Anisa sangat muak ketika mendengar para istri dari teman-teman abang sepupunya yang tengah membicarakan perihal berbagai barang branded yang mereka punya. Kali ini Anisa lebih memilih untuk duduk sendiri di pesta pernikahan teman abangnya. Bukan karena abangnya meninggalkannya dan sibuk mengobrol dengan teman-temannya, tapi karena dia tadi memaksa abangnya untuk mencari calon pendamping disini. Semua mata tertuju pada sosok laki-laki yang sedang menggandeng anak laki-laki yang kebetulan baru memasuki ruangan ini. Hampir semua orang yang ada di ruangan ini melihat kearah lelaki dewasa dan anak kecil itu, bahkan Anisa juga. "Ini mataku yang salah atau dia memang setampan itu?" Kedua mata Anisa bertemu dengan kedua mata laki-laki di depannya. Anisa berdehem sebentar, jangan sampai dia terli

