya aku akan semakin susah untuk bertemu lagi dengan Yasmin. Aku harus bagaimana? Hidupku akan terasa hampa dan suram kembali seperti sebelum bertemu dengan Yasmin. Sampai detik ini aku tak bisa mencintai Alicia seperti aku mencintai Yasmin. Hatiku selalu untuk Yasmin.
Haikal membatin dalam hati dengan perasaan tak keruan. Sungguh dilema dan merasa berat untuk meninggalkan kota Surabaya. Sampai jam menujukkan pukul 17.00 WIB. Karena tak ada pekerjaan yang mengharuskan untuk Haikal lembur akibat hari terakhirnya bekerja di Surabaya, pria itu pun bergegas keluar dari ruang kerjanya. Ia hendak berpamitan pada para karyawan Bank Swiss Kantor Cabang Bukit Darmo Boulevard. Namun ketika hendak berpamitan, ada yang mengejutkan pria itu. Sosok sang istri, Alicia Atmaja sudah hadir di kantor guna menjemput Haikal pulang kerja.
“Alicia, kau jemput aku?” tanya Haikal terkejut.
Alicia mengangguk lalu melangkah maju mendekati sang suami.
“Iya, aku jemput kamu biar kita bisa cepat berangkat ke bandara. Aku sudah tidak sabar untuk pulang ke Jakarta bersamamu. Rumah kita sudah rindu padamu karena sudah kau tinggalkan hampir setahun di sini,” jawab Alicia sambil melingkarkan lengannya ke lengan suaminya.
Haikal mendengkus. “Licia, jangan seperti ini dulu. Aku mau pamitan yang terakhir kali pada karyawan kantor.”
“Iya, aku paham. Sebentar saja kok, Haikal. Aku senang akhirnya kau bisa naik jabatan dan kembali ke Jakarta. Memang tempat asalmu adakah di sana. Bukan di sini!” tandas Alicia yang menekankan kalimat terakhirnya itu sembari melepaskan lengannya dari lengan Haikal.
Haikal hanya membisu, lalu pria itu berpamitan dengan para karyawan yang lain. Mengutarakan salam perpisahan tanpa ada sosok Yasmin di sana dan itu membuatnya sangat sedih. Wajahnya mendadak murung ketika melirik ke arah meja kerja Yasmin yang sudah hampir sebulan ini kosong melompong tanpa ada si empunya tempat. Hingga sempat dijadikan bahan bisik-bisik para staf customer service yang selalu bersemangat membahas gosip Yasmin yang terjerat pria beristri.
“Yasmin ini benar-benar menghilang tanpa jejak. Coba dia ada di sini, bisa jadi adegan perpisahan yang mengundang isak tangis yang penuh emosi,” bisik Elvira lirih pada Nadine.
“Jelas dong, tapi syukur dia nggak ada di sini. Kalau sampai ada bisa jadi bulan-bulanan istri sahnya. Tapi sebenarnya kalau ada dia bisa jadi tontonan gratis ala drama televisi. Ya kan?” balas Nadine bisik-bisik.
“Betul juga kamu, Nadine. Sayang sekali,” sahut Elvira yang langsung digertak oleh Supervisor bagian operasional mereka.
“Hmm ... cukup bisik-bisiknya! Jangan pada ramai sendiri!!!” tegur atasan kedua staf customer service yang menggosip itu hingga membuat keduanya akhirnya diam.
Sementara itu, Alicia angkat bicara. “Yuk, Haikal kita pulang. Sudah selesai kan pamitannya. Biar bisa santai-santai dulu di bandara,” ajak wanita yang dominan pada rumah tangganya bersama Haikal itu.
Haikal mendesah. “Ya sudah, kalau begitu semuanya saya izin undur dulu. Jika selama ini ada kesalahan baik disengaja maupun tak disengaja, saya minta maaf yang sebesar-besarnya. Sukses selalu untuk kita semua. Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh,” pungkas Haikal para karyawan dan sesekali melirik ke meja kerja Yasmin untuk berpamitan meski tak ada wanita simpanannya itu di sana.
“Wa'alaikumussalam, Pak. Hati-hati di perjalanan ya, Pak. Semoga selamat sampai tujuan,” pesan sang supervisor yang diangguki oleh Haikal.
Selanjutnya, Alicia menggandeng mesra lengan suaminya untuk mengajak pria itu masuk ke dalam mobil. Sungguh berat melangkahkan kakinya keluar dari Kantor Cabang Bank Swiss tersebut. Ia hanya bisa membatin.
Yasmin, kamu cepatlah kembali ke sini. Baik-baik di sini. Maafkan aku atas segala kesalahan yang sudah kuperbuat. Ini semua karena aku mencintaimu, Yasmin Hanafi. Sangat mencintaimu dan sekarang hanya bisa pasrah dengan keadaan. Terima kasih atas balasan cintamu padaku selama ini. Semoga ada solusi terbaik tentang permasalahan cinta kita berdua. Miss you so much.
Setelah mengucapkan kalimat itu dalam hati, Haikal dan Alicia pun dibawa pergi oleh mobil yang mengantar sepasang suami istri itu ke Bandara Juanda. Sesaat kemudian, Haikal berbicara pada istrinya.
“Licia, kenapa kau tidak membiarkanku untuk kembali ke apartemen saja dulu? Aku bisa mandi dan ganti baju dulu. Ini kan masih pakaian kerja,” protes Haikal yang langsung ditanggapi oleh Alicia.
“Aduh, nggak keburu, Sayang! Aku nggak mau kita mepet-mepet berangkatnya atau bisa-bisa ketinggalan pesawat nanti. Tenang saja, nanti bisa cuci muka dan ganti baju di toilet Bandara Juanda. Kau tak perlu khawatir. Aku ingin kita makan malam berdua juga di sana. Urusanmu di kota ini sudah berakhir. Kau sekarang seorang Direktur Operasional yang dinas di Jakarta,” sahut Alicia mantap.
Haikal mendesah. “Ya sudah, terserah kamu saja.”
Alicia manggut-manggut lalu iya menyandarkan kepalanya ke bahu sang suami. Ingin sedikit bermanja-manjaan dengan pria yang menjadi cinta mati Alicia tersebut sepanjang perjalanan, meskipun saat ini yang dipikirkan di benak pria itu adalah Yasmin dan bukan dirinya. Sepanjang perjalanan menuju Bandara, Alicia sempat mengetik pesan untuk sang kakak, Arthur Atmaja tanpa suaminya tahu.
Alicia: [ Bang, tugasmu sudah selesai. Kau bisa membebaskan wanita sialan itu. Biarkan dia kembali pada kehidupannya. Aku dan Haikal sekarang perjalanan menuju Jakarta. Thank you so much, Bang Arthur. Kau memang yang terbaik. ]
Pesan itu pun dikirim ke ponsel sang kakak. Alicia pun menyimpan lagi handphone miliknya dan melanjutkan bermanja-manja ria di dalam mobil sambil menggenggam erat tangan Haikal serasa tak ingin kehilangan pria itu untuk selamanya. Berniat memberikan kesempatan suaminya itu agar tidak bermain hati dengan wanita lain lagi di belakangnya. Itulah Alicia Atmaja yang jika sudah mencintai seorang pria maka ia akan tetap bersama pria itu terus sampai kapanpun. Cintanya yang kelewat besar pada Haikal, membuatnya tak ingin kehilangan pria itu lagi.
***
Pesan yang dikirim oleh Alicia pun sampai juga di ponsel Arthur. Kali ini Arthur telah selesai melakukan pekerjaannya di Jakarta lebih cepat dari yang ia jadwalkan. Meeting-pun berjalan cukup lancar, meski sempat dihantui oleh sosok Yasmin akibat sempat bermimpi basah saat baru bangun tidur nanti. Namun meski begitu, akhirnya berakhir sesuai harapan. Pria itu bisa kembali ke Surabaya dan berlanjut ke Taman Dayu untuk bisa bertemu sang wanita simpanan yang akhir-akhir ini mengganggu otak dan pikiran pria itu.
Sekarang Alicia menyerahkan seluruh keputusan padaku. Aku bisa membebaskan wanita itu mulai sekarang. Apa yang seharusnya kulakukan sekarang? Jika aku membebaskannya sekarang, aku tak bisa memantau gerak-geriknya dari CCTV. Tapi tak mungkin juga aku menahan wanita itu terlalu lama. Dia bukan siapa-siapaku! Batin Arthur.
Karena agenda pekerjaan di Jakarta yang selesai lebih cepat, akhirnya Arthur memajukan jadwal penerbangannya untuk pulang yang seharusnya terjadi besok dan kini dirubah pada pukul 22.00 WIB. Arthur pun memilih untuk melakukan perjalanan penerbangan paling malam hari ini. Tanpa ia sadari, itu semua dilakukan demi bisa kembali bertemu dengan Yasmin lebih cepat. Terasa mulai tersiksa akibat dibayang-bayangi oleh seorang wanita cantik seperti Yasmin.
“Tolong segera kirimkan tiket penerbangan malam ini. Aku harus segera sampai Surabaya malam ini,” pinta Arthur pada sang asisten pribadi via telepon.
“Baik, Pak. Akan saya pesankan tiket pesawat untuk Bapak sekarang. Sebentar lagi akan saya kirimkan tiketnya ke e-mail Anda. Mohon tunggu sebentar,” sahut sang asisten dan dibalas oleh pria itu dengan berdeham.
“Oke, aku tunggu tiketnya segera. Aku mau bersiap-siap diri dulu,” ujar Arthur mengakhiri panggilan telepon.
Selagi menunggu tiketnya dikirim ke e-mail, Arthur masih mengenakan pakaian kerja lengkap, lekas melucuti seluruh kain yang membalut tubuh atletis milik pria tampan dan rupawan itu. Sudah dalam keadaan bertelanjang d**a dan terlihat bulu-bulu halus di d**a bidang milik pria dingin itu. Hingga tanpa mengenakan sehelai kain pun untuk membungkus tubuh polosnya, ia bergerak masuk ke dalam kamar mandi guna membersihkan diri dari pancuran airshower. Keadaan Arthur yang seperti ini hanya pernah disaksikan oleh satu-satunya wanita yang tak pernah disangka-sangka sebelumnya itu Yasmin Hanafi pada malam kelabu itu.
Arthur pun membasuh seluruh tubuhnya dengan air dan berharap bisa sampai ke Bandara Internasional Soekarno-Hatta lebih cepat. Setelah mandi dan berganti pakaian casual, pria itu bergegas meminta sopir pribadi yang ada di Jakarta untuk segera mengantarnya ke Bandara. Tak sempat berpamitan dengan orang tuanya terlebih dahulu akibat jadwal penerbangan mendadak.
Sementara itu beberapa jam kemudian dan beralih di villa Taman Dayu, tampak Yasmin yang tengah berbaring merasa ada yang membuatnya merasa kurang nyaman. Sudah hampir sebulan Yasmin berada di villa mewah itu, tetapi baru kali ini ia merasa tubuhnya mengalami hal yang terasa aneh yaitu perubahan buah d**a dan p****g.
“Aduh, kenapa bagian dadaku terasa tidak nyaman? Payudaraku terasa nyeri dan sensitif. Kenapa terasa kencang dan keras. Oh mungkin, karena jadwal mau menstruasi jadi begini,” gumam Yasmin sendiri di kamarnya.
Lantas wanita cantik yang mengenakan gaun tidur itu beringsut dari ranjang. Hendak mengambil segelas air minum dari dispenser. Namun sebelum itu, ia sempat tertahan berdiri di atas cermin. Menyaksikan tubuhnya yang lebih kurus, namun bagian dadanya terasa lebih besar dan terlihat menyesakkan. Ia jadi terkesima melihat buah dadanya yang agak berbeda dari biasanya.
Kenapa bagian dadaku jadi lebih besar? Apa gara-gara baru disentuh oleh pria jadi seperti ini? Ya Tuhan, aku bilang apa sih. Ini mungkin karena perasaanku saja karena mau menstruasi. Sebentar lagi aku akan datang bulan.
Lantas Yasmin bergeser untuk meneguk segelas air minum di saat malam sudah menginjak tengah malam. Saat hendak menghabiskan minumnya, mendadak terdengar suara langkah kaki berat dari luar kamar Yasmin. Semakin lama semakin bergerak menuju pintu kamar wanita cantik berdarah timur tengah itu.
Tak lama kemudian, pintu kamar Yasmin terbuka dan memperlihatkan sosok pria tampan yang baru saja kembali dari Jakarta tengah hadir di hadapan Yasmin sekarang. Kemunculan Arthur Atmaja yang secara tiba-tiba pada tengah malam seperti ini sungguh mengejutkan Yasmin karena tak sesuai dengan jadwal kepulangan yang harusnya terjadi besok. Akibat terlonjak, gelas yang dipegang oleh Yasmin pun jatuh ke lantai.
Sepasang pria dan wanita yang pernah terlibat ‘malam pertama' itu saling bersitatap satu sama lain. Mereka berdiri di tempat mereka masing-masing sambil memanggil lirih nama mereka berdua.
“Arthur ...” panggil Yasmin takjub dengan suara pelan.
“Yasmin ...” lirih Arthur yang berdiri di sana sambil memegang sebuket bunga mawar di tangan kirinya.
Apa yang hendak terjadi selanjutnya? Mengapa Arthur datang sambil membawa sebuket bunga mawar di tangan? Tengah malam itu menjadi saksi atas kepulangan sang CEO dingin lebih awal dari jadwal yang seharusnya.