PART 2

598 Words
Keanu pov. Kalian pasti sudah mendengar sedikit cerita mengenai diriku dari Quinn. Yaa betul, aku adalah Keanu, kakak laki laki Quinn. Biar aku tebak, Quinn pasti mengatakan banyak hal aneh tentang aku kan? well... aku tidak akan menyangkal semua perkataannya. Tapi aku juga tidak membenarkan semua ucapannya. Terkadang dia sedikit melebih lebihkan tentangku. Mungkin Quinn sudah memberi tau kalian bahwa sekarang aku tinggal di Seoul seorang diri untuk mengurus perusahaan milik ayah kami. Ia meninggal dunia 7 tahun lalu, akibat sebuah kecelakaan mobil yg menimpanya. Sepasang orang tua yg tidak bertanggung jawab membiarkan anak remajanya mengendarai mobil. Mengakibatkan kecelakan beruntun dan bukan hanya ayah kami saja korbannya. Cukup tentang ayahku, Quinn mungkin sudah banyak membahasnya kan. Tapi aku yakin Quinn tidak membicarakan tentang ibu kami sedikitpun, betulkan? Wajar saja, Quinn hanya sempat merasakan sebentar kasih sayang dari sosok seorang ibu. Bisa dibilang saat ini Quinn cukup membencinya. Ohh yaa.. Ibu kami masih hidup jika itu menjadi pertanyaan untuk kalian. Apa yg Ibu kami lakukan saat ini, jujur saja aku tidak tau sama sekali. Yg jelas Ia saat ini hidup di negara dan kota yg sama denganku. Yaaa, di Seoul, Korea Selatan. Bukan tanpa alasan kenapa perusahaan induk milik ayah kami dipindahkan dari New York ke Seoul. Saat kecelakaan mobil ayahku terjadi, Ia sempat dibawa kerumah sakit sebelum akhirnya menghembuskan nafas terakhirnya. Pesan terakhir dari ayah kami cukup membuat Quinn marah dan hampir mengamuk saat itu. Bunyi alarm membangunkan ku dari alam tidur. Kepala ku terasa berat dan pusing sekali, mungkin akibat efek alkohol yang aku minum semalam. Belakangan ini banyak sekali Meeting dan kunjungan yang aku hadiri, jam makan dan istirahat ku benar benar hancur berantakan. Saat ini semua pekerjaan sudah kembali terkontrol, dan tentu saja reward untuk ku adalah alkohol, pesta dan wanita semalaman. Kini efek alkohol dan music keras di club semalam masih terasa di tubuhku. 'Apa sebaiknya aku tidak usah datang ke kantor hari ini' pikir ku. 'Tapi apa yang akan aku lakukan disini sendirian?!' 'AAARRRRGHHHHHH!' teriak ku seraya menutupi wajah dengan bantal. "ASTAGAAAAAAA!!!!!" aku berteriak, mendadak terbangun dan terduduk membeku dikasur. Dalam sepersekian detik aku mulai mengacak-acak kasur, melempar selimut dan bantal ke sembarang arah, mencari ponsel ku yang entah berada dirumah ini atau tidak. "Ahh ini dia" "Mari kita lihat apakah dia akan menjawab telfon ku" gumam ku seraya menempelkan ponsel ke telinga kanan ku. "Halo Q" ucap ku saat seseorang disebrang telfon menjawab panggilan telfon ku. "Halo, ada apa?" "Dimana kau? Bukankah seharusnya kau pulang ke korea hari ini? Kenapa belum sampai? Jika sudah sampai segera kabari aku, aku yang akan menjemputmu di bandara" "Iya iya" "Setelah melewati boarding check segerahlah masuk ke dalam pesawat, tidak perlu mampir kemana pun, aku takut kau akan tersesat dan hilang. Tempat duduk mu business class kan? Itu berada didepan, setelah masuk kedalam pesawat langsung saja berjalan ke arah depan okee! apa kau menegerti?" "Baiklah aku mengerti. Apa kau fikir aku baru pertama kali naik pesawat?!" Quinn pun memutuskan panggilan telfon dengan kesal. Aku hanya bisa tertawa membayangkan betapa lucunya ekspresi kesal Quinn, adik ku. Aku pun segera melangkahkan kaki ke luar kamar, tidak sampai sepuluh langkah dari pintu kamar ku, terdapat sebuah kamar yang akan digunakan oleh Quinn nanti. Aku pun merapikan setiap sudut ruangan yang sudah lama tidak pernah digunakan itu, Mulai dari mengganti seprai, sarung bantal dan bed cover, aku bahkan sampai mengganti gorden dengan warna kesukaan Quinn, tak lupa aku pun meletakan bingkai foto kami berdua dimeja yang tepat berada disamping tempat tidur. Setelah semua sudah bersih dan tertata rapi, keanu memutuskan untuk membersihkan dirinya dan bersiap menjemput sang adik dibandara.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD