bc

Takdir Cinta

book_age18+
822
FOLLOW
5.4K
READ
second chance
friends to lovers
goodgirl
mistress
single mother
sweet
lighthearted
city
office/work place
passionate
like
intro-logo
Blurb

Cinta bersemi tanpa mereka sadari hingga akhirnya sulit untuk melepaskannya. Namun hidup penuh pilihan, dan akhirnya Tasya memilih untuk merelakan cintanya dan melanjutkan hidupnya.

Sampai suatu hari kembali nasib mempermainkan mereka, pertemuan dengan sang kekasih yang kini sudah tidak sendiri lagi seakan mentertawakan ketidak berdayaan Tasya akan cintanya....

chap-preview
Free preview
#1 Awal Yang (kurang) Baik
Dengan gesit Tasya berlari mengejar pintu lift yang sudah akan tertutup lalu sssttt....dimiringkan tubuhnya yang langsing diantara pintu itu sambil menahan napasnya...dan dengan senyum tertahan Tasya menghembuskan napasnya lega. "YES!" gumamnya pada diri sendiri. "Ehem..." tiba tiba suara dibelakang Tasya menyadarkan dari lamunannya. "Maaf mbak...boleh majuan sedikit?" Karena kaget bukannya maju, Tasya malah mundur selangkah dan alhasil menabrak orang yang menegurnya. "Maaf...maaf..." setelah sadar apa yang dilakukannya barusan, Tasya segera melangkah ke depan mendekati pintu lift dan menunduk malu. Yah...gimana gak malu karena dengan tidak sengaja tangannya menyenggol "benda keramat" orang tersebut. Dan setelah itu dapat dipastikan kalau orang yang barusan ia tabrak adalah seorang "pria tulen" Setelah kejadian itu, lift kembali hening dan pintu lift terbuka lalu menurunkan beberapa penggunanya. Lift yang penuh sesak tadi kini mulai terasa lenggang, Tasya sudah bisa memindahkan tubuhnya ke samping dekat dengan navigator lift. Dari sudut matanya Tasya berusaha melirik "pria" yang beberapa menit lalu mengaduh setelah "barangnya" disenggol. Upss...pandangan mereka beradu. Segera Tasya menundukkan kepalanya dalam dalam. "Sial...hari pertama ngantor malah ada kejadian memalukan. Mana tuh cowok ganteng lagi." batin Tasya Terdengar suara dentingan tanda lift telah sampai di lantai berikutnya dan kemudian tak lama pintu lift terbuka di lantai 25, secepat kilat Tasya mengambil langkah seribu menghampiri meja penerima tamu. Tasya disambut oleh seorang wanita di balik meja penerima tamu. "Pagi mbak..." sapanya. "Pagi juga mbak" balas Tasya. "Saya mau bertemu dengan Mbak Vira...." Belum selesai Tasya dengan kalimatnya, wanita yang diajak bicara itu tiba tiba berdiri dan mengalihkan pandangannya ke belakang Tasya. "Pagi Pak Andreas ucapnya dan sedikit membungkukkan badannya. "Pagi Santi" suara berat khas pria menarik perhatian Tasya dan alangkah kagetnya ketika pria yang berdiri di sampingnya ternyata cowok yang barusan mendapatkan kejutan dari Tasya di lift. "Kamu tolong panggilkan Pak Indra dan minta dia untuk mengantar amplop coklat yang tertinggal di mobil" "Baik pak" wanita yang dipanggil Santi mulai memainkan jemarinya menekan tombol telepon yang ada di hadapannya. "Kamu...cari siapa?" "Ha?? Bapak bicara dengan saya?" perasaan gugup mulai menyergap. "Ada orang lain selain kamu dan Santi disini?" "Ihh...cowok ini judes amat ya?" "Hm..maaf pak, tadi di lift..." Tasya memasang wajah memelas "Jadi kamu mau ketemu dengan siapa?" nada suara pria itu mulai naik satu oktav "Galak amat pak...dalam hal ini saya kan juga dirugikan! Saya kan tidak sengaja, jadi bapak harus memaafkan saya dong." setelah mengucapkannya Tasya reflek menutup mulut dengan kedua belah tangannya. Tak menyangka bibirnya telah berkhianat. "Ma..maaf pak...maaf..." kali ini Tasya tidak berani menatap si pria itu. "Hmm..saya mau bertemu dengan Mbak Vira pak, hari ini adalah hari pertama saya kerja di sini." "Matilah kau Tasya!!" jerit batinnya "Rekor! belum kerja sudah di pecat!" "Ohh..kamu sekretaris saya yang baru toh? Siapa ya namanya saya lupa, padahal tadi pagi baru diinfokan oleh Vira." ujar lelaki itu dengan mimik wajah mengesalkan. Namun Tasya masih berpikiran waras, dengan tersenyum Tasya memperkenalkan dirinya. "Maaf pak, perkenalan kita tadi kurang mengenakkan.Perkenalkan saya Tasya, sekretaris baru bapak" diulurkan tangannya untuk berjabat tangan dengan sang calon bos. "Ehem...baiklah, silahkan urus masalah absen dan peraturan perusahaan dengan Vira.Setelah itu saya tunggu di ruangan saya." jawab si bos tanpa menggubris uluran tangan Tasya dan melengos pergi. "WHAT THE ....." jerit Tasya tertahan. Sombong sekali si bos! Permintaan maaf Tasya dianggap angin. Kalau tidak ingat pekerjaan baru yang menantinya, Tasya akan jambak rambut si bos. "Huh....alamat penderitaan deh hari ini..." "Kak Tasya?" tanya seorang wanita tinggi semampai yang cantik dan ramah. "Maaf nunggu lama, silahkan ikut saya untuk mendaftarkan finger print kakak di mesin absen kami." seraya memberikan isyarat untuk mengikutinya masuk ke dalam kantor. Ternyata dibalik pintu yang baru dibuka oleh Vira terdapat sebuah ruangan besar yang memiliki banyak meja dengan sekat pendek sehingga setiap karyawan yang bekerja dapat mudah untuk berbicara dengan rekan kerja di samping dan di hadapan mereka. Sementara itu ruang tersebut dikelilingi dengan ruangan ruangan yang berbeda beda ukuran, sepertinya ruangan tersebut diperuntukan para petinggi perusahaan. Setelah menyelesaikan pendaftaran absensi dan mendapatkan kartu karyawan yang juga sebagai kartu akses, Vira mengantar Tasya ke ruangan Pak Andreas, si bos. "Permisi pak, saya perkenalkan sekretaris baru bapak." ujar Vira lalu mempersilahkan Tasya untuk masuk ke ruangan. "Saya tinggal dulu pak, Tasya.." sambungnya lalu setelah mendapatkan anggukan tanda persetujuan dari Pak Andreas, Vira meninggalkan Tasya yang masih berdiri di depan meja besar si bos. "Silahkan duduk" diikuti langkah Tasya mendekati meja si bos lalu menarik kursi dihadapannya dan duduk manis menunggu instruksi selanjutnya. "Sekarang kamu bisu? tadi galak sekali di depan huh?" sindirnya. "Maaf pak, tadi kan saya belum mengenali bapak. Sekarang karena bapak adalah atasan saya maka saya harus menjaga sikap." Tasya mengulurkan tangannya ke arah si bos "Perkenalkan, nama saya Tasya. Saya lulusan Universitas Indonesia dua tahun yang lalu dan pekerjaan terakhir saya sebagai asisten manager marketing di perusahaan garment. Semoga kita dapat bekerjsama dengan baik." ujar Tasya dengan nada bicara dan bahasa yang diplomatis. Tak disangka, si bos menyambut uluran tangan Tasya dan menjabatnya. "Andreas, panggil saja An tidak perlu embel embel bapak, kecuali sedang bersama dengan orang lain." Tasya menganggukan kepalanya tanda mengerti maksud si bos walaupun terdengar sedikit janggal. "Meja kamu di depan, dan ada Mia yang akan mengajarimu selama seminggu. Saya harap kamu dapat mempelajari semua pekerjaan dalam waktu singkat itu." "Baik pak. eh...maaf, baik An. Saya akan berusaha untuk mengejar ketinggalan secepat mungkin. Saya permisi dulu." sahut Tasya lalu berdiri dan mengembalikan posisi kursi seperti semula lalu melangkahkan kakinya ke arah pintu ruangan si bos. Meja kerja yang dimaksud si bos tepat di seberang ruangannya, terlihat seorang wanita berambut pendek dan berwajah manis sedang memperhatikan Tasya. "Hai, apakah kamu Mia?" tegur Tasya dan wanita yang ditanya menganggukan kepala "Ya. Kamu Tasya?" "Ya benar, perkenalkan namaku Tasya." kembali Tasya mengulurkan tangan untuk berjabatan. "Ok, aku hanya punya waktu satu minggu untuk mengajarimu semua pekerjaan dan jadwal serta kebiasaan Pak An. Bisa kita mulai sekarang?" Rupanya Mia bukan type wanita yang bertele tele, Tasya tidak diberikan kesempatan untuk bersantai. "Aaaa siapppp...." seru Tasya dengan jenaka. Beberapa karyawan lain yang mendengar terlihat tertawa kecil melihat sikap Tasya yang kekanak kanakan.Sementara Tasya dengan cuek duduk di sebelah Mia dan meletakkan tasnya di belakang punggungnya. Pertama Mia menjelaskan garis besar pekerjaan seorang sekretaris si bos, lalu memberikan informasi tentang jadwal Pak Andreas sepanjang minggu ini. Rupanya si bos banyak temu janji alias meeting di luar kantor. Dan Mia menegaskan kalau Tasya harus selalu siap untuk menemaninya meeting atau keperluan lainnya di luar kantor. "Pak Andreas orangnya santai dan suka becanda, tapi jika dia marah...ihhh serem. Jangan sampai deh dia marahin kita." cerita Mia "Hati hati, banyak wanita tak dikenal tiba tiba mencoba untuk menghubunginya baik di nomor handpone atau di nomor kantor. Pak Andreas tidak mau menerima telepon yang tidak jelas, jadi kamu sebagai sekretarisnya harus dapat menyaring semua telepon yang masuk dan memberikan alasan yang masuk akal dan bisa diterima oleh mereka." "Wih....si bos orang top yah Mia?" ledek Tasya. "Orangnya ganteng pasti suka gonta ganti pacar ya? atau jangan jangan sudah menikah?" "Dia belum menikah dan sepengetahuan saya sih belum punya pacar yah...tapi ada sih wanita yang lagi dekat sama Pak Andreas. Namanya Ibu Rana, orangnya cantik tapi judes nya gak tahan. Dia sepertinya tidak suka dengan semua wanita yang berada di dekat Pak Andreas. Aku pernah loh diomeli gara gara pergi berduaan dengan Pak Andreas, dia bilang kalau aku tuh gak pantes berjalan bersisian dengan Pak Andreas dan disuruh ngaca. Ih...kesel banget dengarnya. " ujar Mia dengan emosi. "Waduh...posesif banget tuh perempuan. Trus si bos tahu kelakuannya?" Mia menggelengkan kepalanya. "Di hadapan Pak Andreas dia sangat baik, huhhh.. dasar wanita rubah." umpatnya. Tasya hanya mengangguk anggukan kepalanya dan penasaran dengan penampilan wanita rubah itu. "Dia kerja disini juga?" tanya Tasya "Ya...tuh orangnya yang lagi jalan ke arah kita." Reflek Tasya mengalihkan pandangannya ke seorang wanita dengan tubuh tinggi semampai, mengenakan blouse lengan pendek berwarna khaki dan trousers hitam. "Mia, kamu kapan resign?" tanyanya "Minggu depan Bu Rana, oh ya..perkenalkan pengganti saya, Tasya... " Tasya hendak mengulurkan tangan hendak berjabatan tangan layaknya orang yang baru kenal, tapi diurungkan niatnya ketika melihat Bu Rana memalingkan wajahnya seakan jijik melihat wajah Tasya. "Ohh.. ..sombong banget. Liat aja nanti, gue bikin susah hidupnya." janji Tasya dalam hati. "Mia, orangnya songong banget ya..." bisik Tasya pada Mia begitu Bu Rana sudah menjauh tempat duduk mereka. "Ya gitu deh, asal kamu tahan emosi saja berhadapan dengan dia. Lebih baik menghindar daripada bermasalah dengan Bu Rana deh." nasihat Mia, sementara Tasya sudah menyiapkan beberapa trik untuk menghadapi wanita iblis itu. "Yuk, aku perkenalkan dengan beberapa karyawan lain yang sering berhubungan dengan tugas tugas kamu." Tasya mengikuti langkah Mia, dari bagian marketing, finance, sampai office girl yang sedang menyiapkan minuman di pantry diperkenalkan satu persatu. Ternyata Mia salah satu karyawan yang favorit diantara mereka, buktinya mereka terkejut ketika mendengar bahwa Mia akan mengundurkan diri seminggu lagi. Hal ini menjadi beban bagi Tasya, karena pasti kemudian hari setelah Mia tidak lagi di kantor itu mereka membandingkan dirinya dengan Mia. Kembali ke ruangan, ternyata si bos sedang menunggu mereka. "Mia...saya cari kamu dari tadi. Kan saya sudah katakan kalau meninggalkan meja harus selalu bawa handphone supaya saya mudah mencari kamu." "Maaf pak, tadi buru buru jadi ketinggalan. Bapak mencari saya ada perlu apa yah?" "Saya butuh data customer baru selama minggu ini dan sales mereka. Meeting sales nanti jam dua siang kan?" "Ya pak, nanti saya siapkan datanya sebelum masuk meeting." sahut Mia. "Tasya, kamu belajar mempersiapkan data yang saya maksud dan nanti ikut meeting siang ini." "Siap bos! hmm...maaf ...Ok pak" jawab Tasya diikuti pandangan tajam si bos. Akhirnya, hari yang melelahkan berakhir. Tasya belajar banyak hari ini, dari menyiapkan data, membuat notulen meeting serta beberapa pekerjaan lainnya. Dan Tasya berkeyakinan kalau menjadi sekretaris si bos tidak terlalu sulit.

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

B̶u̶k̶a̶n̶ Pacar Pura-Pura

read
155.7K
bc

Hasrat Meresahkan Pria Dewasa

read
29.7K
bc

Sentuhan Semalam Sang Mafia

read
188.0K
bc

Dinikahi Karena Dendam

read
233.4K
bc

TERNODA

read
198.3K
bc

Setelah 10 Tahun Berpisah

read
40.2K
bc

My Secret Little Wife

read
131.9K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook