Portal Quest

1008 Words
FSG 9 Pemilik peternakan adalah seorang NPC. Hanya ada 1 jenis hewan yang ia pelihara, yaitu hanya llama. Jika pemain memiliki emas yang cukup, ia bisa menukarnya dengan seekor llama. Harga seekor llama tidak begitu tinggi, emas di saku Leon lebih dari cukup untuk menebusnya. Namun, Zye merasa sangat terhina jika ia harus membeli sesuatu. Apakah class pencuri yang ia ambil hanya untuk pajangan toko?! Ia bersikeras untuk mencuri seekor llama gemuk dengan bulu-bulu putih bersih. Tinggi dan berat llama ini cukup proporsional, cukup untuk menanggung berat orang dewasa di atasnya. Sebagai orang yang memiliki niat untuk membeli secara jujur, Leon tidak menolak saat rekan satu timnya dengan profesi minus ingin melakukan perbuatan dosa terang-terangan di siang bolong. Akan tetapi bukan berarti dia suka beberapa hal membuat rencana mereka yang tadinya ingin pergi ke Portal Quest tertunda. Sebagai kepala proyek, ia tahu bahwa jika NPC pemilik peternakan menemukan mereka sedang bekerja keras mencuri llama-nya, mereka akan dipaksa untuk menjadi pekerja gratis di peternakan selama 2x24 jam. Mereka akan tertinggal begitu jauh dari pemain lain. Mereka bertiga memutuskan mendekati Zye yang sudah mandi keringat. Ia duduk di tanah sambil memeluk kaki llama yang tampak acuh tak acuh. Seperti seorang anak durhaka yang meminta ampunan kepada ibunya. "Ayo cepat, kita harus segera melakukan quest." Leon mendesak. "Tapi dia masih tidak mau bergerak." Zye mengadu dengan putus asa. "Ambil sesuatu dari kantongmu, pasti ada yang berhasil." Seperti mendapat wahyu, Zye langsung tercerahkan. Ia merogoh ke dalam kantongnya dan mengeluarkan berbagai jenis barang. Kyla menggigil di samping sambil memperhatikan, kantong tuxedo macam apa yang bisa menyimpan setumpuk barang-barang ini? Sepatu, karung, bahkan ada linggis. Setelah menumpuk segunung rongsokan di depannya, Zye akhirnya menemukan sebuah kaleng berisi air. Di deskripsinya tertulis; untuk menjinakkan hewan dan memekarkan bunga di luar musim. Ia menarik penutup kaleng dan meletakkanya di depan llama. Menatap air, llama itu hanya mendengus dingin. Apakah Yang Mulia ini mau minum sambil merendahkan kepala? Zye yang tak memiliki kemampuan Animal Communicator tidak bisa menerjemahkan isi hati llama itu. Ia tampak frustrasi. Leon menghela napas. Tampaknya pilihan tanpa berpikir untuk setim dengan Zye adalah kesalahan besar. Bocah ini hanya membuat kekacauan tanpa menggunakan otaknya sama sekali. Leon yang mendengar suara pemilik peternakan semakin dekat, memilih untuk turun tangan. Ia mengambil kaleng air dan mengangkatnya ke mulut llama, memaksanya minum. Kalau hewan ini penurut, perlukah mereka sampai memakai trik untuk mencurinya? Hewan itu tiba-tiba meringkik dengan kencang, mengejutkan mereka. Suara tapak kaki mendekat dengan cepat. Leon tersentak, "Lari!" serunya. Mereka berlari secepat kilat. Keempatnya berduyun-duyun memasuki hutan kecil di sebelah peternakan dan menebas dahan-dahan liar. Di belakang mereka langkah kaki terdengar mendekat. Ada aliran sungai dengan air setinggi mata kaki di depan. Di baliknya, barisan pohon apel berbuah lebat. Leon memimpin mereka memasuki kebun apel dan berlari dan berbelok beberapa putaran. Saat mereka berhenti karena kehabisan napas, sudah tidak ada satu jejak pun yang mengejar mereka. "Oh, syukurlah," Pekik Kyla. "Aku pikir kita bakal tertangkap." Aluna menarik napas dengan cepat. Jantungnya menderu kencang. Sebagai b***k korporat, sangat jarang baginya untuk berlari-larian seperti ini. Tiba-tiba, ada suara ringkikan di belakang, mengejutkan semua orang. Kyla dan Zye melompat di tempat, Aluna mundur selangkah, dan Leon menjadi waspada. Saat mereka menoleh, pelakunya keluar dari balik bayang-bayang. Seekor llama gendut yang tadi mereka curi. "Dia mengikuti?" Zye tidak bisa menahan kebingungan. Dia sudah bersusah payah mencoba membunuh llama itu sampai hampir menyembahnya, tapi sekarang llama sombong ini ikut secara sukarela. Apa dia seorang tsundere?! "Itu karena air kaleng yang tadi ia minum," jelas Leon. "Meski hanya setetes, selama masuk ke mulutnya, ia menjadi patuh." Mata Zye berkilat. Ia mendekat dengan bahagia ke llama dan mencoba menyentuhnya. Llama meringkik kembali dan menghindari Zye. Zye mencoba kembali. Llama menghindar kembali. Zye maju selangkah. Llama mundur selangkah. Hal bodoh ini berlangsung beberapa kali. Dengan bingung, Aluna bertanya "Kenapa dia masih tampak belum jinak?" "Ah, itu karena dia hanya mengakui orang yang memberinya minum." Jadi bisa dibilang, llama ini hanya mengakui Leon. Mendengar ini, Zye berbalik dengan wajah menyedihkan. Ia tampak sangat teraniaya. Bukankah air kaleng adalah barang-barangnya? Bagaimana Leon yang mendapat keuntungan? Leon tanpa malu melambai dengan dua jari ke llama itu, seperti kerbau yang dicucuk hidungnya, llama itu patuh tanpa perlawanan. Melihat hal itu Zye merasa makin teraniaya. Ia serasa seperti dimanfaatkan, tetapi tidak mampu membela diri. Lihat, Leon bahkan tidak perlu bergerak satu langkahpun tapi llama itu dengan patuh mendekatinya. Sesampainya di depan Leon, llama itu meringkik kecil dan merendahkan tubuh, meminta di belai. Zye menadanganya dengan kesal. Llama ini tipe murahan, hanya melihat pemuda tampan. Semua ini hanya masalah ketampanan! Melihat ke sekitar, Aluna bertanya dengan ragu, "Ngomong-ngomong dimana kita?" Leon masih mengelus peliharaan barunya menjawab, "Kebun apel. Jika kita mengikuti aliran sungai terus ke hulu, kita akan segera sampai ke Portal Quest." "Kalau begitu kita harus segera. Sebentar lagi akan gelap, akan sulit bila kita masih di perjalanan saat malam tiba." Leon mengangguk dan memberi kode llama barunya untuk mengikuti. Mereka berjalan menyusuri pinggiran sungai. Disepanjang jalan, Aluna mencoba berdiskusi dengan Leon tentang pembentukan party. Leon, yang merasa memungut seorang bocah dari pinggir jalan menatap Zye sejenak, dan memberikan Aluna anggukan. Setidaknya Aluna tampak lebih bisa diandalkan dibandingkan mengambil resiko hanya berdua dengan Zye. Dia takut Zye akan mengacaukan quest mereka, jadi memasuki quest dengan anggota party lengkap lebih baik. Hanya saja, anggota mereka kurang. Satu party harus berjumlah 5-10 orang. Mereka harus menarik orang lain agar party bisa terbentuk. Memikirkan ini, Aluna mengingat Ezra dan Bimbo. Meski keduanya tampak tak begitu diandalkan, tapi lebih baik dibandingkan mengambil orang secara random. Setidaknya mereka tahu keduanya bukan orang jahat. Aluna segera menghubungi keduanya lewat fitur pesan. Kabar baiknya, kedua orang itu ternyata masih belum memulai quest. Mereka berdua setuju dengan cepat dengan pengaturan party ini. Akhirnya mereka semua sepakat bertemu di Portal Quest. Saat mereka berempat dan seekor llama sampai di Portal Quest, kedua orang itu sudah sampai di sana dan berdiri satu di utara dan satu di selatan, bertingkah seperti orang asing. Aluna menarik napas. Nah, selama mereka bisa menjaga sikap dan tidak berkelahi, harusnya baik-baik saja.

Great novels start here

Download by scanning the QR code to get countless free stories and daily updated books

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD