Merasa ada yang mengamati

1234 Words
Di depan kantor wijaya grup raka menunggu seseorang sebelum berangkat kesurabaya . Raka gelisah menunggu kabar baik yang akan disampaikan teman baiknya sekaligus sekertaris pribadinya ini “ kemana sih ni orang, lama banget bukanya tadi bilangnya meeting tinggal sebentar lagi , kenapa hampir setengah jam belum juga kelihatan batang hidungnya” Raka sangat penasaran dengan apa yang akan di sampaikan sekertarinya ini , sebelumnya memang Raka memberi tugas untuk mencari tau alamat tempat tinggal Ana sekarang disurabaya. Raka sudah mencoba bertanya pada ibu mertuanya namun tidak diberikan , wajar memang Bu Rina tak memberikan alamatnya , karena dia tak mau anaknya diganggu lagi, padahal tujuan Ana kesana untuk menenangkan diri . Namun Raka sangat kekeh dia mencari jalan lain untuk mencari tau, melalui asisten pribadinya dia minta mengerahkan antek antek pribadinya yang tersembunyi untuk bergerak , benar adanya , orang -orangnya memang bisa di andalkan belum juga 1 hari hasil sedah di dapatkan akurat. Foto – foto Ana dari depan rumah sampai di tempat kerja telah didapatkan “ udah lama disini” “ nggk , hanya tumbuh akar aja karena lama nunggunya, udah nggak usah basa basi ceprtan kesiniin amplopnya, lagiuan kenapa nggak lewat email atau chat aja sih, kaya jaman dulu aja “ Raka menyerobot amplop yang ada ditanggan toni sekarang “ ya ampun ,, sabar napa om, gini amat ya kalau masalah cinta , rumiiit” “ bisa diem nggak , aku mau kamu atur scedule buatku dan pindah lokasi meeting ke surabaya, ingat lokasi harus dekat dengan alamat Ana sekarang , ngerti? Satu lagi urusan yang disini usahakan stabil, aku nggak mau ada masalah seperti ini lagi di cabang cabang yang lain” Raka memberi peringatan pada asistenya , karena ditinggal pulang kampung kemarin terjadi masalah besar yang terjadi di anak perusahaan cabang , sebetulnya perusahaan anakan itu berada di daerah madura , namun karena Raka ingin sekalian melihat Ana maka lokasi meeting dia pindah ke surabaya. “ iya iya akun urus , tau beres aja kamu sampai sana, lho kamu nggak pakai sopir? Ini perjalanan lumayan jauh lho Ka, bahaya kalau kamu nyetir semndirian .” Toni tolah tioleh mencari keberadaan sopir pribadi Raka yang seharusnya ikut dalam perjalanan jauh seperti ini, apa lagi keadaan hati sahabatnya ini nggak bisa dia katakan baik – baik saja, toni sangat kawatir “ dia masih siap siap di rumah nanti aku jemput “ “ wah terhormat dia dijemput bos besar” Toni nggak heran sebetulnya, dia sudah hafal dengan sifat temannya ini, dari dulu memang nggak pernah melihat orang dari posisinya, padahal dia kini bukanya Raka yang dulu, kini Raka menjilma menjadi pengusaha kaya raya, tajir melintir dan banyak lagi lah nama untuk itu, bagai ketiban gunung rejeki yang dia dapat ini tidak membuat Raka lupa diri ,itulah yang membuat Toni bangga mempunyai teman seperti Raka , memang di kantor dia sangatlah tegas dan disiplin, tapi untuk seorang teman dia sangat baik . “ ok ,, aku berangkat dulu, titip kantor, ohya dirumah ada istriku jadi kalau kamu mau ambil dokumen kemarin jangan terkejut” Raka bahkan tak menghiraukan kata kata Toni tentang sopirnya “ iya iya , ngomong – ngomong istrimu sekarang ini sama gadis yang ada di foto itu cantikan mana?” pertanyaan itu mampu membuat Raka menolh kembali “ bisa diam nggak ? secantik apapun dia dalam hatiku tetap Ana , kamu ngerti” Raka melihat tajam pada Toni “ iya iya tau ngak akan terganti, ya udah sana berangkat” Raka langsung menyalakan mesin mobilnya dan meluncur kejalan besar Dalam perjalanan panjang ke Surabaya yang terbayang adalah Ana , bagaimana caranya dia meminta maaf atas semua yang terjadi , dan bagaimana caranya mengembalikan hubungannya dengan Ana, sulit memang tapi itulah harapan Raka sekarang , walau tipis Raka ingin hubungannya membaik . Raka akan tetap berusaha sebaik mungkin. Sepasang mata mengamati 2 orang karyawan yang sedang duduk santai menikmati makan siang mereka, sambil senyum senyum mereka berbincang , ‘ cantik sekali kamu dek, lama aku tak melihat itu di wajahmu, aku sudah membuat kamu terluka dek, apa masih ada maaf untukku ' sekilas Ana melihat kearahnya , Ana merasa ada yang mengamatinya , ‘ nggak ada, tapi kayak ada orang tadi disana, siapa ya? ,,,Nggak tau ah mungkin hanya perasaanku saja’ Raka yang sadar dengan pergerakan Ana langsung bersembunyi dibalik tembok , ingin rasanya Raka mendekat dan memeluk Ana Sekarang, tapi apa daya inilah yang bisa Raka lakukan sekarang, tapi suatu saat Raka harus berani menemui Ana . “ Kamu ngapain clingak clinguk kayak gitu sih An?ada yang kamu cari? Jangan jangan kamu ada karyawan yang kamu taksir lagi An” tanya Naya yang melihat Ana sedang menoleh kanan kiri “Apaan sih mbak, nggak ada kok , tadi aku ngerasa ada yang mengamati kita gitu mbak tapi tak cari nggak ada” “ Fikiran kamu aja kali, udah ayo habiskan makanmu nanti keburu habis waktu istirahat kita, dari tadi kita blum makan juga keenakan gobrol “ mereka pun melanjutkan makan siangnya Dimobil Raka menyandarkan kepalanya , untung saja dia bisa bersembunyi dengan cepat,, Raka ingin menemui Ana ,tapi jujur Raka belum siap untuk menjelaskan semua pada Ana, untuk kembali pada Ana rasanya sudah sangat tipis dengan posisinya sebagai kakak ipar Ana , hanya maaf yang kini ingin dia kejar pada Ana, Raka memutuskan untuk kembali ke hotel . Raka rasa cukup untuk hari ini , besok dia akan ada meeting dengan klien jadi lebih baik kini dia istirahat dulu, besok dia akan kembali lagi kesini, selama dia di Surabaya dia akan memanfaatkan untuk selalu melihat ana , walaupun hanya dari kejauhan dia merasa bahagia. ‘ siapa ya tadi ,kaya mas Raka ya, tapi nggak mungkinlah mas Raka kan di Jakarta mana mungkin disini , fikiranku ini kenapa sih , kenapa ya masih juga mikirin mas Raka ,, ya Allah bantu aku mengubur rasa cintaku ini pada mas Raka , gantikan lah rasa sayang pada saudara ya Allah” Ana melamun di atas tempat tidur baru saja dia pulang kerja, semenjak makan siang tadi Ana malah makin kepikiran sama Raka, lama Ana melamun sampai ahirnya ketiduran ,,Ardy yang nggk sengaja lewat di depan kamar itu melihat Ana yang ketiduran merasa iba, Ardy memperbaiki posisi tidur Ana dan menyelimutinya ‘Kamu pasti capek banget dengan semua ini na, kasihan kamu, anak sebaik kamu harus mengalami Hal buruk kayak gini, kamu pasti kuat’ Ardy mandangin wajah tidur si ponakan ini, begitu ayu dan sangat lembut dipandang, ‘andai aja kamu bukanlah keponakan na,, kamu adalah tipe wanita yang aku inginkan ’ Ardy malah membayangkan yang nggak enggak ‘ fikiran apa ini,, kok malah ngelantur kayak gini’ Ardy keluar kamar dan menutup pintunya, lalu Ardy membaringkan tubuhnya di atas sofa , kadang terpikir olehnya akan sosok pendamping , tapi sulit rasanya untuk membuka pintu hatinya kembali, ‘ umurku sudah segini , buat apa aku bekerja keras tiap hari? Banyak yang mencoba mendekati tapi tak satupun yang bisa mengambil hatiku, apa jangan-jangan aku sudah kehilang seleraku pada wanita, oh Jangan sampai itu terjadi’ Ardy mengusap rambutnya frustasi Dari kalangan model , dosen bahkan pengusaha ada yang pernah memberi perhatian lebih, bahkan ada yang sampai mengutarakan rasa sukanya, tapi tidak ada dari mereka yang bisa membuka kembali pintu hatinya, entah kapan dia Akan menemukan wanita yang bisa melunakkan hatinya yang kini masih membeku. Dia juga ingin seperti teman temannya yang memiliki anak anak yang lucu , semoga saja bisa secepatnya menemukan patahan hatinya yang hilang.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD