Sekitar pukul sembilan pagi, Lyssa terbangun oleh panggilan telepon. Setengah sadar, ia meraba-raba sekeliling, mencari telepon genggam miliknya. Begitu melihat nama kontak Rainier, ia langsung saja menerima panggilan. Segera setelah itu, matanya kembali terpejam di atas bantal. “Morning, Babe..” Suara Rainier dari seberang. “Ugh..” Lyssa menutup mata dengan lengannya. Matahari sudah terlalu terang masuk dari sela-sela gorden tipis jendela kamar. “Bangun, Baby. Sudah siang.” Di seberang, Rainier sudah berpakaian rapi. Siap mengawali hari. “Jam berapa?” tanya Lyssa masih dengan mata terpejam. “Sudah hampir jam sembilan.” “Ugh.. Aku masih ingin tidur tapi mataharinya terang banget.” “Baby bangun dulu deh. Mandi, sarapan. Nanti kalau masih ngantuk balik tidur lagi gak papa.” Ogah-ogah

