45. Berdamai dengan Masa Lalu

1138 Words

“Paman.. Aku tidak ingin kembali ke tempat itu. Mama sangat menyeramkan. Aku takut..” Dengan mata yang berkaca-kaca, Lyssa mengalihkan pandangannya dari bunga pucuk merah di luar jendela ke Paman Sekretaris yang berdiri di samping pintu. “Paman, apa Paman bisa membantuku memintakan rumah pada Papa?” Di tempatnya, Paman Sekretaris itu berdiri tegap. Ia bisa mendengar suara gagang pintu yang dibuka tertahan. Mungkin bosnya hendak masuk tapi tidak jadi, menahan diri mendengar pertanyaan putrinya. “Mungkin Nona bisa membicarakannya sendiri dengan Tuan Wangsa.” “Aku tidak mau! Aku tidak mau berbicara dengan Papa! Yang datang menolongku bukan Papa, tapi Paman.” Sekretaris lelaki itu berujar perlahan, “Paman ... hanya sekedar melaksanakan tugas.” Jawaban dari Paman Sekretaris benar-benar

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD