"Yan, siapa yang nyari..."Tasya tidak dapat melanjutkan kalimatnya. Matanya kini menemukan sosok yang selama ini dirindukannya. "Ini loh Mbak, Pak Andreas dari Jakarta" sahut Yana. Dia merasa heran Tasya dan Andreas tiba tiba diam bagaikan patung. "Mbak, Mbak, gak apa apa?" Yana menepuk bahu Tasya perlahan. "Huhh..Aku gak apa apa Yan. Kamu balik cafe saja dulu ya." Sahut Tasya setelah berhasil mengumpulkan kembali kesadarannya. "Baiklah, permisi Pak." ucap Yana ketika melewati Andreas. "Sya...benarkah ini kamu?" akhirnya suara Andreas kembali, dia masih tidak pecaya dengan matanya. Lalu Andreas berjalan mendekati Tasya yang hanya berjarak beberapa meter saja dari tempatnya berdiri. Andreas memeluk erat Tasya seakan enggan takut kehilangan wanita itu. "Aku...maafkan Aku An." ucap

