“Maaf, aku pergi dulu,” pamit Lyssa pada gerombolan siswa yang mengajaknya foto bareng. Anak-anak itu hanya mengiyakan, lanjut berpose seru-seru. Lyssa mempercepat jalannya, tak ingin kehilangan jejak Septi di antara puluhan siswa kelas tiga yang memadati halaman audit. “Septi!” panggil Lyssa lumayan keras. Septi berhenti, tapi ogah sekali berbalik menghadap Lyssa. Tak peduli dengan tatapan teman-temannya yang lain, Lyssa menyibak kerumunan, berhenti di depan teman lamanya. Wajah Septi tampak cemberut. Tak senang Lyssa sudah membuatnya pusat perhatian. “Apa?” tanya Septi tak senang. “Oh. Gak sih..” Lyssa canggung merapikan rambut panjangnya yang berantakan. “Jika tidak ada urusan, aku pergi saja.” “Tunggu!” Tangan Lyssa tak sengaja menahan lengan Septi. Begitu dilihati Septi,

