bc

Kenali Aku!

book_age12+
11
FOLLOW
1K
READ
HE
fated
mate
goodgirl
powerful
brave
drama
spiritual
sacrifice
Neglected
like
intro-logo
Blurb

Seberat apapun keadaanmu, jangan pernah kau biarkan seorangpun membuatmu merasa bahwa kamu tidak pantas mendapatkan apa yang kamu inginkan.

~Arumi Indah Gumilar

Sekuat apapun kau menghampiri, yang pergi tetaplah pergi.

Sekuat apapun kau berlari, yang datang tetaplah datang.

~Farhan Abqary

Ketika kamu memilih membatasi dirimu sendiri, itu bukan untuk menjauh dari keramaian. Hanya saja kau ingin tau siapa saja yang cukup peduli mendekatimu.

~Raihan Al-Faruq

Kehidupan ini begitu amat indah, hingga kita lupa bahwa nyatanya kita akan berpindah. Allah selalu memberikan yang terbaik dari apa yang kita minta, dengan bentuk yang lebih baik dari harapan-harapan kita, bahkan dengan cara yang lebih baik dari dugaan kita.

Seperti halnya Arumi, seorang wanita cantik yang bernama lengkap Arumi Indah Gumilar. Dia hidup sebatang kara setelah diusir oleh paman serta bibinya semenjak lulus SMA.

Perjalanannya selalu dipenuhi lika-liku kehidupan. Namun semua tidak membuatnya menyerah, bahkan dia berusaha kuliah dari hasil jerih payah. Sampai akhirnya Arumi menaruh rasa kepada pemuda yang penuh wibawa. Namun cintanya hanya di buat guyonan semata. Hanya karena harta semua dianggap tidak pernah bermakna.

Semua berawal dari perbuatan baiknya menolong seorang ibu. Tanpa dia duga bahwa kebaikannya membuat dia menikah secara mendadak dengan Farhan Abqary seseorang yang angkuh dan sombong.

Akankah Arumi akan menemukan keajaiban dalam pernikahan yang berlandaskan paksaan?

Ataukah dia akan lelah dengan kata menyerah?

chap-preview
Free preview
Prolog
~Biarkan nasib yang mengikuti kalian, karena di balik kata nasib, ada kehendak Tuhan yang meridhoi~ *** Hari ini langit nampak begitu ceria, tidak ada awan hitam yang menghalanginya. Dia nampak berseri menyapa insan di bumi yang di dampingi matahari. Seperti suasana hati Arumi, gadis yang baru saja mendapatkan surat kelulusan dari sekolahnya. Bernama lengkap Arumi Indah Gumilar ini terkenal dengan anak yang ramah juga cerdas. Dia nampak bahagia dan berlari menuju rumah Paman dan Bibinya. Arumi adalah seorang anak sebatang kara, dia ditinggal oleh kedua orang tuanya ketika dia masih kecil dalam kecelakaan maut. Kejadian itu membuatnya menyandang status sebagai anak yatim piatu. sekarang dia tinggal di rumah Paman dan Bibinya. "Assalamualaikum, Paman!" Ucap Arumi menyalami Pamannya yang sedang melayani pembeli. Paman dan Bibinya adalah seorang penjual sayuran segar, pekerjaan itu sudah berjalan selama 10 tahun. "Wa'alaikumussalam. Tumben kamu pulang cepat!" Ucap Pamannya mendekat. "Ayo ganti baju, bantu Paman beresin sayuran ini untuk di kirim ke kampung sebelah." Sambung Pamannya. Arumi segera ke kamar untuk mengganti baju dan segera membantu Pamannya. Padahal Arumi ingin sekali memberitahukan prestasinya yang dia dapat di sekolah. Namun, Arumi mengerti mungkin ini memang belum waktu yang tepat. "Sudah beres?" Tiba-tiba Pamannya datang menghampiri Arumi yang sedang membereskan sayuran. "Sedikit lagi. Paman, ini tomatnya di masukin semua?" Tanya Arumi bingung yang dibalas anggukan oleh Pamannya. Setelah selesai membantu membereskan sayur, Arumi hanya diam. Dia tidak berkata ataupun melakukan sesuatu. Hal itu membuat Pamannya merasa aneh. "Kamu kenapa?" Tanya Pamannya "Ada yang mau Arumi sampaikan kepada Paman." Jawabannya dengan rasa ragu. "Ya sudah, katakan saja. Kenapa mesti bingung kaya begitu." Jawaban Pamannya membuat Arumi sedikit memiliki kekuatan. "Arumi mendapat juara umum di sekolah. Arumi juga mendapat nilai ujian tertinggi." Ucapnya mantap. "Bagus dong. Kabar baik kaya gini gak perlu malu-malu bilang sama Paman. Lalu, kamu rencana mau kerja dimana?" Pertanyaan pamannya bukanlah sesuatu yang Arumi harapkan. Bukan pertanyaan itu yang dia ingin dengar. "Kata kepala sekola, Arumi bisa masuk Universitas Negeri." Ucapnya bersemangat. "Arumi mau kuliah. bolehkan, Paman?" Ucapnya mantap. "APA, KULIAH?" Ucap Bibinya yang secara tiba-tiba datang dari dalam rumah. "Kamu mikir gak sih, Arumi. Kamu itu orang gak punya. Gak perlulah ada acara kuliah segala. Mau pake uang hasil maling!" Perkataan Bibinya itu membuat Arumi tidak bersemangat, keinginannya untuk melanjutkan pendidikan tidak mendapat dukungan. "Tapi, Bi. Arumi yakin pasti bisa. Rezeki bisa di cari yang penting kita usaha dulu." Arumi masih tetap dengan pendiriannya. "Enteng banget ya, kamu ngomong. Kamu pikir usaha itu gampang! Kamu tinggal di sini saja itu sudah buat saya pusing. Beras itu mahal. Kamu hanya tinggal makan. Sekarang bilang mau kuliah. Mau bunuh kami, hah?" Ucapan Bibinya itu terasa seperti bawang merah di depan mata, membuat Arumi tidak bisa menahan air mata. "Bukan seperti itu, Bi. Arumi bisa cari----" ucapannya tiba-tiba di potong oleh Pamannya. "Menurut Paman, kamu sudahlah tidak perlu kuliah. Kita makan juga sudah pas-pasan, apalagi kalau kamu kuliah." "Tapi, Arumi ingin sekali kuliah. Arumi yakin kok, rezeki itu pasti ada yang penting kita ada kemauan." Ucapan Arumi masih dengan keinginannya. "Arumi, kamu itu tidak bisa di kasih tau sama orang tua, ya. Kamu itu hanya menyusahkan kita saja. Kamu sadar gak sih, selama ini kamu hanya nambah beban buat kami. Kamu itu cuman numpang." Perkataan Bibinya itu begitu sangat pedas. Arumi sadar dia hanya numpang, dia juga tau jika dia disini hanya numpang gratisan. Tetapi tidak ada sedikitpun pembelaan yang terlontar dari Pamannya. "Nih, barang-barang kamu semua sudah Bibi beresin. Sekarang kamu pergi, gak perlu tinggal disini lagi. Kamu mau kuliah kan, silahkan!" Bibinya mendorong Arumi dan melempar kasar barang-barang milik Arumi. Dia tidak mengira jika keinginannya membuat dia di usir dari rumah mereka. Dia tau jika dia hanya menyusahkan mereka, tetapi Arumi sudah tidak punya siapa-siapa lagi selain mereka. "Baiklah, Arumi pamit. Tapi Arumi mohon beritahu Arumi kuburan orang tua Arumi." Ucapnya dengan berlinang Air mata. "Kuburan orang tua kamu dulu ada di sebuah tanah yang kini telah di bangun perusahan diatasnya." Ucap Paman Arumi yang merasa tidak tega melihat Arumi yang harus pergi dari rumah. "Ini adalah kalung peninggalan mereka. Ambilah!" Arumi mengambil kalung yang memakai huruf 'G'. Arumi tidak pernah tau poto kedua orangtuanya, dia juga tidak pernah tau dimana kuburan mereka. Dengan adanya kalung itu, Arumi merasa sedikit menghilangkan rasa rindu kepada kedua orangtuanya. Tidak pernah terbayangkan sebelumnya oleh Arumi, jika keinginannya melanjutkan pendidikan membuatnya di usir dari rumah Paman dan Bibinya itu. Mereka adalah satu-satunya keluarga yang dia punya, tetapi kini semua hanya tinggal cerita. Arumi memiliki sedikit tabungan dari sisa uang jajan yang Pamannya berikan. Jika ini adalah jalan terbaik dari Tuhan untuk Arumi, dia mencoba ikhlas. "Ayah, aku tidak pernah melihat sosok diri mu, aku tidak pernah merasakan sentuhan hangat seperti yang teman-teman ceritakan. Bunda, aku tidak pernah tau kecantikan yang kamu miliki, aku tidak pernah tau rasanya di belai lembut seperti halnya temanku bercerita. Jika kalian ada di surga, dapatkah kalian melihat aku yang sendirian disini tanpa sanak saudara. Jemputlah aku, aku tidak mau sendirian disini" Arumi terus berjalan dan menangis di bawah guyuran hujan. Kini dia tidak tau arah tujuan. Jika hidup akan sesulit ini, Arumi akan memilih untuk tidak selamat saja dalam kecelakaan itu. Jika hidup serumit ini, Arumi akan memilih untuk tidak ditakdirkan ada. Tapi, hidup adalah misteri, semua sangat penuh dengan teka-teki. Tidak ada yang tau seperti apa dan bagaimana nasib seseorang itu akan abadi. Arumi terus berjalan sampai akhirnya dia melihat sebuah pengumuman lowongan pekerjaan dari grup w******p. Di sana tertera bahwa di butuhkan seorang pelayan restoran dan khusus wanita. Arumi segera mencari alamat yabg tercantum di dalam pengumuman tersebut. "Mulai lusa kamu boleh langsung bekerja di sini, tapi kamu hanya malam hari saja." Ucap pemilik restoran "Iya, Pak. Terimakasih!" Arumi sangat bersyukur bisa di terima kerja di tempat tersebut. Dengan itu dia bisa mengumpulkan uang untuk biaya kehidupannya. Arumi juga melihat pengumuman sebuah lowongan kerja menjadi pelayan restoran di tempat lain. Dia mencoba melamar kembali, Arumi pun di terima di tempat itu dengan waktu pada siang hari saja. "Alhamdulillah, aku bisa membagi waktu kalau begitu." Hidup ini begitu amat indah, penuh misteri dan teka-teki. Membuat kehidupan ini nampak indah memang tidak mudah, namun tidak ada hal yang tidak mungkin untuk terjadi di dunia ini selagi kita mengerti arti sebuah kesungguhan dalam diri. .

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

Hasrat Meresahkan Pria Dewasa

read
29.4K
bc

TERNODA

read
198.2K
bc

B̶u̶k̶a̶n̶ Pacar Pura-Pura

read
155.6K
bc

Sentuhan Semalam Sang Mafia

read
187.7K
bc

Dinikahi Karena Dendam

read
233.3K
bc

Setelah 10 Tahun Berpisah

read
29.6K
bc

My Secret Little Wife

read
131.8K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook