Bab 1

1078 Words
Lucy meletakkan koper nya di dekat lemari. Dia sangat lelah untuk langsung merapikan baju bajunya ke dalam sana. Tubuh yang lebih besar dari 3 tahun lalu itu di hempaskan ke atas tempat tidur yang empuk. Lucy mendesah membuang rasa lelahnya. Dia memejamkan mata tapi bayangan pria di bandara tadi langsung muncul. Itu siapa ya? Atau memang salah orang? Atau sebelumnya dia mengenal pria itu? Tapi kenapa tidak ingat? Lucy duduk kembali mengambil ponselnya. Dia belum medaftarkan kartunya jadi untuk saat ini belum bisa menelfon siapa pun. Besok dia akan mengajak Felix, besok kan akhir pekan pasti tunangannya itu libur. Lucy menghampiri tante Yuna. Mama Felix. Wanita paruh baya itu terlihat menggendong bayi perempuan usia sekitar satu tahun yang begitu cantik. "Tata kecil datang!" Seru Lucy girang melihat anak Tiara yang begitu menggemaskan. Tiara sendiri ibu dari anak kecil itu sedang membuat s**u di dapur dia tertawa kecil melihat calon adik iparnya itu bermain dengan Tata. "Sini ikut tante muda" ucap Lucy yang sudah mengambil alih bayi kecil itu dari gendongan Tante Yuna. Tata menatap Lucy dengan kedua bola mata besarnya. Keimutan Tata membuat Lucy tidak bisa menahan diri untuk tidak memberondongi pipi tembem tata dengan kecupan sampai bayi itu merasa takut dan menangis. Lucy bingung mau melakukan apa saat Tata menangis di gendongan nya, akhirnya dia memberikan bayi itu pada tiara. Tiara menggelengkan kepala menatap Lucy yang hanya nyengir kuda tanpa rasa bersalah. "Oh ya kak. Biasanya Felix pulang jam berapa?" Tanya Lucy, gadis itu mengikuti Tiara yang duduk di sofa. Tata putrinya mencengkeram baju Tiara, seperti nya bayi itu takut dengan Lucy. Tiara melihat jam dinding yang menunjukkan pukul empat sore. "Biasanya sih sudah pulang kalau jam segini" jawab Tiara sambil memberikan botol s**u bayi pada anaknya. Tata meminum s**u nya sambil melirik Lucy, saat Lucy menatapnya balik sambil tersenyum bayi itu memalingkan wajah. "Aduh gemasnya" ucap Lucy gregetan. Tiara langsung menjauhkan anaknya dari Lucy sebelum gadis itu membuat Tata menangis lebih keras lagi. Lucy langsung memanyunkan bibirnya. "Kenapa Tata imut banget sih. Kan aku jadi gemas" "Lucy nanti Tata nangis" tegur Tiara. Lucy tidak mendengar dan terus mengganggu Tata sampai tiba-tiba Felix datang dari belakang menjauhkan Lucy dari bayi yang sudah hampir menangis itu. "Tata..." seru Lucy mendrama sedangkan Felix menarik tunangannya itu menjauh. Tiara mendesah lega. Hampir saja anaknya menangis lagi. Dia kembali menepuk nepuk b****g bayinya agar kembali tenang. Tiara tidak mengira kembali nya Lucy dari jerman sangat mengubah sifat gadis yang pernah ia kenal dulu itu. Dari yang lugu menjadi barbar, Tiara tersenyum geli, bagaimana nanti Felix menghadapi calon istrinya itu ya? ____ Felix menutup pintu lalu memeluk Lucy erat untuk melepaskan rasa rindunya pada tunangannya ini. "Kamu gak bilang sih mau pulang ke indo" ucap Felix. Lucy tertawa kecil. "Mau buat kejutan sama kamu" jawabnya. Felix melepaskan pelukan mereka sebelum mengecup bibir Lucy yang sudah menemaninya sejak tiga tahun ini. Lucy melingkarkan tangannya di leher Felix. Cowok itu sedikit mengangkat Lucy sambil memperdalam ciumannya. "Ih kamu bau keringat!" Lucy tiba-tiba langsung mendorong Felix. Tunangan Lucy itu tertawa kecil dan menarik Lucy ke pelukannya lagi. "Andai aja aku gak ambil cuti gara-gara ikut ngurusin kantor pasti sekarang udah wisuda bareng sama kamu" ucap Felix menyesal. "Jangan peluk peluk lagi. Sana mandi kamu bau" Lucy menutup hidungnya sambil mendorong Felix. Saat Felix kembali akan memeluknya, Lucy melotot tidak terima. Felix mengacak rambut Lucy gemas dengan kekehan gelinya lalu pergi ke kamar mandi. Lucy di tinggal sendiri di kamar Felix. Matanya melihat dekorasi kamar Felix yang sama sekali tidak berubah hanya seprai saja yang berganti warna sisanya tak berubah. Kaki Lucy berjalan ke arah laci yang dekat dengan tempat tidur dia membuka laci dan mengeluarkan sebuah album foto. Semua foto kenangan nya bersama Felix ada di sana. Meskipun sejak kecelakaan yang pernah Lucy alami dia tidak ingat kapan foto itu pernah di ambil. Lucy tersenyum melihat foto dari album itu. Ada foto yang di ambil dengan pose lucu, fotonya yang di gendong felix. Dan masih banyak lagi. Tapi dari semua foto itu lucy sama sekali tidak ingat. Pintu kamar mandi di buka disana dia melihat tunangannya keluar dengan sebagian badannya di lilit handuk. Astaga sejak kapan Felix punya roti sobek di perutnya?. Felix berjalan menghampiri, Lucy bisa menghirup aroma sabun dan parfum bercampur di badan Felix saat cowok itu duduk di dekatnya. "Ah ternyata selama dua bulan ini kamu sering nge-gim ya. Badanmu lebih berisi dari sebelumnya" celetuk Lucy. Felix tergelak dan langsung tertawa. "Tapi kamu suka aku yang kayak gini kan?" goda Felix. Lucy memanyunkan bibirnya "Iya suka sih suka tapi gimana kalau ada cewek yang deketin kamu?" Felix tersenyum gemas, dia menarik lucy dan menjepitnya di balik ketiaknya. "Aku cuman punya kamu doang. Kalo ada cewek deketin aku bakal aku tendang dia" katanya. "Ih bohong! Buktinya dulu itu siapa ya namanya aku lupa. Dia ngejar ngejar kamu tuh tapi kamu nya yang malah lari dari dia" Dumel tunangan felix itu. "Maksudnya Maya? Nah itu anak kan memang rada gak waras masa iya aku ladenin orang begitu kan gak mungkin" Lucy berdecih sambil melepaskan lengan felix dari lehernya beralih dirinya yang memeluk sebagian perut Felix yang belum memakai baju itu dari samping. Dia sedikit mendongak "Tadi ada cowok manggil aku di bandara tapi aku gak kenal sama dia tapi masa dia tau namaku" ucap Lucy. Seketika Felix merasa tubuhnya beku. Jangan bilang yang di maksud Lucy adalah Gama? Mereka tidak boleh bertemu, bukan Felix bermaksud menjauhkan mereka berdua tapi jika sampai ingatan Lucy kembali Felix takut akan ada pendarahan otak yang akan Lucy alami. Itu membuatnya takut. Karena memori sedikit saja yang Lucy ingat maka perempuan itu selalu mengeluhkan rasa sakit pada kepalanya. Dan lagi Felix juga masih dendam dengan Gama. Dia juga ingat bagaimana Gama selalu memperlakukan Lucy secara tidak adil. Dan sekarang Felix ingin melihat bagaimana rasa penyesalan Gama setelah tau Lucy sudah tidak mengingat nya lagi. Bukannya dari dulu memang itu kemauan Gama kan? "Mungkin salah orang kali" jawab Felix. Lucy mengangguk "Aku juga berpikir begitu. Lagian aku gak kenal dia juga kok tapi orang nya ganteng loh" ucap Lucy. Felix menarik hidung Lucy. "Kamu ngomong apa pas dia manggil kamu?" tanya Felix mengoreksi karena jangan sampai Gama mengatakan yang sebenarnya pada Lucy. "Ya aku bilang aja sama dia kalo salah orang. Abis itu aku sama tante yuna pergi" Jawab lucy. Cowok di sampingnya tanpa sadar mendesah lega. Felix mengusap usap rambut halus Lucy yang sekarang di pirang mengikuti trend yang ada di jerman. Cowok itu mengecup singkat kepala yang ada tepat di bawah dagunya. "Awas ya kalau ketahuan kamu main sama cowok lain. Aku gak akan tinggal diem nanti" Lucy terkekeh dia mengeratkan pelukan nya pada Felix. "Iya tau kok kalau kamu tunangan aku" katanya sembari menghirup aroma maskulin di tubuh felix. ______ Aku suka baca komen kalian dan lebih suka kalau ada yang bantu promosiin cerita ini hehe
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD