Bab 2: Beberapa Tahun Lalu

4257 Words
"Ketika kamu berusaha melupakan, ada banyak pertanyaan di sekitarmu yang akan terlontar. Dan ada banyak pula cara bagimu menjawabnya. Tapi, dari sekian pilihan yang diberikan apakah kamu sanggup menjelaskannya? Saat hatimu tidak dapat memastikan mana yang ingin kamu lakukan; bertahan pada cinta atau melepaskannya yang telah berhenti."   GADIS berponi depan tipis itu mengayuh sepedanya menuju tanjakan. Angin berembus kencang mengenai pipi lembutnya, membelai hangat setiap inchi kulit dinginnya. Dia merasakan ketenangan setiap kali bersepeda namun bersamaan dengan itu pikirannya didatangi oleh sekelumat kenangan masa lalu.   Earphone terpasang apik di kedua telinga putihnya. Dia sangat menikmati waktu sore harinya kali ini, ingin menyelamatkan diri dari siksaan hati yang hancur. Sudah berapa lama dia mengurung di kamar tanpa mengizinkan satu orang pun mengunjunginya.   Sekarang dia memberanikan untuk keluar dan membelah angin sejuk di sore hari. Matanya berpencar, memandangi danau di pinggir jalan yang di kelilingi oleh banyaknya pepohonan besar di sana. Sebulan yang lalu dia duduk di salah satu bebatuan besar dekat danau, memandangi air danau yang tenang seraya bercengkrama oleh seseorang yang begitu dia sayangi.   Namun saat ini dia berkunjung sendirian di danau tersebut tanpa seseorang yang menemaninya seperti sebelum-sebelumnya. Dia menghentikan pedal sepeda kemudian menurunkan sebelah kakinya menyanggah badan agar tidak terjatuh.   Dia tidak berniat sedikitpun bernostalgia pada kenangan tetapi melewati danau ini membuatnya teringat akan memori indahnya bersama Bian--laki-laki yang telah mengisi hatinya selama setahun belakangan ini. Gadis itu menghela napas panjang, harus sampai kapan dia sesakit ini setiap kali melihat tempat yang berhubungan sama laki-laki itu?   Bagaimana bisa dia melupakan atau bahkan menghentikan rasa di hatinya kalau bayang-bayang tentang laki-laki itu tidak pernah mau berakhir? Dia juga ingin bernapas lega tanpa beban yang memberatkannya.   Sebuah getaran di saku mengantarkan tangan gadis itu merogoh kantung celananya, dia melepaskan earphone lalu melihat nama Kakak kembarnya tertera di layar sebagai sang pemanggil. Usai berdiam diri sejenak untuk menetralisir suaranya dia pun mengangkat teleponnya.   "Ya, Kak?"   "Dimana kamu?"   Di seberang telepon Carmelo tengah bersiap-siap memakai jaket kulit hitamnya, dia tampak tergesa-gesa dan diliputi oleh kecemasan tapi dia tidak bisa tenang jika Adiknya belum memberi kabar kemana dia pergi.   "Aku lagi cari udara segar aja kok, ada apa?"   "Pulang sejam lagi. Paham?"   Gadis itu mengembuskan napas. "Baik, Kak..."   "Jangan lakukan hal aneh, Kakak ada urusan mendadak. Kak Bintang lagi pencalonan OSIS. Atau kamu mau Kakak jemput sekarang?" tawar Carmelo, dia masih was-was akan kondisi Adiknya.   "Kak," gadis bermata bulat itu meremas setang sepedanya. "Jangan perlakukan aku seperti ini, aku nggak lemah. Kalau Kakak begini terus aku akan benar-benar rapuh."   Carmelo menyadari sikapnya yang kelewat berlebihan pada Caramel, sebetulnya ini naluriah karena dia merasakan kesedihan yang sama. Selaku kembaran tentu saja ikatan batin keduanya jauh lebih kuat dibanding pasangan Adik-Kakak pada umumnya.   Laki-laki itu mengacak-acak rambut cepaknya kemudian menyalakan mesin motor. "Kakak cemas sama kamu."   "Aku tahu." sahutnya cepat, samar-samar dia menangkap suara knalpot motor dari sambungan telepon.   "Caramel."   "Apa?"   "Cepat kembalikan senyumanmu."   Sesingkat ucapan Carmelo, laki-laki itu langsung menutup teleponnya. Seandainya tidak ada urusan mendesak dia tidak akan mungkin membiarkan Adiknya sendirian di luar. Tetapi saat ini dia sedang tidak bisa memilih Caramel karena ada sesuatu yang memerlukannya untuk datang menyelesaikan masalah pelik tersebut.   Sementara itu di pinggir jalan, Caramel memandang layar ponselnya nanar. Dia menghargai perhatian Kakaknya, kepedulian laki-laki itu terhadap Adik kembarnya yang tengah dirudung pilu. Lamun dia merasa pengap oleh kenyataan bahwa selama ini dia telah kehilangan keceriaannya semenjak putus dari Bian. *** Beberapa tahun yang lalu... "Ha--"   "CARAMEL LO DIMANA?! JANGAN BILANG LO MASIH DIRUMAH DAN BARU BANGUN? ADUH LO TUH YA KEBIASAAN BANGET SIH!" gue langsung jauhin hp gue dari kuping pas denger suara cempreng yang teriak-teriak. siapa lagi kalo bukan si cameyla, cuma dia satu-satunya yang punya suara cempreng terberisik seluruh dunia.   "haduh cam bisa gaksih jangan teriak-teriak gitu. gue lagi males nih kedokter tht"   "HAHA lucu. lo dimana?"   "rumah."   "WHAT?!!!! LO GIMANA SIH! INI UDAH JAM SEPULUH DAN LO MASIH DIRUMAH? GUE GAK MAU TAU GIMANA CARANYA LO HARUS UDAH RAPIH PAS GUE SAMPE RUMAH LO! 5 MENIT LAGI GUE UDAH DIRUMAH LO."   Ih sumpah demi apa ya cameyla ngeselin kuadrat! kuping gue beneran b***k ini lama-lama kalo harus dengerin dia teriak-teriak kayak orang gila.   Gue rapih dalam waktu 5 menit? oh geez, datangkan keajaiban please. yakali gue bisa.   "iya cam....yaudah gue rapih-rapih dulu. udah ya bye." tanpa dengerin omongan cameyla lagi gue langsung tutup telpon gue. minggu pagi gini udah denger ocehan cameyla malah nambah gue ngantuk.   gue tarik selimut gue sampe nutupin kepala gue dan balik kedunia mimpi. oh indahnya kayak gini.   TOK!! TOK!! TOK!!   "CARAMELLLL BANGUN IHHH!! RESE BANGET SIH LOOOO!!!!! BANGUN GAKKK KALO GAK PINTU LO GUE DOBRAKKKKKK"   ah sial baru gue tidur 5 menit udah digangguin lagi aja.   "YASIH SABAR" sungut gue.   gue buka selimut yang nutupin seluruh badan gue dengan kasar dan jalan sempoyongan ke arah pintu. ah sumpah ya berisik banget ini orang, siapa sih gangguin gue yang lagi tidur. dengan mata yang masih tertutup gue buka itu pintu tapi sebelum gue berhasil buka.....   BRUK!!   "aduhduhduhhhhhh" kata gue sambil memegangi jidat gue yang benjol gara-gara kepentok pintu yang niatnya tadi mau gue buka ternyata udah didorong dengan kasarnya oleh orang yang tadi ketok-ketok pintu gue.   "aduh caramel lo gak apa-apa?" kata cewek itu dengan suara yang....cemas? oh gue tau, cameyla.   "lo gak liat?! kepala gue benjol nih gara-gara lo!" bentak gue.   gue mendongak buat bersitatap dengan cameyla. hah, jurus ampuh gue kalo lagi kesel ya pasti ngeluarin tatapan laser membunuh gue. gue bangun dan menatap cameyla dari atas sampe bawah dan balik lagi ke atas. rapih amat beda sama gue yang kayak manusia gunung gini. cameyla make dress selutut warna biru langit dan flashoes dengan warna senada.   "yah elah maaf deh gue gak sengaja. lagian lo gue bilang suruh rapih-rapih malah lanjut tidur"   "ya lo mikir aja sejak kapan gue bisa rapih-rapih dalam waktu 5 menit?!"   "yaudahh sih udah sana mandi buruan ah"   "iya iya. emang mau kemana sih?"   "ah lo tuh ya emang nyebelin banget. kita kan mau nyari peralatan buat besok! lo lupa? besok kita udah mulai sekolah dan mos. udah deh sana mandi bau tau gak?!" usir cameyla sambil tangan yang satunya mendorong gue masuk kedalam kamar mandi sementara yang satunya lagi buat bekep hidungnya. elah lebay banget emang gue sebau apa sih?!   sekarang gue udah rapih. yap, butuh sejam gue buat mandi haha. buat kesekian kalinya gue liat pantulan diri gue dicermin. gue make sweater warna abu abu yang bergambar buzz light year dan hotpants warna biru pastel, rambut gue biarin tergerai karna gue males buat nguncirnya. ok selesai tinggal pake sneakers favorit gue.   gue keluar dari kamar terus turun ke bawah. disana gue liat cameyla lagi ngobrol sama kak armel, ah ini sih bukannya ngobrol tapi kak armel lagi ngedeketin cameyla. fyi, kak armel tuh suka sama cameyla jadi ya gitu deh dimana pun dan kapan pun kak armel pasti selalu ngedeketin cameyla.   "HAYO LHOO KETAUAN LAGI PEDEKATEEE!!" teriak gue setoa mungkin. gue liat perubahan ekspresi mukanya kak armel kayak orang yang ketangkep basah lagi maling. gotcha! kak armel salting? haha kejadian langka. gue lirik cameyla yang langsung berdiri dan menghampiri gue. tunggu-tunggu cameyla blushing? sejak kapan cameyla blushing kalo gue ledekin sama kak armel? jangan-jangan....   "apaan sih dek. udah sana pergi gih sama cam. udah siang nih nanti kamu kena macet kan sekarang hari minggu pasti orang-orang banyak yang pulang dari liburan" ujar kak armel lalu pergi meninggalkan kita berdua.   gue pun langsung menarik cameyla keluar rumah dan bergegas masuk ke dalam mobil cam. sepanjang jalan gue dan cam dengerin lagu yang sama-sama kita suka. bruno mars-marry you, volume kita besarin dan kadang kita pun ikut bernyanyi juga. cam emang udah bisa nyetir mobil sendiri dari kelas 9 makanya dia dibebasin bawa mobil sekarang, ck padahal belum punya KTP.   30 menit berlalu akhirnya kita sampai juga disebuah mall dekat pondok indah. gue dan cam langsung turun dari mobil yang dititipkan satpam untuk diparkirkan diparkiran valet.   gue jalan sampingan dengan cam. hari ini niatnya kita akan cari keperluan untuk besok. berhubung besok adalah hari pertama kita mos jadi kita harus cari perlengkapannya sekalian hangout bareng lio,lizzy,azriky,gaea dan mabel.   setelah selesai mendapatkan apa yang kita cari cam narik tangan gue dan masuk kesebuah toko buku 'gramedia' yap itu nama toko bukunya. sebentar sebentar ini kok kayaknya ada yang aneh ya.   "cam! kok kesini sih?!" tanya gue sambil menepis tangannya dari pergelangan tangan gue. perih, ah cam tenaganya kuli juga.   "hehe temenin gue beli novel terbaru dulu ya  mumpung disini" ujar cameyla terkekeh sambil menggaruk tengkuknya yang gue yakin gak gatel sama sekali.   "huh, ok ok. gue ketempat komik dulu ya. lo ditempat novelkan? nanti gue kesana lo jangan ilang ok!" kata gue berseri seri karna melihat tumpukkan komik yang baru dipajang, kayaknya sih komik terbaru.   tanpa babibu lagi gue langsung pergi ninggalin cameyla. samar-samar gue bisa denger cameyla yang berbicara kalau nanti jam 2 gue harus udah nyusul dia ke tempat novel dan langsung pergi ke tempat janjian kita dengan yang lain. gue cuma acungin jempol gue kearah dia entah cam ngeliat atau enggak.   gue liat jam tangan yang melingkar dengan manisnya ditangan sebelah kiri gue. udah jam 2 gue harus cepet-cepet nyusul cam ke tempat novel gue gak mau terlambat dan nantinya ditinggalin cam.   gue liat cam lagi ngobrol sama seseorang yang kalo dilihat sih kayak cowok. akhirnya gue milih lari kecil ke arah cam karna kepo gue yang udah akut sampe-sampe....   BRUKKK!!   sial! gue nabrak punggung orang.   "eh, lo gak apa?" kata cowok itu sambil berjongkok untuk memastikan keadaan gue.   suara itu.... suara cowok?! jangan bilang kalo dia.. gue langsung membuang pikiran negatif gue dan mendongak ke atas buat ngeliat siapa yang udah gue tabrak.   DEG!!   gue hampir teriak karna ngeliat wajah orang itu hanya berjarak 5 cm dari wajah gue. hembusan nafasnya begitu kerasa dipipi gue. matanya yang nusuk sampe kedalam hati gue. bisa gue liat mukanya kaget dan pucat pasi pas liat gue, sama kayak gue. wangi tubuhnya yang gak pernah berubah selalu bikin gue tenang. ya dia adalah...   bian   satu kalimat 4 huruf yang selalu menghantui pikiran dan hati gue.   tanpa sadar jantung gue mulai loncat-loncat gak jelas. dengan susah payah gue menelan ludah. gue gugup karna takut dia bakal denger suara jantung gue ini. sadar akan kenyataan gue langsung mendorong wajahnya hingga kejungkal kebelakang.   "apaan sih lo! jangan deket-deket" bentak gue lalu berdiri sambil memegangi kepala gue yang masih nyeri karena kepentok punggunya. ya jelas sakit lah, gue lari dan nabrak orang punggung lagi.   "santai kali. gue cuma mau nolong lo doang" ucapnya santai langsung membalikan badan dan pergi ninggalin gue.   dasar cowok rese! nyebelin banget. udah bikin hati gue bolong eh sekarang bikin kepala gue pusing! apasih maunya. huh.   dengan kepala yang masih sedikit pusing gue lari menghampiri cam yang masih mengobrol dengan orang yang tadi tapi sekarang bertambah dua orang.   "cam" ujar gue pelan tepat dikupingnya dengan suara menakutkan yang gue buat. bisa gue rasakan tubuh cam menegang dan langsung membalikan badannya dengan tangan yang sudah siap untuk memukul kepala gue make novel setebel kamus bahasa inggris.   gue mendelik dan langsung berlari kecil ke belakang badan cam untuk menghindari tabokan sadisnya itu.   BRUK!!!   buat yang kedua kalinya gue nabrak orang. sial.   gue menunduk dan mengusap kepala gue. elah baru juga mendingan nih pusing eh sekarang pusing lagi gara-gara nabrak orang lain lagi. gue sama sekali gak taua siapa yang ada didepan gue dan siapa yang nabrak gue. tapi kok orang yang nabrak gue diem aja ya? gak ngerasa salah apa gimana sih! gak tau apa ya kepala gue pusing.   "caramel! lo gak apa?" ujar cam dengan nada suara cemas.   yap, tanpa gue liat pun gue udah tau gimana reaksi mukanya cam. dia tau kalo gue orang yang gampang banget pingsan. dan gue gak bisa kena benturan keras dikepala gue karna nantinya gue akan ngerasa pusing. kayak sekarang ini.   dengan kepala yang masih nyeri gue pun berdiri dengan cam yang memegangi tangan gue.   "iya gak apa kok cam" ujar gue dengan senyum.....termiris.   "lo lagian ngapain lari gitu? gak liat didepan lo ada orang?" omel cameyla berdecak pinggang sambil menunjuk orang didepan gue.   gue masih enggan untuk melihat karna kepala gue masih pusing.   "lagian elo mau nabok gue pake novel setebel kamus bahasa inggris. lo kata kepala gue apaan?!" omel gue.   "lagian elo nakutin gue. caramel lo kenapa? kok lo megangin kepala lo sambil nunduk terus? jangan bilang ka---" belum sempat cam melanjutkan omongannya gue langsung memotong dan mendongak keatas kearah cam.   "apaan sih. gue gak apa cuma tadi nyeri aja" elak gue masih memegangi kepala gue.   cam pasti tau gue lagi nahan nyeri dikepala gue. ini nih yang paling gak gue suka cuma karna hal kecil kayak gini aja gue langsung pusing dan kepala gue nyeri.   gue langsung membalikkan badan gue buat ngeliat siapa tadi yang gue tabrak karna gue yakin orang itu belum pergi dari hadapan gue. rese banget kan bukannya bilang maaf atau nolongin kek ini malah liatin aja.   DEG!!   lagi. gue kaget setengah mampus pas liat bian ada dihadapan gue. jelana jeans,t-shirt polos warna coklat dan jaket kulit warna hitam dan juga rambut yang agak berantakan. kedua tangannya dimasukkan kedalam kantong celana.   ganteng banget.   eh! siapa tuh yang ngomong? bian gak ganteng. hih.   "apa lo liatin gue" kata bian datar dan dingin.   "apasih lo pede banget" gue langsung buang muka pas liat muka datar dan suara dinginnya bian. hih gila kepedean banget sih bian.   gue lirik ke belakang bian yang daritadi diam ngeliat pertengkaran kecil gue dengan bian, oh ternyata mavin dan ethan. sahabat bian dari kecil. sekilas gue liat mereka tersenyum ke arah gue dan gue balas dengan senyum tipis. diam-diam gue lirik mukanya bian. hup! ternyata dia ngeliatin gue. gue mendengus kesal dan langsung berjalan ninggalin mereka. tiba-tiba ada tangan yang menahan pergelangan tangan gue dan memutar tubuh gue dengan paksa.   "lo mau kemana?" oh, ternyata cam. gue kira bian ternyata bukan.   padahal gue berharapnya elo yang nahan gue bi.   heh! itu siapa lagi yang ngomong?!   gue melepaskan tangan cam dari pergelangan tangan gue dan menariknya untuk keluar dari toko buku ini.   "keluar." kata gue padat,singkat dan jelas. langsung gue tarik tangannya dan mengajak untuk keluar tapi dia nahan pergerakan tubuh gue.   "tunggu dulu dong! ini ada mavin,ethan dan eum.... bian. lo gak mau ngomong dulu gitu sama mereka?" kata cam hati-hati. suara cam mendadak kayak tikus kejepit saat dia bilang 'bian' ya, cam tau kalo gue anti banget denger kata 'bian'.   gue lirik mereka bertiga sekilas dan mereka tersenyum hangat. lebih tepatnya mereka berdua -mavin dan ethan- sementara bian? dia langsung melengos dan melipat kedua tangannya didada. gue menghela nafas saat ngeliat perilaku bian yang begitu dingin sama gue. hell-o gue cuma ngelirik sekilas aja dia melengos kayak gitu. nyebelin. dengan berat hati gue nyapa mereka -mavin dan ethan-   "hai than,vin" sapa gue melambaikan tangan dan tersenyum sumringah ke arah mereka. gue liat bian ngelirik gue dari ekor matanya pas gue nengok dia langsung nunduk dan mainin hpnya. selalu kayak gitu.   "hi caramel!" balas ethan dan tersenyum hangat ke arah gue.   "hai caramel! long time no see, babe" kali ini pasti mavin yang ngomong. gak heran bagi gue kalo mavin bakalan ngomong kayak gitu. udah sering. dan gue udah kebal.   gue terkekeh kecil dan mencubit perut mavin. mavin meringis kesakitan sambil nahan ketawanya. gue yang ngeliat mavin megangin perut dan mukanya merah karna nahan ketawa mau gak mau gue jadi ketawa terbahak-bahak dan mavin pun ikutan. gue liat sekilas bian langsung berhentiin aktifitasnya yang menurut gue itu cuma pura-pura dan langsung menyikut tangan mavin dan mavin pun berhenti ketawa.   "apasih yan! ganggu aja lagi ketawa" omel mavin   "berisik. ini toko buku bukan taman" omel bian dengan suara dingin. sejak kapan bian ngeluarin suara dinginnya buat ngomong sama sahabatnya sendiri?   "woahh. calm down, yan. oke? gue tau lo envy yakan? yakan?" kata mavin dengan alis yang diangkat-angkat dan suara yang menggoda iman sambil mencolek-colek dagu bian. hih, geli.   gue liat bian langsung masang muka sangar lalu menepis tangan mavin yang sedaritadi mencolek-colek dagunya dan mengusapnya kasar."apansih lo vin jijik tau gak! mana mungkin gue envy sama lo! gak akan vin gak akan. gue juga mikir dua kali buat envy sama lo"   gue mendengus sebal mendengar perkataan bian barusan. gue tau itu buat mavin tapikan hei! dikira gue apaan kali ya sampe segitunya dia ngomong. gue dengar ada suara orang ketawa, gue nengok dan ngeliat cameyla,mavin dan ethan lagi ketawa. ngetawain apa sih mereka? emang ada yang lucu?!   tanpa babibu lagi gue langsung menarik tangan cameyla keluar dari toko buku itu lagi meninggalkan mavin dan ethan yang masih ketawa cekikikan gak jelas sementara bian melengos ke arah lain dan sibuk memainkan hpnya.   ah rese banget nih cameyla daritadi gak berenti ketawa. bikin kesel! apsih emangnya yang lucu?! nyebelin banget.   "cam! lo tuh diem dong. ngetawain apa sih?!" omel gue dan melepas cengkraman gue dipergelangan tangan cam.   "lo... haha...." tuh kan! bukannya ngomong yang bener malah ngelanjutin ketawa. bodo deh gue keluarin juga nih jurus sakti gue.   "aaawww sakit caramel!" omel cameyla sambil memegang pinggangnya.   haha sekarang gue yang ketawa. emang jurus paling sakti gue tuh cuma cubit. dengan cubit semua teratasi.   "makanya berenti ketawa! apasih yang lucu?" kata gue kepo setelah berenti ketawa.   "iya iya. lo sama bian lucu"   "lucu gimana?"   "lo tuh sadar gak sih sama perilaku bian ke elo dan perilaku lo ke bian?"   "enggak."   "duh susah ya emang kalo ngomong sama orang oon. lo sama bian tuh ketauan banget masih sama-sama suka. perilaku dan tatapan kalian gak bisa bohong kali"   hening. gue gak tau lagi harus ngomong apa. emang kenyataannya gue masih suka sama bian. tapi apa iya bian masih suka sama gue?   "udah gak usah dipikirin. sekarang kita pulang aja yuk. tadi anak-anak nelfon gue katanya mereka gak bisa sekarang karna masih kejebak macet pas pulang dari beli perlengkapan buat besok" omongan cameyla langsung membuyarkan lamunan gue dan mengikuti cam dari belakang sampai parkiran lalu gue dan cam langsung pulang.                           *****   "CARAMEL BANGUNNN!!"   PRANG!! PRANG!! PRANG!!   suara cempreng khas milik kak alvo diiringi suara panci yang digetokan dengan penggorengan bener-bener bikin pagi gue jadi kacau. kebiasaan kak alvo kalo bangunin gue emang selalu kayak gini. anehnya suara kak alvo bakalan cempreng kalo bangunin gue doang setelah itu ya suaranya balik lagi jadi suara tegas kayak cowok-cowok pada umumnya.   "ADUH CARAMEL ADIK KESAYANGAN KAKAK AYO DONG BANGUN"   PRIIITTT!! PRITTT!! PRIIIITTTT!!   hah, kali ini pasti kak armel. siapa lagi yang bangunin gue pake peluit kalo bukan kak armel? cuma dia yang bakalan kayak gini.   bukannya berhenti mereka berdua malah makin jadi. apansih pagi-pagi udah bikin keributan begini dikamar gue lagi. dengan gusar gue buka selimut gue dan melempar bantal ke arah mereka yang daritadi sibuk bangunin gue dengan cara anehnya masing-masing.   "apansih kak! berisik tau. masih pagi nih" omel gue lalu balik menghempaskan diri ke kasur.   "ih kamu kok balik tidur sih?! bangun ayo sekarang kan hari pertama kamu mos" kata kak alvo.   sadar dengan apa yang dikatakan kak alvo gue langsung berdiri dan berlari kecil kebalkon untuk mengambil anduk dan masuk ke kamar mandi tanpa menghiraukan kakak-kakak gue yang masih duduk dipinggir kasur gue lengkap dengan pakaian sekolah dan juga peralatan untuk membangunkan gue.   sekarang gue udah rapih. rambut dikuncir dua, name tag dan juga kaus kaki warna warni. gue kok ngerasa kayak anak TK ya?. setelah puas melihat pantulan diri gue sendiri dicermin gue langsung turun kebawah. disana ternyata udah ada kak alvo,kak armel,mamah dan papah.   "morning mah,pah" sapa gue mencium pipi kedua orang tua gue.   "morning kak" sapa gue lagi mencuim pipi kedua kakak rese gue ini.   mereka mendongak dan balas sapaan gue lalu ngeliatin gue dari atas sampe bawah dan balik lagi keatas. bisa gue liat mereka lagi nahan ketawa karna ngeliat gue. ada yang salah?   "kok pada mau ketawa gitu sih?!" kata gue kepo.   "kamu lucu, sayang. kayak anak TK make baju SMP" kata mamah terkekeh kecil.   ouch.   gue cuma menganggukan kepala dan tersenyum sumringah lalu menghabiskan sarapan gue. setelah habis gue,kak armel dan kak alvo berpamitan ke mamah dan papah lalu mencium pipi mereka dan langsung berangkat bareng kakak gue. berhubung kak armel belum dibolehin bawa mobil dan gue emang gak bisa dan bahkan belum dibolehin jadi gue dan kak armel bareng sama kak alvo sebenarnya kak armel bisa aja bawa motornya kayak biasanya cuman katanya dia mau liat reaksi anak sekolahnnya pas ngeliat kak armel dan juga kak alvo semobil dengan junior. rese emang pasti gue dipelototin deh sama cewek centil yang suka sama kakak kakak gue ini. dari info yang gue dapet kak armel dan kak alvo emang terkenal di sekolahan baru gue ini mereka juga termasuk the most wanted paling diincer dan ditakuti. karna kak armel itu adalah ketua genk dari genk paling ditakuti dan suka bikin onar disekolah dan kak alvo adalah ketua osis disekolah. aneh kan? punya kakak yang satu goodboy sedangkan satunya badboy.   akhirnya nyampe juga disekolahan yang bakalan gue tempati selama 3 tahun. gue langsung turun dan jalan beriringan ditengah-tengah kakak gue setelah mobil diparkirkan terlebih dahulu. gue ngerasa pendek sumpah, tinggi gue cuma sedada kak armel dan kak alvo. huh, kayaknya gue harus sering minum s**u biar bisa tinggi kayak kakak gue. lho kok jadi ngaco?-_-au deh bodo.   disepanjang jalan koridor sekolah kak armel ngerangkul gue erat banget dengan tangan yang satunya lagi sibuk mengacak rambut dan juga muka yang dibuat sok cool, aih ganteng banget kakak gue. sementara kak alvo pandangannya lurus kedepan muka tegas dan kewibawaannya muncul ketika masuk ke dalam gedung sekolahan. pantes kakak-kakak gue banyak yang naksir dan jadi most wanted, yang satu badboy ganteng banget terkenal dengan sifat dingin dan cuek sementara satunya lagi goodboy ganteng banget terkenal dengan sifat ramah,tegas dan wibawanya. T.O.P banget deh kakak gue.   sepanjang koridor gue ngerasa risih sama tatapan para cewek yang ketika melihat kakak gue datang mereka langsung senyum senyum dan menyapa kakak gue:   "morning alvo dan armel"   "pagi vo,ar"   "ahh masih pagi gini udah ganteng banget"   "pagi ganteng"   "hai vo,ar"   dan gak ada satupun sapaan mereka yang dibalas oleh kedua kakak mereka. kak alvo cuma senyum sementara kak armel diam gak nanggepin, bener-bener gak ramah.   tapi bukan itu yanh buat gue risih. melainkan bisikan mereka yang sebenarnya itu bukan bisikan. yakali bisik-bisik suaranya kenceng begitu:   "itu siapa sih yang dirangkul sama armel? kok mesra banget"   "itu junior kan? kok dia bisa bareng sama kakak beradik kece itu"   "huaaaa itu siapa yang dirangkul sama armel?"   "pacarnya armel bukan sih?   "ah lucky banget bisa pacaran sama armel"   "keren. gimana bisa dia naklukin si badboy yang iceboy gitu?"   gue,kak armel dan kak alvo yang dengernya cuma bisa nahan ketawa apa lagi pas liat tatapan mereka yang seolah-olah iri sekaligus bingung, bahaha lucuo.   sampai dilapangan kak armel langsung melepaskan rangkulannya dan langsung memegang kedua bahu gue.   "dek, kakak ke kelas dulu ya. kamu sama kak alvo disini. kalo digangguin bilang sama kakak ya!" gue hanya mengangguk dan tersenyum mendengar perkataan yang keluar dari mulut kak armel. haha overprotective-nya keluar deh pasti.   setelah itu kak armel melepaskan tangannya dikedua bahu gue dan mencium pipi gue sekilas, ah kebiasaan banget nih kak armel doa sadar gaksih kita lagi ditontonin gini?!   "kak alvo titip caramel ya, awas aja kalo sampe aku liat ada lecet dikit ditubuh caramel aku bakalan marah sama kakak pokoknya" kata kak armel sedikit mengancam. kebiasaan nih kebiasaan ckck.   "iya tenang aja kakak jagain kok. kamu gak usah takut gitu kali. udah sana ke kelas" jawab kak alvo sambil menggengam tangan gue dengan tangan kananya dan mendorong tubuh kak armel dengan tangan kirinya.   kak armel terkekeh kecil dan langsung pergi meninggalkan kita dengan sebelumnya mengacak rambut gue dan ber high five ala mereka.   kak alvo langsung menarik gue ketengah lapangan. gue mengedarkan pandangan gue keseluruh lapangan buat nyari lio,lizzy,cameyla,azriky,mabel dan gaea karna mereka masuk sini juga. pandangan gue terhenti pas ngeliat ada delapan orang siswa yang make baju SMP gue dulu-karna mos jadi masih make baju SMP dulu-gue mengernyitkan dahi dan berhenti berjalan lalu menyipitkan mata kearah mereka. gue yakin enam orang itu sahabat gue tapi siapa dua orang itu? bukannya dari SMP gue dulu cuma gue dan sahabat gue aja yang masuk ke sekolah ini? terus dua orang itu siapa? setelah bertanya-tanya dengan diri sendiri gue pun langsung memasang ancang-ancang ingin lari tapi tangan gue langsung ditarik sampai menabrak d**a seseorang cowok. yaelah siapa sih?!   "kamu mau kemana sih?!" omel kak alvo. oh geez! gue lupa ada kak alvo yang dari tadi pegangin tangan gue.   gue terkekeh renyah dan menggaruk tengkuk gue sambil menunjuk ke arah temen-temen gue termasuk dua orang yang gak gue tau siapa mereka "hehe, mau kesana kak. ada teman-teman aku"   kak alvo diam sebentar dan mengangguk mengerti. "yaudah sama kakak aja"   sama kak alvo? kesana? gak deh!! pasti nanti kak alvo bakalan ngoceh gajelas kaya kak armel kalo gue udah sama temen temen gue. gue pun menggeleng dan melepaskan pegangannya.   "gausah kak aku sendiri aja. aku kesana dulu ya kak. byee" ujar gue lalu berjinjit untuk mencium pipi kak alvo sekilas dan melenggang pergi sebelum kak alvo nasihatin gue.   gue berlari kecil kearah sahabat gue dan juga dua orang yang gak gue tau. gue teriak manggil nama lio dan itu sukses buat mereka nengok semua termasuk dua orang itu, mavin dan ethan? lho kok mereka disini?! mereka sekolah disini? kalo mereka disini berarti.....   BRUKK!!   saking sibuknya gue dengan pemikiran gue sendiri. gue gak sadar kalo ternyata ada orang didepan gue dan sialnya gue nabrak punggung orang itu.   "lo gak apa?" tanya orang itu.   gue mengusap kepala gue yang kerasa sakit. tanpa menghiraukan orang yang nanya keadaan gue. tiba-tiba ada tangan dipundak gue dan berjongkok didepan gue.   "hei! lo gak apa kan?"   DEG!!   suara itu?! jangan bilang kalo dia sekolah disini juga.....
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD