Sewaktu kami keluar dari pintu utama ruang sidang, langkahku dan Mas Albi sama-sama sejajar namun dia bergandengan dengan istrinya sementara aku hanya sendirian. Melihat mataku yang basah orang-orang yang kebetulan sedang duduk di ruang tunggu langsung tertegur dan menatap kami dengan tatapan sejuta makna. Mungkin ada yang penasaran, ada juga yang prihatin, namun aku mengabaikannya dengan memilih untuk langsung berjalan menuju lokasi parkir dan meluncur pulang. Baru saja aku kenakan helm yang tiba-tiba Mas Albi sudah berdiri di belakang dan menarik tangan ini. "Haruskah kau sekeras itu dengan pendapatmu di hadapan majelis hakim?" "Bukanlah kita sudah bicarakan ini bahwa sudah tidak ada kecocokan di antara kita berdua? Kenapa kau masih ingin mempertahankan aku, padahal kita sepakat berp

