Termenung sambil menatap langit yang malam itu ikutan bersedih. Petir menggelegar saling bersahutan disertai hujan dan angin yang tidak mau kalah juga. Tasya duduk di teras berteman dengan gelap. Meringkuk sambil meneteskan air matanya. "Pa, Ma, apa yang harus Tasya lakukan? Apakah Tasya menjadi anak yang durhaka jika tidak melaporkan orang tua Andreas ke pihak yang berwajib? Papa dan Mama akan marahkah pada Tasya?" Segudang pertanyaan yang menuntut Tasya untuk mencari jawabannya sendiri. Sungguh tega jika Tasya membiarkan Mama Lia dan Om Herry meringkuk dibalik jeruji, umur mereka sudah tidak muda lagi. Tidak, dia bukan seorang yang tidak berperasan. Dan, Tasya yakin jika keputusannya itu akan didukung sepenuhnya oleh orang tuanya jika mereka masih hidup. "Aku rasa kecelakaan itu juga

