Kembali ke aula pesta. Bintang menyuguhkan minuman kepada kedua pria tamunya. “Kita bicara tentang pernikahan, kalau kalian berhasil menikahi Khumaira. Kalian bersedia membantunya mendapatkan suara anggota keluarga Abinaya dan menjadikan dia penggantiku? Siapa yang ingin menjawab lebih dulu?”
“Tadi Anda sudah menjawab terlambat, silakan,” Rahman berujar kepada Khalid.
Khalid melepas gelas minumnya. “Saya bersedia selagi itu hak yang bisa Khumaira raih. Bukan masalah besar bagi saya jika dia ingin berjuang dan memiliki apa yang jadi keinginannya.”
“Kau akan terkesan berada di bawah Khumaira jika dia menduduki takhtanya. Sebagai suami, kau tak apa?” tanya Khairan angkat suara.
Khalid melihat Bintang sebentar, pria itu hanya mengangguk pertanda Khalid bisa menjawab pertanyaan lugas Khair
