Keputusan

1124 Words
Naila sudah membulatkan tekad untuk mengambil keputusan menerimanya dengan berbagai pertimbangan dan syarat yang nanti harus disepakati, jika pihak sana tidak mau atau keberatan maka Naila akan langsung menolak dengan sangat cepat. “Rapi sekali kamu pagi ini?,” Fajar menatap Naila yang duduk di depannya. “Mas Yudo gak ke sini?,” Naila menatap sekitar mencari keberadaan Yudo sang kakak. Fajar mencibir “Yudo yang dicari padahal papa loh yang ngajak bicara kamu.” Naila memutar bola matanya malas mendengar drama dari sang papa, terkadang Naila bingung bagaimana mamanya bisa bertahan dengan sang suami dengan segala dramanya. Setidaknya Naila beruntung mendapatkan orang tua seperti mereka berdua, dari mereka berdua Naila banyak belajar bahkan terkadang apa yang mereka lakukan bisa menjadi pembelajaran bagi dirinya dan sang kakak. Naila sangat tahu bagaimana perjuangan mereka untuk mendapatkan dirinya, bahkan harus mengangkat sang kakak sebagai anak mereka dan hebatnya mereka tidak pernah membedakan perhatian antara dirinya dan sang kakak. Banyak orang yang bertanya apa Naila pernah mencintai sang kakak, dengan tegas Naila akan menjawab tidak akan pernah karena selama ini mereka memang selayaknya saudara meskipun Naila selalu manja dengan Yudo. Yudo ketika mencari pasangan yang mau di dua kan oleh sang ibu dan dirinya, dengan segala drama akhirnya Yudo mendapatkan seorang wanita yang sangat menerima Naila dan sang mama. “Kamu ke rumah sakit?,” tanya Indira membuyarkan lamunan Naila dan langsung diangguki sebagai jawaban “kalau ketemu sama mas kamu bilang mama cari dan suruh datang ke cafe.” “Suka heran sama mama ini secara Mas Bagas udah gede dan bahkan punya anak masih aja dicari,” ucap Naila sambil menggelengkan kepala. “Bagi mama kalian masih kecil meskipun sudah menikah sekali pun.” “Benny apa kabar?,” tanya Fajar menatap Naila. “Baik,” jawab Naila singkat. Naila memang belum menceritakan mengenai hubungannya dengan Benny pada kedua orang tuanya, tapi sepertinya tanpa Naila bicara kedua orang tuanya sudah paham bagaimana hubungan mereka berdua. Setidaknya kesibukan ini bisa membuat Naila sedikit melupakan Benny meskipun tidak sepenuhnya akan berhasil karena bagaimana pun Benny memiliki tempat tersendiri di sudut hati Naila. Perjalanan menuju wisma atlet membuat Naila sedikit gugup, entah kenapa Naila gugup di saat – saat seperti ini dan itu bukan dirinya sama sekali. Naila menatap gedung di depannya dan mencoba untuk bersikap tenang dan juga berdoa agar kesepakatan berjalan dengan sangat mudah serta menerima permintaannya. Naila sudah menyiapkan beberapa menu untuk mereka tapi harus di simpan karena Naila tidak tahu mengenai riwayat kesehatan mereka berdua. Setelah memantapkan diri Naila turun dari mobil dan melangkah ke dalam yang langsung memandangnya dengan tatapan bertanya, Naila mencoba tidak mempedulikan pandangan mereka semua. “Maaf jika menunggu lama,” ucap seorang pria yang kemarin bertemu di cafe “kemarin kita belum berkenalan saya Ricky selaku pelatih Rafa dan Keanu,” mengulurkan tangan pada Naila yang langsung di sambut Naila dengan menyebutkan namanya juga “jadi Mbak Naila menerima tawaran ini?,” “Panggil Naila saja,” koreksi Naila “rencana begitu jika memang masih dibutuhkan.” Ricky tersenyum “jelas masih jadi pasti ingin tahu riwayat kesehatan mereka bukan?,” Naila mengangguk dan tersenyum mendengarnya “dan pasti bukan hanya ingin tahu riwayat kesehatan mereka karena ke sini ada beberapa syarat yang akan diajukan,” tebak Ricky membuat Naila tersenyum tidak enak. “Saya memang akan mengajukan syarat yaitu karena saya tidak bisa tiap saat di sini maka saya meminta bantuan pada Mas Ricky mengawasi mereka berdua dan mengirim buktinya pada saya dan apabila mereka tidak disiplin saya berhak menghukum mereka dengan menu yang tidak mereka sukai,” ucap Naila tegas membuat Ricky tersenyum. “Baiklah jika begitu, Keanu adalah orang yang sangat disiplin berbeda dengan Rafa yang tidak peduli dengan sekitar jadi mungkin Naila harus lebih bersabar menghadapi Rafa ke depannya.” Naila mengangguk dan selanjutnya Ricky menjelaskan mengenai riwayat kesehatan mereka dan menurut hasil secara keseluruhan mereka sehat berdasarkan hasil dari medical check up beberapa minggu yang lalu. Permasalahan ada pada Rafa yang tidak menyukai sayuran dan selalu makan daging atau ayam, padahal sebagai atlet konsumsi sayuran sangat penting dan menurut Ricky di mana Rafa tidak segan – segan membuang sayur ke tempat sampah. Ricky berharap Naila bisa mendisiplinkan Rafa dalam menyangkut kesehatan tersebut dan Naila hanya mengangguk tidak membantah. Setelah membahas mengenai permasalahan kesehatan selanjutnya Ricky memberikan berkas kontrak untuk Naila yang harus dipatuhi sebagai staf untuk pasangan ganda putra ini, setelah membacanya Naila tanda tangan dan akhirnya Naila mulai sekarang bertanggung jawab pada pasangan ganda putra kebanggaan negara tercinta ini. “Ayo kita bertemu dengan mereka,” ajak Ricky menatap Naila yang hanya bisa mengangguk pasrah. “Tapi maaf saya tidak bisa lama karena harus ke rumah sakit,” ucap Naila tidak enak. “Dinas di rumah sakit juga?,” Naila mengangguk sambil mengikuti langkah Ricky “rumah sakit mana?.” “Rumah sakit angkatan yang dekat dengan cafe,” Ricky mengangguk paham. Naila masuk ke dalam tempat latihan kebugaran karena menurut Ricky saat ini mereka berdua hanya latihan ringan setelah pertandingan beberapa saat yang lalu, bahkan menurut Ricky seharusnya mereka mendapatkan libur selama dua minggu tapi mereka hanya mengambil tiga hari karena setelah itu akan ada pertandingan kembali beberapa bulan ke depan jadi membutuhkan stamina agar lebih menghasilkan yang bagus. Keanu menghentikan kegiatannya ketika melihat Ricky dan Naila masuk dengan segera menghampiri dan bersalaman, berbeda dengan Rafa yang masih fokus dengan kegiatannya membuat Ricky dan Keanu tidak enak pada Naila. “Aku panggil Rafa,” ucap Ricky meninggalkan Naila dan Keanu. “Rafa memang begitu sibuk dengan dunia sendiri dan jika sudah begitu tidak bisa diganggu tapi sebagai partner di lapangan dirinya sangat bagus ya meskipun di kenyataan komunikasi kita ala kadarnya,” ucap Keanu sambil menatap Rafa “terima kasih mau menerima permintaan kami.” Naila tersenyum “saya yang harus terima kasih diberikan kesempatan untuk menjadi ahli gizi kalian berdua seorang atlet terkenal dan mengharumkan nama bangsa.” Pembicaraan mereka terhenti karena kedatangan Rafa dan Ricky, tampak Rafa memandang malas ke arah Naila dan itu membuat Naila menelan salivanya dengan kasar mendapatkan pandangan dari Rafa. Ricky menjelaskan pada Rafa dan Keanu yang hanya dijawab anggukan Rafa, berbeda dengan Keanu yang banyak bertanya beberapa hal membuat Naila sedikit nyaman. Di samping itu Keanu mudah untuk menangkap maksud dari Naila dan berjanji akan bekerja sama, pandangan Naila beberapa kali ke arah Rafa yang menatapnya dengan penuh kerinduan membuat Naila berpikir tidak jelas yang langsung dihilangkan begitu saja. “Kamu gak tanya apa gitu?,” Ricky menatap Rafa diikuti Naila dan Keanu. “Dia udah tahu aku seperti apa jadi gak usah banyak bicara.” Naila menatap Rafa yang meninggalkan dirinya bersama kedua pria ini, mereka bertiga saling memandang namun dengan segera langsung mengangkat bahu bersamaan tanda sama – sama tidak mengerti perkataan Rafa.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD