Part 1

582 Words
Suasana kantin di istirahat pertama memang sangat ramai. Berbagai stand makanan tidak ada yang lengang. Beberapa murid rela berdesak-desakan demi memenuhi isi perut mereka, sebelum kembali menerima tambahan ilmu. Keramaian kantin mendadak tenang kala seorang murid berteriak memberikan sebuah pengumuman. "Woy, ada yang gelud noh di lapangan." "Siapa?" "Biasa Ify beserta jajarannya." "Seru kagak??" sahut-menyahut di kantin kembali ramai, beberapa murid bertaruh siapa yang akan menang kali ini. Ify dkk atau musuhnya, Dea cs. Meskipun bukan pertama kali mereka beradu mulut ataupun jambak dan cakar. Namun, bagi mereka moment seperti ini tetaplah seru. *** "Ify udah." "Dea, udah," Rio sudah kewalahan memisahkan dua makhluk cantik yang ada di depannya ini. Ekor matanya melihat sahabatnya yang bernasib sama. "Belum, ni cewek gak akan gue lepasin sebelum rambutnya botak." Ify masih memegang erat rambut Dea.  Tak jauh beda dengan nasib rambutnya yang sudah kusut hasil tangan Dea. "Makan nih makan," Ify dengan geregetan menarik rambut Dea dengan keras. "Sakit goblok." Tarikan Dea begitu kuat hingga ia hampir jatuh. Rio sebenarnya ingin membantu kekasihnya, akan tetapi ia tidak mau dibilang pengecut karena melawan perempuan. "Terserah deh, gelud aja gue tonton," akhirnya ia berjongkok dengan menopang dagu, mengawasi Ify dengan Dea yang sekarang ganti beradu tarik menarik baju. "Ag," Biarpun dikata tomboy, ternyata gaya berantem kekasih Gabriel memang masih seperti cewek pada umumnya. Mengapit lengan Zevana pada keteknya, ia menjitaki kepala tersebut, padahal lawannya sudah menangis terisak meminta ampun. "Biar lepas nih kepala, gue jadiin serep bola basket." Jiwa psiko-nya keluar, membuat sang pacar mengusap d**a. Jangan sampai ia menyakiti Agni. Bisa jadi tangannya diambil untuk ganjal pintu suatu saat nanti. "Adoh sakit woy," Cakka terlihat pusing karena menjadi bahan tarikan Shilla dan Oik. "Cakka punya gue." "Heh lo buta selama ini. Satu sekolah juga tau kali, kalo Cakka cowok gue," balas Shilla congah. Shilla menarik tangan Cakka hingga tubuh cowok itu mendekat ke arahnya. Tak lama kemudian Oik menariknya lagi, hingga tubuhnya berubah haluan. Tarik-tarikan itu terus terjadi entah kapan akan berhenti. "Terus, Vi, mau minum?" Sivia yang masih memeluk erat tubuh Angel, mengangguk. Dengan senang hati menerima uluran minum dari Alvin. "Mau dibantu nggak?" "Nggak usah aku bisa kok ngatasin lampir ini sendirian." Ia kembali membelit erat tubuh Angel yang minta dilepaskan. Menekan-nekan daerah yang bisa membuat Angel blingsatan karena geli. Alvin hanya melihat saja apa yang dilakukan kekasihnya, tak berniat memisah. "Lepas woy, sesek." "Kalo gak mau?" Via menggelitiki pinggang Angel. Biarpun tubuhnya lebih kecil tak membuat Via kalah untuk melawan anakan pelakor yang suka pada Alvin ini. "Geli anjir, lepas gak?" ancam Angel yang malah dibalas Via dengan menggelitiki lebih keras lagi. "Sivia anjir." Alvin tak kuasa menahan tawanya. Sesekali ia melihat para sahabatnya yang mencoba melerai, apalagi Cakka. Kasihan sekali cowok itu. Ia tak akan bersusah payah memisah, toh kalau capek mereka akan berhenti sendiri. Cukup menyemangati aja biar kekasihnya menang dan tidak marah padanya. Dea dan Ify menyerah, menghentikan aksi mereka. Ify berhambur ke arah Mario yang masih sedia berjongko. Dengan cekatan Mario menopang tubuh kekasihnya. Mengusap peluh yang keluar dari dahi Ify. Terlihat sekali wajah itu mulai lelah dan sedikit pucat, membuat Rio tidak tega. "Guys bubar," seru Dea kepada teman-temannya. "Sono lu!" Agni mendorong Zevana menjauh, lalu menepuk tangan seolah habis menyentuh barang berdebu. "Awas lo, ya," Zevana memekik kesal yang ia jawab dengan anggukan dan senyuman lebar. Tanda ia menerima ancaman Zevana. "Lah udah?" Cakka yang masih diambang kesadaran, langsung terduduk. Dengan panik Shilla mengusap bahu Cakka. "Kakak gak papa 'kan?" Cakka tersenyum menatap kekasihnya berusaha menenangkan, meski aslinya ia masih merasakan pusing yang teramat sangat. "Good job, Sayang," Sivia tersenyum kala Alvin menepuk kepalanya seperti anak anjing. Kisah mereka akan tertuang dalam sini. Ikutin terus ya! 
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD