Sekretaris Tuan Wangsa mendekat, memeluk Lyssa dari samping. Lelaki itu menepuk-nepuk pundak Lyssa pelan, menenangkan. Butuh waktu lama sampai Lyssa berhenti menangis. Ia baru merasa baikan saat air matanya benar-benar kering dan tidak lagi menetes. Melihat Lyssa sudah tenang, Sekretaris Tuan Wangsa kembali ke pos, duduk di meja tak jauh dari mereka. Saat Lyssa menangis sambil menutup wajahnya tadi, Lyssa tidak sempat melihat, bahwa di depannya, papanya juga ikut meneteskan air mata bersamanya. Gadis itu melihat ayahnya dalam. “Papa, Lyssa mohon, berhentilah memberi Lyssa luka.” “Lyssa sakit, Pa...” “Lyssa belum sembuh dari kejadian buruk-buruk itu. Lyssa takut, kalau-kalau Lyssa akan mengulang kesalahan yang sama. Lyssa tidak mau seperti Mama.” Lyssa pikir, air matanya sudah keri

