Chapter 1

1285 Words
Nafsu lebih dulu menguasai wanita itu. Ia menggerang dengan nada suara sensualnya seolah-olah itu bius  bagi pemuda itu untuk bertindak lebih padanya. wanita itu menikmati cumbuan di bibirnya oleh pemuda yang kini tengah mencium bibirnya dengan irama yang tak beraturan. Sesekali pemuda itu melonggarkan ciumannya, dan sesekali menghisap dengan kuat bibir wanita itu. "Arghhh!!!hhmmffhhh, yesss my lord,hmmmfhh lakukan lebih?"Gumam wanita itu menikmati sensasi yang kini dirasakannya. Tanpa diminta oleh pemuda itu, wanita itu membuka pakaiannya sendiri hingga kini tubuhnya hanya tinggal bra dengan warna yang agak terang membalut payudaranya, dan CD yang tampak begitu tipis mempertontonkan kewanitaannya. "Kau sungguh sangat liar!. Kau ingin aku melakukan lebih hah? ucap pemuda itu sembari memainkan tangannya di gundukakn halus d**a wanita itu. Wanita itu bergerak menggila menahan sensasi geli yang ia rasakan karena perlakukan pemuda itu. Ia menggeliat sembari kepalanya mengangguk pertanda bahwa ia menyetujui pemuda itu melakukan lebih. "ahhh,Kau sangat tau area sensitifku my lord.mmmmfhhhh my lord. Arrghhhh" Pekik wanita itu kala pemuda itu meremas dengan kasar kedua payudaranya yang masih dibalut bra. Wanita itu semakin yakin kalau pemuda itu juga menikmati tubuhnya. Namun!!!yang terjadi berikutnya diluar dugaan. Pemuda itu tiba-tiba mengangkat tubuuh wanita itu dan membantingnya ke lantai ruangan. Wanita itu langsung bersujud menyadari kesalahannya. Ia melihat pemuda itu kini berdiri dengan tatapan matanya yang sudah penuh akan emosi. Tanpa berfikir wanita itu seketika sadar bahwa apa yang ia lakukan dibelakang pemuda yang ia panggil My Lord itu sudah diketahui olehnya. Suatu perbuatan yang begitu susah payah ia sembunyikan dari pemuda itu "Maafkan saya my lord. Saya tidak akan mengulanginya lagi" "Kau fikir,kesalahanmu bisa aku maafkan dengan mudah ha? Heh.Bukan itu hukuman yang pantas untuk wanita seperti kau" ucap pemuda itu.Ia berjalan dengan cepat seperti angin menuju perempuan yang kini tengah  berlutut. Permohonan ampun atas kesalahannya bahkan tak dihiraukan pemuda itu.Tangan pemuda itu sontak mengeluarkan cakarnya yang runcing dan tajam,melebihi pedang sekalipun. Tanpa sempat menghindar leher wanita itu kini dalam cekikkan tangan pemuda itu. Dengan mudahnya pemuda itu mengangkat wanita itu hingga kaki wanita itu tak menyentuh lantai lagi. Wanita itu memberontak,berusaha melepaskan tangan yang mencekiknya. Kuku tajam pemuda itu semakin jauh menancap melewati kulit mulus leher wanita itu. Suara wanita itu semakin serak meminta ampun. Pemuda itu malah meningkatkan kekuatan cekikkannya hingga......kkreekkkkkkkkkkk Patah sudah leher wanita itu diikuti tubuhnya yang berhenti memberikan perlawanan. Matanya tertutup rapat sudah. Dengan kasar pemuda itu membanting wanita yang telah ia bunuh hingga terhempas jauh kesudut ruangan sekali lagi. Ia menjilati ujung kukunya yang meninggalkan bekas darah wanita itu. Mulutnya tersenyum angkuh.Ia merasa puas dengan kematian wanita itu. "Dasar wanita penipu. Beraninya kau memanfaatkanku, ketika kau kutiduri.Kau pantas menerimanya, karena sudah menipu rajamu sendiri" ucapnya melihat jasad wanita itu. Ia mengedipkan matanya dan seketika itu juga jasad wanita itu terbakar. Pelayan yang datang karena dipanggil pemuda itu untuk membereskan jasadnya, hanya bisa tertunduk ngeri menyaksikan jasad wanita yang setengah telanjang itu dimakan oleh api biru menyala. Kejadian seperti ini sudah biasa terjadi di kastil itu, namun kengerian yang ditimbulkannya tidak bisa untuk dibiasakan. Beginilah cara raja dari kastil itu menghukum siapapun yang menyinggung perasaan dan harga dirinya.                                                                                       **********                                                                               Bunga-bunga tumbuh dengan subur di halaman rumah yang berukuruan minimalis itu. Pemilik rumah itu begitu telaten merawat setiap bunga yang ia tanam. Meskipun halamannya tidak luas, namun membuat suasana disekitar rumah tampak hidup dan nyaman untuk ditinggali. Raleen ibu dari gadis yang merawat bunga itu tersenyum dibalik jendela memperhatikan anaknya.. Ia begitu beruntung memiliki seorang putri (22 th) yang dikenal ramah dan sangat cantik oleh penduduk desa.Bagaimana tidak,putrinya yang biasa dipanggil harleen itu memiliki kesempurnaan yang didambakan oleh setiap wanita. Ia memiliki tinggi badan 160cm dengan berat badan 50kg. Hidung yang mancung dengan bibir tipis kemerahan. Bulu matanya lentik dengan manik irisnya berwarna hijau . Pipinya yang tirus membuat senyumannya begitu memabukkan. Belum lagi rambutnya yang lurus sepanjang pinggang berwarna coklat keemasan. Suaranya begitu merdu ketika ia bernyanyi.Itulah yang selalu ia lakukan kala merawat bunga-bunganya.. "Harleenn.Setelah kau selesai menyirami bunga-bunga itu. Sebaiknya kau membantuku mengantarkan pesanan jaihitan ini ke paman rolf" teriak ibunya dari balik jendela. "Iya ibu,sedikit lagi" jawabnya sambil melambaikan tangannya. Tentu saja disambut dengan senyuman oleh ibunya. "Baiklah, kalian dengar. Ibu sudah memanggilku. Aku rasa air ini sudah memberi kalian tenaga. Lihat matahari bersinar terang. Makanlah sebanyak yang kalian mau dari cahayanya." ucap harleen berbicara dengan tanaman bunga-bunga  mawarnya. Harleen mencium aroma mawar itu sejenak dan berlalu meninggalkan taman itu. Dari kejauhan di balik pohon besar. Pemuda yang sedari tadi memperhatikan harleen tidak berhenti menepuk-nepuk dadanya sendiri. Kecantikan dan kelembutan harleen benar benar membuatnya gila. "Berhentilah menjadi pengecut. Sampai kapan kalian akan berteman. Buatlah dia menjadi kekasihmu sekarang" batin pemuda itu dalam hati.Pemuda itupun menganggukkan kepalanya dan tersenyum lebar. Seolah-olah otaknya sudah memproses dengan cepat rencana yang ia susun mengikuti kata hatinya.                                                                                        ********** Kereta kuda yang dibawa harleen berjalan dengan santai. Harleen memang sengaja santai karna ia masih ingin menikmati pemandangan sepanjang jalan sepulang ia mengantarkan pesanan jahitan yang disuruh ibunya tadi. Harleen asik bersenandung dengan nyanyiannya. Ia bahkan tak sadar matahari sebentar lagi akan terbenam. Karena saat matahari menghilang adalah saat yang paling menakutkan untuk keluar rumah bagi penduduk desa. Yah cerita yang sudah beredar turun temurun. Desa tempat harleen tinggal terdapat hutan pinus nan subur dan lebat. Pepohonan pinus itu juga yang membuat suasana desa itu segar dan sejuk. Namun jauh di balik hutan pinus itu ada perbatasan dunia manusia dengan dunia makhluk astral. Makhluk itu seperti vampir, werewolf, penyihir dan binatang buas yang aneh. Beberapa dari penduduk desa ada yang menganggap itu hanyalah mitos. Namun tak sedikit dari mereka yang pernah melihat lansung makhluk-makhluk itu. Bahkan beberapa penduduk desa hilang dan beberapa hari kemudian ditemukan tewas dengan keadaan tak bernyawa dan luka ditubuh yang tidak wajar. Nyanyian harleen terhenti ketika ia mendengar lolongan srigala. Memang harleen melewati jalan tepian hutan pinus setiap kali ia pergi ke pasar pusat kota. Lolongan itu menyadarkan harleen kalau malam akan segera tiba. Harleen memukul keras kudanya dengan tali pegangan agar kudanya berjalan lebih laju. Ia melakukan hal itu bukan karena ia merasa takut. Melainkan ia teringat akan ibunya yang sudah khawatir menanti kepulangannya.                                                                                         *********                                                                                       Pemuda yang biasa dipanggil dengan my lord itu duduk di balkon kamarnya sambil meneguk cairan kental berwarna merah yang mereka sebut dengan blood. Amarahnya sudah mereda. Ia menarik pelan nafasnya menikmati suasana yang diiringi dengan angin sejuk. TOK...TOK....TOK..TOK....TOK...TOK Seseorang mengetuk pintu kamarnya. Ia tak berpaling melihat siapa yang masuk ke kamarnya. Karena ia tau siapa yang menghampirinya. Tentu saja asisten pribadinya. "My lord,, " ucap Alandrick asisten pribadi pemuda itu, sambil membungkukkan badannya memberi salam. "Sampaikan apa yang ingin kau katakan alan" Ucap pemuda itu. Ia berbicara dengan santai tanpa memperdulikan usia. Memang alandrik lebih tua 4 th darinya. Ia sudah menjadi asisten pribadi pemuda itu sedari ia masih kecil. Bermula dari sebuah pertemanan tentunya. "King and Queen akan sampai kesini 2 hari lagi my lord." "Heh.. Jika mereka tidak sampaipun tidak masalah" ucapnya sambil menyeruput blood dari gelasnya. "Hmmm!!!apa suasana hatimu masih kacau?. Bukankah tuan sudah membunuh wanita itu?" "Yah!!! Wanita penipu itu pantas mati di tanganku. Dia memang tidur denganku. Tapi dia tak punya hak memberikan informasi tentang bisnis dan istanaku kepada musuh-musuh ku" "Ya my lord,Aku sudah menyelesaikan masalah yang dia buat. Megan sedang mengurusnya. Lalu apakah kau akan membuat acara penyambutan untuk king and queen? " "Tidak perlu. Mereka tidak terlalu istimewa. Sudahlah,lebih baik kau pergi. Aku masih ingin bersantai" "Yes my lord" jawab alan dengan menundukkan badannya lagi. Alan pergi meninggalkan kamar pemuda itu. Sebelum ia menutup pintu ia melihat sekilas tuannya yang semakin menikmati blood dengan lamunannya. "Dia semakin kasar. Siapa yang bisa merubahnya??. Kalaupun ada  mungkin takdir sudah berbicara sejak dulu" batin alan menaikan salah satu alisnya dan tersenyum tipis. Barulah ia berlalu dan menutup pintu kamar rapat.. xoxo
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD