PROLOG

744 Words
Arsene Tobias Geraldo menatap nyalang ke arah Olivia Adelaide yang baru beberapa jam lalu menyandang status sebagai istrinya. Dari sudut matanya, ia bisa melihat, bagaimana wanita itu tampak terisak di atas tempat tidur dengan keadaan tubuh nyaris polos. Sedang gaun pengantin berwarna putih yang sebelumnya melekat sempurna, kini sudah tidak berbentuk akibat dikoyak secara paksa. Awalnya semua tampak sempurna. Arsene dan Olivia berhasil mencuri perhatian publik luas karena penampilan mereka yang begitu spektakuler. Resepsi mewah yang baru saja digelar, tampak dihadiri begitu banyak tamu undangan dari berbagai kalangan dan strata sosial. Tidak sedikit pula awak media dari bermacam portal berita meliput momen sakral tersebut. Namun, kebahagiaan itu nyatanya tidak bertahan lama. Pernikahan indah yang baru saja dilewati tiba-tiba saja berubah menjadi petaka. Ketika memasuki kamar pengantin, Arsene yang awalnya bersikap hangat, tanpa diduga berubah 180 derajat menjadi dingin serupa es di antartika. Pria itu tidak segan-segan melakukan tindak intimidasi kepada sang istri. Bahkan terus berusaha untuk bergerak maju, menghampiri, seakan siap kapan saja menerkam Olivia yang hampir tidak berdaya karena dikuasai rasa takut. "Demi Tuhan, Arsene, hentikan kegilaanmu. Tolong jangan mendekat! Kau benar-benar sudah menyakitiku," isak Olivia. Ia memegang erat selimut berwarna abu-abu tersebut agar tidak melorot dari tubuhnya. Sedang Arsene tampak sedikit pun tidak perduli. Tanpa perhitungan lagi, dengan gerak cepat ia membuka jas lalu melucuti kemeja putih yang membalut tubuh kekarnya. Melempar ke segala arah tanpa mengalihkan netra sebiru samudra itu dari target yang dari tadi memang sudah ia incar. Pelan tapi pasti Arsene merangkak naik ke atas tempat tidur. Ketika sang wanita bersiap untuk lari, secepat kilat ia menghadang. Kembali menarik mangsanya, lalu mengunci tubuh ramping itu hingga terbaring tidak berdaya. "Mau pergi ke mana, Sayang?" Nyatanya pertanyaan singkat tersebut mampu membuat Olivia bergidik semakin ketakutan. Detak jantungnya saling bertalu menimbulkan perasaan ngeri yang tidak terhingga. "Aku tidak akan membiarkanmu lari dari sisiku, Olivia. Tidak akan pernah!" Olivia menggelengkan kepalanya berkali-kali. Sekuat tenaga berusaha keluar dari kungkungan tubuh Arsene yang begitu kekar. Tapi, tetap saja percuma. Usahanya itu tidak sedikit pun membuahkan hasil. Iya, Olivia kalah tenaga. Bahkan ketika Arsene mencekal kedua tangannya dengan erat, ia tidak bisa melakukan apa-apa selain bersikap pasrah dan menangis sesenggukan. "Aku mohon, lepaskan aku," cicitnya memohon belas kasih. Ia bahkan tidak mampu lagi menahan laju air mata hingga membasahi pipinya yang mulus. Bagaimana tidak, pria yang selama ini dikenal begitu lemah lembut, malam ini menjelma menjadi sosok lain serupa iblis. Benar-benar berbeda jauh dari yang sebelumnya ia kenal. "Arsene Tobias Geraldo, tolong biarkan aku pergi dari sini. Kesalahan apa yang sudah aku perbuat sampai kau memperlakukanku seperti ini? Kau benar-benar menyakitiku." Seringai tajam terus Arsene pertahankan. Hatinya sama sekali tidak tersentuh dengan air mata apalagi permohonan yang Olivia rapalkan sedari tadi. Pikiran pria itu sudah terselimuti oleh kobaran dendam. Yang mana hanya bisa dipadamkan bila keinginan serta rencana yang sudah lama ia susun terlaksana. Arsene bahkan sudah tidak sabar menjalankan segala aksinya. "Tidak perlu tahu apa kesalahanmu. Yang pasti, aku tidak akan pernah melepaskanmu!" Pria itu tersenyum mengejek. "Harus kau ingat baik-baik dan tanamkan kata-kata ini di otakmu." Ia berucap sambil menekan telunjuknya pada kening si wanita. "Olivia Adelaide hanya milik Arsene Tobias Geraldo. Mulai saat ini, kau adalah istri yang harus siap melayani dan ku siksa kapan saja. Tidak ada pria lain yang boleh melirik, menatap, apalagi menyentuhmu selain aku, bahkan Edward Cullen sekali pun." "Kau benar-benar bajingann!" Olivia memekik marah. Wajahnya merah padam karena merasa direndahkan oleh pria yang berstatus suaminya itu. "Kau pasti sengaja menjebakku! Pasti ada tujuan tertentu sampai-sampai kau melakukan semua ini padaku. Kita bahkan baru saja beberapa jam yang lalu resmi menikah, dan sekarang? Kau jelas-jelas sudah menyakitiku, Arsene!" "Oh astaga Olivia. Kau pikir aku perduli dengan semua ocehanmu?" Arsene kembali menyeringai dengan licik. Pria itu semakin memajukan wajahnya, lantas tak berapa lama mulai berbisik, "Aku tidak akan berhenti sebelum apa yang menjadi tujuanku terlaksana. Aku tidak berhenti sebelum seluruh keluargamu menderita." Detik selanjutnya, Arsene menarik gaun yang melekat pada tubuh Olivia hingga terlepas tanpa sisa. Mulai mencium, bahkan menjamah tiap inchi tubuh wanita itu dengan kasar. Merenggut paksa harta yang selama ini susah payah Olivia jaga. Walaupun sebenarnya Arsene berhak karena mereka mulai sekarang resmi berstatus suami istri. Tapi rasanya benar-benar sakit diperlakukan seperti ini. Dari bawah tubuh Arsene, Olivia hanya bisa menangis sesenggukan. Meratapi nasib buruk yang baru saja menimpa dirinya. Lalu, apa yang harus ia lakukan sekarang? Karena hidup pun rasanya sudah percuma. . . (Bersambung) . . Judul : My Devil Billionaire Penulis : NovaFhe
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD