Sesaat aku terhenti, terdiam diri ini saat bersitatap dengan mereka berdua. Entah apa yang ada dalam hati, tapi perasaan ini rasanya tak menentu, ada sedih, kecewa dan menyesal telah membersamai Mas Albi dengan segala kesetiaan timbul di hatiku. Tak ingin kurepotkan diriku dan menambah sakit hati ini, kuputuskan untuk sedikit menjauh, menjaga jarak agar perasaan ini tak semakin teriris sembilu. Kupilih untuk duduk di kursi yang agak berjauhan dengan mereka berdua. Selagi duduk dan pura pura tak memperhatikan mereka, masih dapat kupastikan roman wajah suamiku yang nampak heran dan sedikit penasaran mengapa reaksi diri ini sangat datar. Pada akhirnya ia ingin bangkit dan mendekatiku, tapi, istrinya mencegah, ia mencengkram tangan Mas Albi dengan gelengan dan tatapan tegas. Mas Albi yang p

