Mencuri Seekor Llama

1047 Words
Bab 8 : Mencuri Seekor Llama Pemuda itu menatap Leon dengan ragu, kemudian berkata "Apa kau sudah mencapai syarat untuk membuka quest?" Leon mengangguk. "Ya, sudah memiliki lebih dari yang aku butuhkan." Pemuda itu berkata, "Tapi aku masih kekurangan. Aku harus melakukan beberapa putaran task lagi. Apa kau mau menungguku?" "Baiklah." Leon menjawab, "ayo saling menambahkan teman dulu." "Em. Aku Zye. Class ku pencuri." ia memperkenalkan sambil bertukar ID dengan Leon. Sekelompok penonton di sisi lain menatap dengan iri. Mereka juga mau setim dengan Leon yang dapat diandalkan. "Kau pencuri?" Bimbo bertanya dengan heran. "Memangnya ada ya?" "Ada," jawab Aluna. Ia ingat di saat dia sedang memilih class bahwa profesi pencuri memang ada. Meski sejujurnya, ia tidak begitu mengerti fungsi profesi ini di dalam game. Mungkin hanya untuk memeriahkan suasana. "Karena profesiku sendiri sudah pencuri, jadi kalian semua tidak boleh komplain. Itu wajar jika aku menginginkan poin dan emas orang lain." Zye membela diri. Bagaimana pun, itu salah game ini yang menciptakan class pencuri. Dia hanya mengikuti skenario dengan patuh sebagai anggota class. Leon ingat bahwa profesi ini memang sengaja mereka ciptakan untuk memberikan kejutan yang tak terduga. Sebuah karakter yang menciptakan kekacauan kan menambah kegembiraan. Tapi sebenarnya, class pencuri hanya dilengkapi dengan perlengkapan maling kelas atas. Tidak ada kewajiban membunuh karakter lain. Jadi Zye yang berani mengacaukan pemain lain masih menarik minat Leon. Sebagai Kepala Proyek, berada di sebelah masalah lebih baik untuk peninjauan langsung dari pada hanya bermain aman. Mereka berpisah sesampai di Desa Dalmig. Untuk step terakhir ini, Aluna dan Kyla berhasil dengan mulus. Selanjutnya, mereka berencana untuk kembali ke desa pemula dan membeli token untuk membuka quest. Para pemain yang masih mengerjakan task tersisa sangat sedikit. Kebanyakan mereka adalah orang-orang yang bermain dengan santai dan berjalan-jalan menikmati suasana indah yang diciptakan dalam game. Bagaimana pun juga, proyek beta testing tidak terburu-buru. Quest bisa dibuka kapanpun mereka mau. Aluna merasa bahwa mereka harus beristirahat sejenak. Ia dan Kyla akhirnya memutuskan untuk logout dari game dan pergi makan siang. Mereka bertemu di kantin yang disediakan untuk para pemain dan makan sambil mendiskusikan hal-hal apa saja yang mungkin akan mereka hadapi dalam quest nanti. Setelah beristirahat yang cukup, Aluna dan Kyla kembali memasuki permainan. Saat seseorang logout, tubuh avatar mereka tertinggal dalam posisi yang sama dengan terakhir kali mereka berada. Di atas kepala pemain ada tulisan "Offline" yang melayang. Selamat logout, pemain tidak dapat diserang ataupun dibunuh. Tapi demi keamanan, Aluna dan Kyla meninggalkan karakter mereka di dalam salah satu kamar di penginapan. Sekembalinya dari offline, Aluna dan Kyla turun dengan membawa token untuk membuka quest. Selama proses istirahat dan makan siang, Aluna sudah membaca beberapa panduan lagi. Sedikit banyak, ia mulai memahami hal-hal. Seperti membuka quest, ada 2 cara yang berbeda. Cara yang pertama adalah memasuki quest secara random. Mengerjakan quest tidak sama dengan mengerjakan task. Task bisa dilakukan sendirian, tapi quest selalu membutuhkan 1 party atau satu grup. Satu grup bisa terdiri dari 5-10 orang. Dia dan Kyla bisa melewati portal sendirian dan menerima siapapun jenis rekan tim yang akan diatur oleh sistem sebagai rekan satu party mereka. Cara yang kedua adalah dengan membentuk party sendiri. Mereka bisa mencari 5-10 orang anggota dan mendaftarkan diri sebagai kelompok untuk memasuki quest. Semua anggota akan memasuki quest yang sama dan menyelesaikan misi bersama-sama. Aluna berdiskusi dengan Kyla sementara waktu dan menemukan bahwa setiap cara memiliki kekurangan dan kelebihannya sendiri. Setelah disimpulkan, cara pertama memiliki resiko lebih besar. Memasuki party secara random bukan hanya bisa dicocokkan dengan rekan setim yang buruk, tapi semua anggota party memiliki status free, yang artinya, setiap anggota tidak memiliki keterikatan satu sama lain. Jadi dalam satu party, seseorang bisa menang, dan yang lain bisa gagal. Untuk cara yang kedua, akan memiliki resiko lebih kecil. Memasuki quest dengan kelompok yang sudah diatur sendiri sebelumnya akan membuat setiap anggota saling terkait. Bahkan jika diakhir hanya satu orang yang berhasil, seluruh party akan dinyatakan menang. Namun masalahnya, siapa anggota lain yang akan mereka rekrut? Portal masuk quest berada di tenggara penginapan. Ada jalan setapak memanjang dengan berbagai pohon rindang berwarna oren keemasan memayungi kedua sisinya. Melewati padang rumput hijau yang membentang, dan sebuah peternakan. Aluna dan Kyla berencana untuk melihat terlebih dahulu, lalu memutuskan rencana di tempat. Jika tidak ada pilihan lain, mereka hanya akan melakukannya secara random. Tapi jika mereka bisa melihat seseorang atau siapapun yang tampaknya cukup mampu, mereka akan mencoba untuk melakukan perekrutan di tempat. "Ssst! Tenanglah. Jangan berisik!" Aluna menoleh. Ia bertatapan dengan Kyla, saling mengirim kode, lalu melangkah dengan pelan mendekati sumber suara. Di balik peternakan, mereka menemukan Zye kembali membuat ulah. Dia sedang mencoba menyeret seekor llama dengan sekuat tenaga. Lama itu tak bergeming. Hanya menatap Zye dengan pandangan meremehkan. Tak jauh dari sana, di bawah sebuah pohon besar Leon sedang menonton penuh minat. Melihat pemandangan itu, rambut Kyla langsung berdiri. "Ap… apa…. Apa yang kau lakukan?!" Zye langsung menerjang menutup mulutnya dengan satu tangan, dan tangan lainnya di letak di depan bibir. "Ssst! Jangan keras-keras, nanti kita ketahuan." Kyla, yang sedang blank mengangguk kaku. Setelah yakin Kyla tidak akan membuat keributan lagi, dia menarik tangannya, dan kembali membujuk llama. Aluna bertanya basa basi, "Kau ingin mencurinya?" Zye mengangguk masih sambil memberi isyarat diam. Aluna mengalihkan pandangannya kepada Leon, kemudian mendapat sebuah ide bagus. Sambil menarik Kyla, ia mendekati pemuda yang tampak tak terhubung dengan sekitarnya itu. "Sedang menonton pertunjukan?" Aluna menyapa. Ia ikut berdiri di bawah pohon rindang yang membuat payung dengan daun-daunnya. Leon melirik sekilas, lalu tersenyum ramah. "Ya, pertunjukannya bagus. Aku yakin sebagai class pencuri ia memiliki sesuatu di kantung tuxedo-nya untuk membuat llama itu menurut, tapi ia malah memilih untuk menjadi pekerja otot." Aluna tertawa kecil, "Mungkin inilah alasannya kenapa dia selalu gagal melakukan pencurian, triknya tradisi lama. Dia harus upgrade." Aluna ingat Zye juga gagal mencuri poin dan emas pemain lain di Tebing Curam. Mungkinkah sebagai pencuri ia lebih suka cara-cara tradisional? Leon berkata sambil bercanda, "Tebak berapa lama lagi ia sadar kalau ia memiliki alat-alat yang menunjang profesinya?" Aluna pura-pura berpikir, "Aku lebih suka untuk memberitahunya mengingat pemilik peternakan tampaknya sudah sadar." Theater Kecil : Zye : Hari ini aku mencuri seekor llama! Aku akan memulai jalanku sebagai pencuri no. 1 di game ini! Aluna : Hentikan omong kosong, dan mulai pelajari skill profesimu dengan benar! Zye : Kenapa tidak ada yang mempercayaiku?!
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD