Dari lantai ruang tengahnya, gadis itu bisa melihat tubuh mamanya yang menetes-netaskan darah dan lendir. “Huek..” Rasa mual tak henti-hentinya ia rasakan. Bau mayat itu.. Suara belatung yang melompat-lompat.. “Ah.. Ah..” Gadis itu menangis ketakutan. Lengannya kini mulai terasa sakit. Dan darah terus-terusan keluar. Kemeja sekolahnya kini berubah menakutkan. Ternoda darah hampir di semua bagian. Menahan rasa mualnya, Lyssa menyeret tubuhnya ke ruang tamu. Mencari tas sekolahnya. Air mata deras menetes di wajahnya yang panik. “Papamu.. Tunggu Papamu... Papamu Akan Datang.. Tunggu Papamu, Lyssa...” Suara itu keras berngaung di kepala Lyssa. Gadis itu menutup telinganya erat-erat. Ia ngesot lebih kencang lagi sambil memeluk lengannya yang berdarah ke dalam dadanya. “Lyssa... Papamu

