KETIGA

1008 Words
7 tahun kemudian, Jakarta -SMA Cendrawasih- Di dalam kelas dengan suasana yang terlihat tegang karena hari ini adalah pengumuman hari kelulusan SMA Cendrawasih. Semua murid kelas XII diperintahkan untuk segera berbaris dilapangan untuk mengikuti upacara pengumuman kelulusan, semuanya terlihat tegang, gelisah, dan takut sambil memegang tangan sembari berdoa untuk diberikan yang terbaik. Acara pertama adalah sambutan dari ibu Indah selaku kepala sekolah dan kemudian langsung dilanjutkan dengan pengumuman kelulusan. “Selamat pagi anak-anak ku tercinta, hari ini adalah hari pengumuman kelulusan yang kalian sekaligus hari kebanggaan kalian bahwa SMA Cendrawasih lulus semua 100%.” Ucap Bu Indah dengan semangatnya saat mengumumkan hasil kelulusan dan kemudian langsung disambut tepuk tangan dan teriakan bahagia seluruh murid yang mengikuti upacara tersebut terdengan sangat riuh. “Ibu sangat bangga terhadap kalian karena kalian sudah bisa berada dititik ini dengan perjuangan yang amat panjang yaitu tiga tahun, namun semua ini belum berakhir kalian harus tetap berjuang untuk bisa mencapai cita-cita kalian.” ucap Bu Indah kembali untuk menyemangati muridnya agar tidak berhenti berjuang untuk meraih cita-cita. “Baik, acara selanjutnya adalah pengumuman 3 besar yang mendapatkan nilai UN terbaik di SMA Cendrawasih kepada Bu Tari waktu dan tempat dipersilakan.” ucap pembawa acara untuk menuju ke acara kedua. “Selamat pagi semuanya kali ini saya akan mengumumkan peringkat 3 besar nilai UN terbaik SMA Cendrawasih mohon disimak dengan baik.” ucap Bu Tari kepada semua murid yang berada di lapangan. Acara kedua ini adalah salah satu acara yang paling ditunggu-tunggu oleh semua murid setelah melewati acara yang pertama, semuanya saling berpegangan tangan menunggu pengumuman oleh Bu Tari “Baik kita ke peringkat tiga terslebih dahulu, untuk peringkat tiga dengan nilai rata-rata UN 38,00 diraih oleh Laksmita Putri, untuk Laksmita dipersilahkan maju ke depan untuk menerima penghargaan.” ucap Bu Tari disusul tepuk tangan riuh oleh peserta upacara dan kemudian dilanjut pengumuman peringkat kedua oleh Bu Tari. “Untuk peringkat kedua dengan rata 38,86 diraih oleh Dion Aditya, untuk Dion silahkan maju kedepan untuk menerima penghargaan.” ucap Bu Tari membacakan nama peringkat kedua yang kembali disambut oleh semua murid, tinggal satu nama yang akan mengisi peringkat satu, semuanya terlihat sangat tegang untuk mendengarkan siapa nama yang akan disebut oleh Bu Tari setelah ini. “Oke dua peringkat sudah Ibu bacakan, dan kali ini Ibu akan membacakan peringkat satu.” ucap Bu Tari sambil menambah suasana ketegangan. “Untuk peringkat pertama tertinggi nilai UN di SMA Cendrawasi tahun ini dengan rata-rata 39,50 diraih oleeehh Kinandira Arraya, selamat untuk Kinan silahkan maju kedepan untuk menerima penghargaan dan kepada semua murid mari kita bertepuk tangan untuk memberikan selamat.” ucap Bu Tari yang langsung disambut tepuk tangan oleh semua murid, suasana kembali meriuh peringkat satu, dua, dan tiga sudah dibacakan. *** Setelah upacara selesai semuanya kembali ke kelas masing-masing. Tepat di depan kelas Kinan sudah ditunggu oleh teman-temannya untuk mememberi selamat kepadanya. “ Selamat ya Kinan keren banget lo.” “Congratsss Kin gue ikut seneng.” “Kinan hebat banget selamat ya emang bener dah usaha tidak akan menghianati hasil.” Itulah kira-kira suara beberapa temannya yang mengucapkan selamat atas pencapaian yang diraih oleh Kinan dan semuanya dijawab terimakasih oleh Kinan. Kinan terlihat sangat bahagia hari ini, ia merasa usaha tiga tahun ini benar-benar memuaskan. “Kinaaannnnn gue cari lo kemana-mana taunya disini.” teriakan Ruri dari kejauhan yang membuat Kinan langsung menoleh. “Ada apa sih lo Ri yang ada gue yang nyariin lo kemana-mana tapi nggak ketemu.” balas Kinan saat Ruri sudah berada dihadapannya “Cieee nilai UN nya paling tinggi nih selamat ya, kira-kira bentar lagi ada syukuran nggak yah.” Ruri menggoda Kinan dan mengodenya untuk ditraktir. Ruri adalah sahabat Kinan selama tiga tahun ini, mereka berdua selalu bersama saat kemanapun baik saat di sekolah maupun saat di luar sekolah. “Minta traktir aja pake kode-kode segala sih lo, ayok deh kita makan bakso depan sekolah nanti gue yang bayarin.” Kinan sangat mengerti kode Ruri tadi dan langsung menraktirnya bakso di depan sekolah. *** Sesampainya di tempat bakso, mereka berdua memilih tempat duduk kesukaan mereka yaitu yang    menghadap ke arah jalan. Terlihat dari kejauhan Dion berjalan menuju tempat Kinan dan Ruri duduk sementara Ruri pergi sebentar untuk memesan baksonya. “Hai Kin, gue boleh duduk di sini?” tanya Dion kepada Kinan. “Boleh kok, duduk aja.” balas Kinan kepada Dion dan mempersilakan Dion untuk duduk. “Eh Dion ngapain lo disini?” tanya Ruri yang bingung kenapa tiba-tiba ada Dion. “Hehe nggak papa, gue pengen gabung aja sama kalian.” penjelasan Dion kepada Ruri agar tidak membuat Ruri bingung. Setelah mendengarkan penjelasan Dion, Ruri mengangguk pelan untuk mengiyakkan penjelasan Dion, tak berselang lama pesanan bakso mereka datang dan sembari memakan bakso, Dion selalu memperhatikan Kinan tanpa diketahui oleh Kinan. Dion menyukai Kinan sejak ia kelas XI namun ia memilih untuk memendam perasaannya sampai pada waktu yang tepat dan Ruri sebagai sahabat Kinan pun tahu walaupun Kinan sendiri tidak tahu dan mungkin tidak ingin tahu, Ruri sadar jika Dion sedang memperhatikan Kinan namun ia memilih diam karena ia paham bahwa Kinan tidak memiliki perasaan apapun kepada Dion. “WOY Dion jangan ngelamun aja lo, tuh dimakan bakso lo belum habis keburu dingin juga.” Ruri yang mencoba menyadarkan Dion dari lamunannya membuat Kinan menoleh kearah Dion dan membuat Dion langsung menundukkan kepalanya agar Kinan tidak mengetahui kalau Dion dari tadi memperhatikannya. Setelah selesai makan mereka langsung bertiga langsung kembali ke kelas untuk mengambil tas masing-masing karena masih ditinggal di kelas, sementara itu Ruri pamit terlebih dahulu karena ia sudah ditunggu sopirnya di depan gerbang sekolah. Dion yang sudah beres mengemas bukunya ke dalam tas kemudian langsung menghampiri Kinan, “Kin gimana kalo gue anter lo pulang hari ini?” Dion menawarkan diri untuk mengantar Kinan pulang. “Nggak usah repot-repot kok gue udah dijemput Kak Rama didepan nih, kalau gitu gue duluan ya hati-hati dijalan.” tolak Kinan kepada Dion secara halus dan kemudian Kinan langsung menggendong tasnya kemudian langsung keluar untuk menemui Kak Rama yang sudah siap di depan gerbang untuk menjemputnya. Saat ia berjalan menuju ke gerbang ia mendengar ada yang memanggilnya “Arraaa.” kemudian ia menoleh kearah sumber suara, terdengar khas itu suara Kak Rama yang memanggilnya, kemudian seketika itu melambaikan tangan ke arah Rama dan langsung menghampirinya. Ia tahu jika yang memanggilnya itu Kak Rama karena selain dari suaranya, di sini yang hanya memanggilnya dengan nama Arra hanyalah keluarganya, karena ketika di sekolah dan lingkungan rumahnya sekarang setelah ia dan keluarganya memutuskan pindah ke Jakarta, ia memiliki panggilan lain yaitu Kinan.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD