Chapter 2⭐

635 Words
~''~''~''~''~''~ Qina yang selesai memahami semua memori pemilik tubuh ini,perlahan kembali berjalan ke kasurnya,dia masih mengantuk dan berniat akan melanjutkan tidurnya,saat pintu ruangannya di dobrak denga kuat oleh seseorang. "KAKAK !"Teriak sebuah suara pemuda yang mengenakan pakaian olahraga sambil membawa ranselnya di pundak. Kekhawatiran terlihat jelas di wajah pemuda itu,melihat sosok itu,Qina akhirnya ingat bahwa bocah ini adalah anak yang dianggap adik oleh Qina,mereka sudah bersama sejak di panti asuhan. Qina tahu bahwa pemuda ini sangat menyukai 'Kakak perempuan' ini. Semenjak kembali ke Keluarga kandungnya,Qina terlalu sibuk dengan kegaduhan di sana sampai melupakan pemuda ini. "Dave? Kamu disini,bukankah harusnya kamu sekolah..."Nada Qin terdengar hangat dan normal. D ave menatap gadis itu sambil memasang wajah cemberut,lalu duduk di samping kasurnya. "Bagaimana aku bisa tanang...jika kamu tidak berada di dekatku,Kakak." "Jadilah baik,oke." Dave mengangguk dan mengambil beberapa buah dari tasnya dan memberikannya pada Qina. "Kakak perempuan...kamu harus sehat,lalu kita bisa bermain bersama." Dengan sekali jetikan di keningnya oleh Qina,gadis itu menatap Dave dengan marah. "Apa maksudmu bermain,Kamu lupa aku sudah berumur 20 tahun,sudah waktunya aku mencari kerja...Aku akan keluar dari keluarga buruk itu." Dave seketika menatap Qina dengan tatapan bahagia. "Akhirnya kamu sadar juga,Kakak. Lalu jika kamu keluar...bagaimana denganku?" " Tentu saja kamu ikut denganku,jangan mencoba berfikir aku akan membiarkanmu merajalela." "Em. Aku akan mendengarkan kakak."Balas Dave dengan senang hati. Mereka berdua sudah biasa hidup hanya mengandalkan satu sama lain,Menurut Qina memilih keluar dari keluarga menjijikkan itu adalah pilihan terbaik,sudah 5 tahun pemilik asli tinggal disana dan di aniaya,sedangkan dia tidak sebodoh itu. "Setelah ini kita akan kembali ke Apartemenku."Ucap Qina,dia memiliki Apartemen cukup mewah dari Ayah kandungnya sebagai hadiah kedatangannya dan belum dia tinggali sejak saat itu,akhirnya berguna juga. ⭐⭐⭐⭐⭐⭐⭐ Siang harinya,keduanya keluar dari rumah sakit,mereka langsung pergi ke arah Apartemen Qina dengan berjalan kaki,karena tempat itu cukup dekat dari sini. "Kakak...bagaimana dengan 'Tunangan' bajingan itu?"tanya Dave dengan nada menghina,tetapi dia menatap Ke arah Qina dengan antisipasi,takut jika gadis itu tiba-tiba mengamuk karena mengejek pria yang dia sukai itu. Tetapi yang mengejutkannya,ekspresi gadis itu masih sangat acuh."Oh...masa bodoh." "..." Qina menepuk pundak remaja itu dengan santai saat keduanya sudah sampai di depan pintu Apartemen. "Adik kecil..hidup itu bukan harus selalu tinggal di satu titik saja,kita harus melangkah,oke." "Baik,Kakak." Bahkan jika keduanya bukan saudara kandung,tetapi mereka sangat terikat satu sama lain. Qina tidak pernah ingin adik laki-lakinya terluka,sehingga setiap kali remaja itu akan selalu dibawah perlindungan gadis itu,sampai Qina dibawa oleh keluarga kandungnya. Kakak perempuannya berubah,gadis itu menjadi sangat acuh pada Dave dan akan selalu memarahi remaja itu jika menghina Tunangannya.Tetapi melihat tatapan kakak perempuannya yang terlihat tidak terikat lagi dengan keluarga bahkan tunangannya,Dave menghela nafas lega. Qina dan Dave memasuki Apartemen itu dan langsung beristirahat di sofa di ruangan tengah. "Kamu punya komputer?" tanya Qina tiba-tiba. "Ada,kak." "Kakak pinjam dulu,bisakan?" "Tentu saja kak." Dave membuka tas sekolahnya dan mengeluarkan sebuah laptop dan memberikannya pada Qina,Gadis itu membuka dan menyalakan Laptop,itu walau dia sedikit kaku tadinya. Di kehidupan dulunya,dia adalah seorang genius komputer yang diincar oleh semua unit pemerintahan,bahkan sampai kemiliteran juga ikut mengincarnya untuk dijadikan sekutu. Tetapi dia memilih menjadi seorang pembunuh yang paling di takuti karena menurutnya dunia itu hanya hitam dan putih,siapa yang kuat dialah yang menjadi pemimpinnya. "Kakak,Apa yang sedang kamu lakukan?" "Meretas akun bank,Nyonya Wilton." Wilton adalah nama marga keluarga kandung Qina yang sebenarnya,tetapi gadis itu tidak memakai nama Wilton di namanya. Tidak membutuhkan beberapa Menit,gadis itu berhasil masuk kedalam akun Wanita itu dan langsung meretasnya,mengirim uang milik Nyonya Wilton ke rekening miliknya,dia juga membuat Akun itu tidak akan memberikan pemberitahuan di ponsel miliki Keluarga Wilton,jika ada yang meretas akun miliknya. "Selesai." "Sudah selesai?" "Um,Sekarang kita jadi orang kaya,Ayo adik tampanku~ kita pergi berbelanja." Qina menarik tangan remaja itu keluar dari Apartemen,padahal baru saja keduanya datang,tapi keluar lagi. Dave hanya bisa menghela nafas kecil saat melihat betapa bersemangatnya kakak perempuannya itu. Bersambung....
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD