Chapter 2

1105 Words
Raleen sedari tadi berjalan mondar-mandir di depan pintu rumahnya. Sesekali ia menggigit ujung jarinya untuk menghilangkan sedikit kecemasannya. Matanya tak berhenti memandang ujung jalan. Menanti harleen yang belum juga datang. Kecemasannya berganti lega ketika ia mendengar bunyi kereta kuda,dan harleen tersenyum melambaikan tangannya. Harleen lansung menidurkan badannya di atas kasur berukuran untuk satu orang. Cukup empuk dan nyaman jika tidur diatasnya. "Apa yang terjadi sayang? Kenapa kau pulang ketika malam sudah datang? " raleen masuk ke kamar harleen membawa cemilan dan teh hangat "Maafkan aku ibu. Ibu pasti mengkawatirkanku. Aku hanya ingin menikmati pemandangan kota tadinya" "Lupakan. Lain kali kau tidak boleh seperti ini lagi sayang. Apa kau lupa cerita ibu. Kalau vampir semakin berkeliaran di hutan itu" "Ohhhhh  ayolah bu. Tidak mungkin makluk seperti itu ada. Mereka hanyalah mitos." ucap harleen memasang wajah memelas dengan alis sedikit terangkat. Kesal dengan cerita ibunya yang bahkan tak masuk akal baginya "Itu bukan mitos harleen. Kau tidak lihat bagaimana mereka yang mati dengan keadaan aneh. Luka di leher mereka membusuk" "Sudahlah bu. Buktinya aku baik baik saja bukan?" "Harlennnn.bisakah kau tidak membantah hal ini. Kau tidak mengerti. Vampir itu nyata,dan jangan kau ulangi lagi pulang malam seperti ini" ucap raleen dengan nada tegas. Harleen membuka mulutnya untuk membantah ucapan ibunya. Namun ibunya lansung berdiri keluar dari kamarnya. Itu menandakan bahwa tidak ada perdebatan lagi mengenai pembicaraan mereka. Harleen harus mematuhi perintah ibunya. Harleen menghela nafas kesal dan kembali membaringkan badannya di atas kasur empuk kesayangannya.                                                                                         ************ Gadis itu berlari dengan kencangnya. Nafasnya bahkan sudah mulai sesak. Ia tak peduli dengan jalanan tanah yang lecek mengenai gaunnya. Sesekali ia menyeka rambut  panjangnya.Badannya yang mungil tak menyulitkannya untuk berlari. "Harleennnnnnn" teriaknya dari kejauhan melambaikan tangannya. Harleen yang masih menyirami bunga bunganya berpaling ke arah suara yang memanggilnya. Senyum terukir di wajahnya saat ia melihat sahabatnya itu datang menghampirinya. "Hah.. Hah... Har.. Harleen" ucap gadis itu ter engah-engah. Harleen masuk kedalam rumahnya.Beberapa saat kemudian ia keluar dengan membawa teh dan cemilan. "Duduklah rosalinda. Kenapa kau berlari seperti itu? Ada apa? " tanya harleen tak sabaran. Rosalindapun duduk dan mengatur nafasnya. Matanya melirik teh yang dibawa harleen. Tanpa meminta izin harleen ia lansung meminum teh dingin itu menghilangkan dahaganya. "hmm.. Fiuhh..well. harleen aku membawa surat untukmu" "Surat? Sejak kapan kau menggantikan paman dave mengantar surat lindaa? " ucap harleen heran. Jelas saja itu membuat rosalinda mengernyitkan keningnya. Ia tersenyum karena pertanyaan sahabatnya yang begitu polos. "Ini bukan surat formal dari pos. Ini surat cinta untukmu harleen. Oh my god. Betapa romantisnya dia" "Surat cinta? " harleen semakin bingung. Ia mengambil surat itu dari tangan rosalinda dan melihat nama pengirimnya. Saat ia tau nama pengirim surat itu harleen menghela nafas panjangg dan meletakkan surat itu di atas meja "Hei. Apa yang terjadi? Kau tidak mau membacanya. Aku lelah berlari hanya untuk membawakan surat ini untukmu" "Aku tidak meminta kau berlari membawakan surat itu bukan?" ucap harleen. Rosalinda tertegun dan menggaruk kepalanya yak tak gatal sedikitpun " Ya.. Ta.. Tap.. Tapi.. Fiuhh. Yasudalah. Apa boleh buat. Sampai kapanpun kau tidak akan pernah menerima dia" "aku tidak mungkin menerimanya jika hatiku tak mencintainya linda" "well.. Aku hanya takut kau menyiakan orang yang begitu tulus harleen." Rosalinda mengambil cemilan diatas piring. Harleen melirik surat itu lagi. Tetap saja hatinya tidak berniat membacanya. Fikirannya bercampur aduk memikirkan nama pengirim surat itu.. " Cristof " batin harleen dan ia menghela nafas panjang                                                                         ************ Kereta kuda mewah memasuki halaman kastil istana. Salah satu pelayan langsung berlari dan membuka pintu kereta kuda itu.kemudian sepasang suami istri dan anak perempuannya keluar dari dek kereta kuda itu. Mereka bertiga memperhatikan suasana sekeliling istana. Kastil itu memang besar dan megah lengkap dengan halaman yang luas. Meskipun tampak menyeramkan tetap saja beberapa bunga tumbuh mekar di halamannya. Tidak lupa di setiap sudut kastil diletakan patung gorgoyle yang merupakan patung monster dengan sayap sebagai pelindung kastil. Ibaratnya seperti cctv kastil tersebut. Alan menghampiri mereka bertiga yang merupakan queen and king,orang tua dari pemuda pemilik istana.Ia menyambutnya dengan senyuman hangat mengingat alan sudah lama tak bertemu dengan mereka bertiga "Welcome my queen and king. And my princess" ucap alan membungkukkan badannya memberi salam. "Well. Istana ini tampak megah alan. Namun sayang begitu sunyi dan bahkan tak ada penyambutan untuk ku?" ucap kingg Robert dengan nada menyindir. "Hmmmpp seperti yang anda lihat tuan. Anda tau betul sifat raja pemilik istana ini" alan membalas dengan senyuman tipis. Yang disambut dengan anggukan pelan oleh robert. "Dimana dia? " ucap putri mereka yang biasa mereka panggil dengan valen. "Di ruang kerjanya my princes.  Tepat di ujung istana sebelah selatan" jawab alan menunjukan arah tempat itu pada valen. Tanpa basa basi valen lansung berlari menuju ruangan yang dikatakan alan.                                                                                 ************ Cristof tidak percaya surat cinta yang ia kirim untuk harleen kembali ke tangannya utuh tanpa cacat.  Bahkan tidak ada tanda tanda harleen membaca surat itu. Yang lebih menyakitkan hatinya harleen sendirilah yang mengembalikan surat itu ke tangannya. "Jika kau ingin mengatakan sesuatu. Katakan saja secara lansung criss. Kenapa harus mengirimiku surat?" "Setidaknya cobalah kau baca surat ini. Karena apa yang ada di dalam surat ini tidak bisa kujelaskan secara langsung" ucap cristof melirik surat yang ada di tangannya "Kenapa? Aku pasti akan memahaminya. Bukankan kita sudah besahabat cukup lama" jawab harleen.ia berusaha pura-pura tidak tau akan perasaan cristof. Ia berharap cristof melupakan perasaannya. Karena ia sendiri tidak bisa membalas perasaan cristof. Terlebih ia takut menyakiti hati cristof yang sudah lama menjadi sahabatnya "Berhentilah berpura-pura harleen. Kau tau betul apa maksudku. Sampai kapan kau akan menghindariku seperti ini?" "Apa yang kau bicarakan? Sudahlah. Lain kali jangan seperti ini. Bicara saja langsung padaku. " harleen menatap mata cristof sesaat.  Tampak jelas pemuda itu kecewa dengan sikapnya. Merasa keadaan mulai canggung harleenpun pergi meninggalkan cristof. Ia bahkan tak menghiraukan cristof yang memanggilnya berulang ulang. Cristof mengumpat sejadi jadinya. Ia merasa rendah karena harleen menolaknya berkali kali. Namun tetap saja rasa cintanya tak bisa hilang. Harleen benar benar sudah merenggut sebagian dari hidup dan seluruh hatinya. Cara apapun akan ia lakukan untuk mendapatkan harleen. Sekalipun dengan cara yang kotor                                                                                             *********** Valen semakin mempercepat langkahnya menyusuri lorong istana kala ia hampir dekat dengan ruang kerja yang dikatakan alan. Ketika ia sampai ia lansung membuka pintu ruangan itu tanpa mengetoknya terlebih dahulu. Morgan yang sedang menata tumpukan dokumen di lemari pajangnya kaget mendengar suara pintu yang terbuka cukup keras. matanya tertuju pada orang yang berani membuka paksa pintu ruangan kerjanya. "Morgannnnn" teriak valen berlari kearahnya.  Valen memeluk morgan dengan melilitkan kedua kakinya di pinggang morgan. Sementara tangannya ia lilitkan di leher morgan. Mau tak mau morgan harus menggendongnya. Dengan entengnya morgan menerima hal itu. Mengingat ia memiliki kekuatan yang melebihi kekuatan manusia tentunya. "valen kau sungguh.......?"
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD