Part 2

1280 Words
“Astaga! Aku serius, aku dan Nida istrimu itu nggak pernah melakukan apa-apa. Kami kemarin terjebak di sana.” Jelas Jey pada Rafa. “Aku nggak butuh! Aku akan ceraikan dia!” Serunya pada Jey. “Hah? Cerai, hanya untuk masalah sepele?!” Teriak Jey dengan nada terkejut. “Sepele kamu bilang?! Kamu nggak punya akhlak?!” “Jaga mulut kamu! Aku sebagai pria masih bisa berpikir logis! Sudah jelas-jelas aku dan Nida nggak berbuat apa-apa!” Serunya dengan nada emosi. “Aku akan tetap menceraikan dia!” Ucapnya lagi saat melihat mobil Nida datang di depan katering. “Jangan sampai kamu menyesal!” Tandas Jey pada Rafa. ** Nida kembali masuk ke dalam, langkah kaki wanita itu begitu lesu. Hijabnya dia gunakan untuk mengusap air matanya. Jey merasa bersalah, padahal kejadian semalam sudah jelas bukan salahnya. “Maafkan aku Mbak, aku..” “Cukup! Pergi kamu dari sini! Pergi aku bilang!” Teriak Nida histeris. Jey masih berdiri di tengah ruangan, wajah pria itu kusut sekali. Kedua tangan Jey sudah terulur, menggenggam kedua bahu Nida. “Dengarkan aku! Aku akan bertanggung jawab!” Ucap Jey pada Nida. Nida melotot semakin bingung. “Bertanggung jawab katamu? Hah? Kamu ngapain sih ke sini segala! Aku kan sudah bilang kita nggak akan saling mengenal lagi, dan semuanya selesai!” Nida semakin emosi, wanita itu menepis kedua tangan Jey dari bahunya. “Suamimu datang ke lokasi syuting. Kru di sana jadi berpikir aku ada hubungan gelap sama kamu. Jika sesuatu hal buruk terjadi antara kamu dan dia. Bilang saja padaku! Aku akan menikahimu!” Seru Jey padanya. Pria berpenampilan preman tersebut melamarnya di saat situasi genting seperti saat ini. Sungguh sangat sulit dipercaya.   “Kamu gila! Kamu kira menikah itu segampang kamu bilang ayo nikah semua masalah selesai? Begitu?!” Nida menghenyakkan tubuhnya di kursi. Rafa tidak pernah main-main dengan ucapannya. Jika pria itu sudah memutuskan maka hanya tinggal menunggu saja segalanya akan terlaksana seperti ucapannya. Rafa hampir tidak pernah pulang ke rumah sejak mengajukan perceraian di pengadilan. Waktu rujuk juga dilewatkannya begitu saja. Sampai keduanya kini resmi bercerai. Rafa memilih meninggalkan kediamannya karena rumah tersebut adalah hak waris kedua putrinya. Nida setiap hari tetap bekerja di tempat katering, mengirimkan makanan pesanan. Sampai sekitar dua bulan perceraian mereka, Nida mendapatkan kabar kalau Rafa hendak menikahi Ayana. Sepupu Nida sendiri! Nida sedang duduk di ruang tengah, kedua putrinya baru saja terlelap. Pelayan rumahnya tiba-tiba mendekatinya lalu duduk bersimpuh di depan Nida. “Maaf Mbak Nida, bukannya bibi mau mengadu domba. Tapi Bibi dengar sendiri kalau Neng Ayana mau menikah sama Mas Rafa Hanafi.” “Tapi, Ayana bukannya masih punya suami Bi?” Tanya Nida seraya menoleh ke arah pelayan rumahnya. “Iya Mbak, Neng Ayana menggugat cerai Mas Rifai! Padahal mereka kan baru menikah lima bulanan.” Ucapnya dengan wajah bingung. “Biarkan saja Bi, toh Mas Rafa juga bukan suami Nida lagi. Jadi bebas mau menikah sama siapa saja.” Ujar Nida untuk menenangkan hatinya sendiri. Padahal hatinya sakit sekali. Nida sangat mencintai Rafa. Pria itu dikenalkan oleh kedua orang tuanya sembilan tahun lalu. Nida langsung menerima Rafa sebagai calon suaminya. Rafa yang begitu penyabar dan penyayang selalu dia rindukan. “Ya sudah, Bibi pamit pulang dulu Mbak.” Ucap pelayannya tersebut pada Nida. “Iya, Bi. Hati-hati di jalan.” Nida segera mengunci pintu rumahnya lalu bergegas masuk ke dalam kamar untuk beristirahat. Wanita tersebut mengusap tempat tidur dimana biasanya Rafa terlelap di sebelahnya. “Sebentar lagi Mas Rafa nggak sendirian lagi, Nida baru tahu kalau Mas Rafa ternyata cinta sama Ayana.” Ucapnya seraya menghapus air mata yang mulai meleleh pada kedua pipinya. Nida beranjak berdiri. Wanita itu melepaskan baju serta hijabnya berganti dengan gaun tidur yang biasa dia kenakan, air matanya masih bergulir. Kedua matanya menatap kosong. Hidupnya benar-benar serasa terhenti tanpa kehadiran Rafa Hanafi. Keesokan harinya, pagi-pagi sekali Nida mendengar ketukan pintu depan rumahnya. Wanita itu berpikir kalau itu adalah pelayan rumah yang dia pekerjakan setiap hari di rumah tersebut. Dengan baju tidur satin tanpa hijab Nida melangkah menuju ke arah pintu. Rambut panjang Nida tergerai lepas dengan model masih acak-acakan. “Belum subuh, Bibi sudah datang?” Gumamnya sambil memutar kunci pintu rumahnya. “Kau?! Hei!” Nida berteriak panik, tapi Jey buru-buru membekap bibirnya sambil mendorong pintu masuk ke dalam. Jey Stefan menenang pintu menggunakan kaki kanannya. Pria itu masuk ke dalam rumah masih dengan membekap bibir Nida. “Jangan teriak, please.” Ucap Jey dengan suara pelan. Nida bisa mencium aroma alkohol dan sisa rokok pada bibir pria tersebut. Jey perlahan melepaskan bekapan pada bibir Nida, pria itu menatap kedua bola mata Nida dengan tatapan dalam. Satu detik berikutnya tubuh Jey tumbang ke lantai. “Sraakk! Brukk!” “Hei, bangun! Hei!” Nida mengguncangkan bahunya tapi pria itu tak kunjung bangun. Nida segera menempelkan daun telinganya untuk mendengar detak jantung Jey, Nida cemas sekali kalau sampai terjadi sesuatu pada pria tersebut. “Dia tidur? Astaga! Ngapain tidur di sini sih!” Nida susah payah menyeret tubuh Jey masuk ke dalam kamar tidurnya. Dia tidak ingin ketahuan oleh Syifa dan Akila, juga pembantunya. Bisa-bisa dugaan kalau dia dan pria asing itu disangka benar. Nida berhasil menarik Jey dengan susah payah sampai pria itu rebah di atas tempat tidurnya. Nida mengunci pintu kamarnya dari luar, supaya Jey tidak sembarangan keluar begitu saja saat situasi dan kondisinya kurang tepat. Usai mengantar Syifa dan Akila ke sekolah, Nida menyuruh pelayan rumahnya untuk bergegas belanja ke pasar. Dia sengaja memberikan catatan banyak sekali agar dia memiliki waktu banyak. Misinya pagi ini adalah secepatnya mengusir pria asing tersebut. Nida memutar kunci pintu kamarnya, dia tidak melihat Jey di tempat tidur. Tapi ada suara gemercik dari dalam kamar mandi yang ada di dalam kamar tersebut. Nida menunggu sambil duduk di tepi tempat tidur, wanita itu menghubungi karyawan kateringnya meminta mereka untuk menyiapkan pesanan hari ini terlebih dahulu. “Kamu dari mana saja?” Tanya Jey sambil melangkah keluar dari dalam kamar mandi. “Kamu, sudah cepat pakai bajumu dan pergi dari rumahku.” Usirnya sambil mengambil baju Jey dari atas tempat tidur lalu meletakkan ke dalam pelukan pria tersebut. “Tunggu sebentar, kamu ingin aku keluar dalam keadaan tanpa baju begini? Nanti mereka berpikir aku dan kamu..” “Ya sudah, cepat pakai bajumu dan segera pergi.” “Semalam aku bermimpi, aku melihat bidadari. Cantik sekali, rambutnya panjang dan dia memakai gaun tidur sama persis dengan gaun tidur itu.” Jey mengukir senyum sambil menunjuk gaun tidur milik Nida yang dikenakan oleh wanita itu semalam. Mendengar itu Nida buru-buru mengambil bajunya dari gantungan lalu melemparkannya ke dalam keranjang pakaian kotor yang ada di dalam kamar mandi. Tubuh Nida gemetar ketakutan. “Kenapa? Padahal aku nggak bilang kalau itu kamu.” Timpal Jey seraya memakai kembali bajunya. “Diam kamu! Sudah buruan pergi! Jangan datang-datang lagi.” Ucapnya dengan nada ketus. Jey terlihat begitu santai, pria itu hanya tersenyum melihat wanita berkerudung tersebut cemberut serta berdiri memunggunginya. Sebenarnya kedatangan Jey pagi-pagi buta tadi lantaran semalam dia mendengar kalau Rafa akan menikah dengan Ayana sepupu Nida. Ya, diam-diam Jey selama ini tetap mengawasi Nida. Satu hal yang dia cemaskan awalnya adalah jika Nida melaporkannya ke kantor polisi sampai namanya tercemar, namun ternyata tidak. Dan malah sebaliknya, rumah tangga wanita itu benar-benar hancur sejak kejadian malam itu. Jey cemas kalau sampai Nida bunuh diri dan lainnya, karena masih ada jadwal syuting sepanjang malam, jadi Jey bergegas ke rumah Nida setelah menyelesaikan pekerjaannya. Jey meneguk sedikit alkohol lalu berpura-pura mabuk dan pingsan. Jey melihat penampilan Nida tanpa hijabnya. Pria itu terkejut sekali, Nida ternyata cantik sekali meski tanpa polesan make up. Setelah Nida menyeretnya masuk ke dalam kamar, Jey sempat terlelap selama beberapa jam.      
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD